PortalRenungan
Saya ingin mengajak saudara untuk merenung sejenak dan mencoba untuk mengakui bahwa kita terkadang atau bahkan kerap kali tidak jujur untuk alasan yang menurut kita baik, padahal kesalahan itu ya kesalahan, bohong ya bohong, dusta ya dusta tetap saja salah untuk tujuan kebaikan sekalipun. "Jujur atau tidak kan orang tidak akan tahu, yang penting tidak menyakitkan orang?", tapi benarkah hati nurani kita juga tak akan sakit ketika kita dusta? hati nurani akan diam ketika kita dusta? gak tuh, hati nurani akan terus ngoceh sampai kita tak lagi sanggup berdusta, sampai kita mengakui meski tak terucap bahwa kita dusta, ya ALLAH ampuni dusta kami.
Mungkin saudara masih ingat dengan sebuah lagu yang berjudul "Jangan ada dusta diantara kita". Terus bagaimana?, Kalau kita yang di bohongin. Orang bijak mengatakan “Sahabatku, menilai seseorang baik atau tidak, jujur atau tidak, tulus atau tidak itu HAK ALLAH, dan jangan sekali kali mengambil hak ALLAH” iya seharusnya kita tidak perlu mengkhawatirkan apakah ada dusta atau tidak... Yang harus kita khawatirkan adalah sudahkah kita jujur, bukan sudahkah si dia jujur. Biarlah ALLAH yang menilai sepenuhnya bukan? Sebab memang terlalu rumit untuk kacamata manusia, dimensi manusia yang hanya mampu melihat sebatas mata memandang tak bisa menembus hati nurani yang selalu jujur itu, manusia dengan kemampuan pikir, hanya boleh berasumsi, boleh mengira-ira tapi dengan tetap menghidupkan kesadaran bahwa: ALLAH lah yang maha mengetahui.
Saudaraku, haruskah kita gelisah dengan dusta ucapan orang lain ke kita? Jawabnya tidak perlu, biar ALLAH yang menilai karena TUGAS KITA ADALAH JUJUR, bukan menilai orang jujur atau tidak, toh di hati orang yang berdusta akan bersemayam ketidak nyamanan, akan bermukim kegelisahan, karena si pendusta pasti tahu, ALLAH maha Melihat, maha Mendengar dan mencatat semua dusta itu.
Kebayang tidak betapa malunya ketika kita sedang mengoceh dusta dan sadar ALLAH lagi mendengar, duh ! malu banget sama ALLAH itu yang bikin gelisah.
Jadi yang harus jujur itu diri sendiri, bukan menunggu orang jujur dulu ke kita baru kita jujur ke orang lain. Sebab kita yang akan bertanggung jawab terhadap kejujuran atau ketidakjujuran kita di mahkamah ALLAH nanti. Ya, diri ini bukan orang lain. Kejujuran itu mahal harganya, oleh sebab itu kita harus bersikap jujur untuk menjadi berharga. Yuk kita jujur, beri diri kita harga yang mahal karena kita mampu jujur!
No comments:
Post a Comment