Tuesday, 19 May 2015

Ilmu Ikhlas

PortalRenungan
Salah satu hal yang sering kita lupakan adalah kesadaran diri ini untuk ikhlas mengahadapi apa pun yang terjadi. Ikhlas disaat harus berangkat pagi, ikhlas disaat harus terjebak macet, ikhlas disaat harus lembur, Ikhlas disaat mendapatkan nilai bagus atau sebaliknya, ikhlas disaat diangkat atau ditunda pengangkatannya. Pokoknya ikhlas.

Ikhlas tidak ikhlas akan tetap terjadi dan akan kita jalani, kita tidak bisa menyalahkan orang lain disaat kejadian yang tidak meng-enakkan menimpa kita. Karena sesungguhnya kejadian yang kita alamai saat ini bisa jadi buah dari sikap kita pada waktu sebelumnya. Disaat kita ikhlas maka semuanya akan menjadi indah bahkan akan menjadi amalan shaleh dan menjadi point tersendiri untuk kehidupan kita. Ikhlas dalam bahasa Arab, dalam bahasa kita berari jernih atau bening. Disaat kita ikhlas, berati kita menghadapai masalah apaun dengan kejernihan atau kebeningnya jiwa, pikiran bahkan hati kita.

Pelajaran yang paling sulit selama proses hidup adalah ikhlas. Ikhlas menjadi ilmu tersulit selama perjalanan kita. Atau kita sulit ikhlas pada saat cinta kita pergi ditelan bumi, kita sulit sekali ikhlas pada saat kita harus menatap punggung cinta kita pergi meninggalkan kita, kita sulit sekali ikhlas pada saat apa yang selama ini kita miliki harus menjadi milik orang lain, kita sulit sekali ikhlas saat kita tidak lagi memiliki apa-apa lagi, kita sulit sekali ikhlas saat jiwa kita harus berada diujung keputusasaan.

Bukankah pada dasarnya yang ada hanya ALLAH, maka semuanya adalah milik ALLAH. Karena semua milik ALLAH, maka semua harus dikembalikan kepada ALLAH. Maka, ikhlas adalah memuarakan semuanya pada ALLAH. Seharusnya kita terima semua kehilangan demi kehilangan, kedatangan demi kedatangan, kemudian serahkan kembali semua kepada ALLAH.

Lihatlah "air". Air itu ikhlas, karena ia menjalankan perintah Allah untuk mengalir dari atas kebawah mengikuti grafitasi, karena tidak ada pilihan lain selain taat pada ALLAH. Bukankah ia adalah nol. Ia milik ALLAH, bagaimana ia akan membangkang pemiliknya. Seharusnya kita juga begitu dan tentunya tidak ada yang tiba-tiba kita miliki. Ikhlas juga butuh waktu, butuh kesabaran, butuh ruang, butuh dorongan jiwa.

Bagaimanapun kehendak Allah itu, bagaimanapun ketentuan Allah itu, bagaimanapun keputusan Allah itu, bagaimanapun ketetapan Allah itu, tanpa peduli dengan pujian atau makian, dalam keadaan sendirian pun, sunyi, senyap, saya harus selalu ikhlas. Ya ALLAH, ya RABB berikanlah kami keikhlasan yang hakiki, apapun takdirMu untuk kami.

No comments:

Post a Comment