Monday, 11 May 2015

Selalu Berpikir Positif Jangan Berprasangka Buruk

PortalRenungan
Bersyukur adalah satu ungkapan yang layak kita lakukan. Alhamdulillah ALLAH masih menitipkan nafas kehidupan kepada kita. Berarti kita masih memiliki waktu, kita masih punya waktu untuk berkarya, bahkan seandainya kita merasa banyak melakukan kesalahan kita masih punya waktu untuk memperbaikinya dan kembali kepada jalan yang benar. Kita awali hari kita dengan senyum yang tulus, berwajah cerah dan menyapa orang sekitar dengan hati senang dan bahagia, karena adanya mereka membuat planning kita dihari ini, Insya ALLAH akan tercapai, Amiin.

Ketika kita berpikir positif maka akan ada kekuatan positif yang mengalir dalam diri kita, jika pikiran positif ini kita afirmasikan maka akan ada kekuatan positif diluar diri kita yang akan membantu terlaksananya apa yang kita fikirkan, begitu pula sebaliknya jika kita berfikir negatif maka akan ada kekuatan negatif yang mengalir dan diri kita, dan seterusnya.

Kita diajarkan oleh kesakasih kita, Rasulullah SAW, agar senantiasa berfikiran positif. Apalagi terhadap ALLAH SWT, karenanya didalam hadist kudsi ALLAH SWT berfirman "Aku tergantung prasangka hamba ku kepadaku..." Iya respon ALLAH kepada kita dipengaruhi oleh prasangka kita kepadaNYA. Mungkin ada yang bertanya kenapa demikian?. Iya prasangka adalah buah dari keyakinan (keimanan) yang dimiliki oleh seseorang, ketika keyakinan terjaga maka pasti akan ada kekuatan besar dalam dirinya untuk tetap berusaha, bertahan bahkan berkorban demi untuk keberhasilan sesuai yang ia sangka-kan. Tetapi yang penting jangan sampai berprasangka negatif, karena itu berarti kita telah menghancurkan kesuksesan yang telah kita bangun. Apalagi jika dengan prasangka tersebut dapat menghilangkan rasa kemanusiaan kita. Na'udzubillahi mindzalik.

Saya tuliskan sebuah illustrasi sebagai berikut. "Al kisah, di perusahaan besar yang terletak di sebuah kawasan industri, di pagi hari yang indah seorang Boss memasuki ruangan tempat dia bekerja, di saat memasuki ruangan bukan main dia marah ketika melihat staff nya yang menempatkan kakinya diatas meja, seketika itu pula sang Boss tersebut menendang kaki staff tersebut....Dan apa yang terjadi saudaraku...Sambil merintih menahan sakit sang staff tersebut mengatakan "Boss Kenapa kaki saya ditendang? Padahal saya tadi habis terjatuh dari motor dan kaki saya patah" . Saudaraku,... Coba kita renungkan....Boss hilang kemanusiannya gara gara prasangka, ia memendang kaki bawahannya yang patah akibat kecelakaan, yang seharusnya tidak ia lakukan.

Di lain hari sang Boss ini mengajak meeting untuk menyikapi perkembangan perusahaan yang semakin bermasalah. Bonus tidak maksimal, Komunikasi tidak terjalin dengan baik, bahkan keuntungan perusahaan pun semakin berkurang. Disaat meeting sedang dilaksanakan tiba tiba ada seorang peserta meeting yang tak tahan dan menguap dengan sedikit suara terdengar. Sang boss ini kemudian mengatakan "Kita ini sedang meeting yang sangat penting dan sangat menentukan nasib perusahaan kalau anda gak serus keluar saja dari ruangan ini... Saudaraku apa yang terjadi...Sambil matanya berkaca-kaca orang tersebut mengatakan " Saya mohon maaf Pak, justru karena meeting ini sangat penting dan menentukan arah kebijakan perusahaan ini, saya memaksakan diri untuk datang, Semalam anak saya kecelakaan dan sekarang masih di ruang ICU belum sadarkan diri, dari malam sampai sekarang saya belum sempat tidur dan saya berusaha datang kesini karena saya tahu meeting ini sangat penting buat perusahaan. Saudaraku,... Coba kita renungkan....Boss Hilang kemanusiaanya, mengusir peserta meeting gara gara prasangka. Jadi tidak setiap yang menguap dalam meeting itu gak serius lho.

Sebuah perumpamaan lagi, bagaimana jika kita menjumpai seorang lelaki tua, dengan penglihatan yang lamur bahkan hampir buta, berjalan terpincang-pincang, sedang berdiri termangu-mangu berdiri di tepi trotoar, bermaksud menyeberangi jalan raya besar lagi riuh. Tongkatnya terlepas entah kemana. Apa yang kita lakukan bila itu adalah ayah kandung yang kita cintai sepenuh hati? Pasti, pasti dengan meluluhkan air mata memeluk hangat, menuntun beliau sampai ke seberang. Tak ada kewajiban bagi anak yang berbakti selain menyelamatkan ayah bundanya, meski tahu di hadapan pengadilan, ketuk palu hakim berkata lain. Namun, apa yang kita lakukan bila lelaki tua itu adalah lawan politik kita?, kompetitor kita?, pesaing kita?. Akankah kita mendorongnya jatuh ke riol, atau membiarkannya terjerembab di genangan selokan nan bau?

Janganlah perbedaan politis, perbedaan wadah, perbedaan agama, perbedaan garis mata, perbedaan warna kulit dan perbedaan apa pun, membuat kita kehilangan kemanusiaan kita yang beradab. Boleh kita kibarkan bendera warna-warni, namun janganlah itu menggantikan langit biru yang memayungi semua manusia.

No comments:

Post a Comment