Friday, 22 May 2015

Berhijab Pengakuan Nurani Seorang Perempuan

PortalRenungan
Jika kita perhatikan saat-saat ini sudah mulai banyak kita saksikan para perempuan mengenakan busana muslimah / berkerudung / berjilbab. Banyak juga toko-toko yang menjual busana muslimah. Mungkin banyak alasan mengapa mereka mengenakan busana muslimah. Dari alasan lahiriah saja, maupun alasan rohaniah / keagamaan.

Tetapi ada satu alasan yaitu bahwa mereka ingin pulang, kembali kepada ALLAH. Mereka mengayunkan langkah mencari ALLAH, dan langkah pertama mereka adalah mengenakan busana buslimah/Jilbab.

Jika saya ingin mendekat kepada kekasih saya maka hal pertama adalah saya harus mempercantik diri. ALLAH menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab, perhiasan seorang perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah, orang akan langsung mengenali saya bahwa saya adalah muslim karena jilbab saya, karena jika tidak maka saya tidak ada bedanya dengan yang bukan muslimah.

Kemudian tarikan-tarikan ALLAH terus membetot ubun-ubun saya untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan saya. Tanpa saya sadari, saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada sang pemilik nafas saya, tanpa saya sadari saya terbawa arus kebaikan, saya tenggelam didanau pengajian. Saya terdampar dipadang illalang yang berisi dzikir, saya bermahkotakan Al Quran dan Hadits, saya tiba-tiba sangat mencintai tahajud, saya menjadi seperti penari dalam kalimat taubah dan hamdalah.

Dalam proses selanjutnya, saya mulai meninggalkan rok mini saya, meninggalkan blus lengan pendek apalagi celana pendek saya jauh saya tanggalkan. Saya mulai berhenti mewarnai dan meluruskan rambut gelombang saya, dan entah mengapa saya merasa lebih cantik dengan membuang jauh-jauh pakaian itu. Sahabat saya bilang “Yang penting kan hati, kamu tidak perlu berjilbab pun kamu bisa menjadi baik“, sahabat saya tidak salah tapi untuk saya jilbab adalah sifat taat terhadap ALLAH dan sifat sosial saya dari menjaga diri saya terhadap tarikan-tarikan mata lelaki.

Bukankah indah akan semakin indah bila tertutup, akan menarik jika ia tidak terlihat, akan tetap menjadi misteri, yang tidak pernah akan selesai kecuali memiliki, sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan. Yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi. Tanpa hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada kerinduan. Bukankah ALLAH adalah misteri, dan tersembunyi maka kita semua merindukanNYA.

Saya tidak pernah punya jawaban mengapa saya tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab. Hanya ALLAH yang memiliki jawabannya karena saya tidak sanggup menjawab, yang pasti ketika kening menyentuh sajadah, ketika airmata tumpah saat tahajud, ketika tangan terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan, ketika titik NOL adalah titik kepasrahan saya atas semua yang ALLAH titipkan kepada saya, ketika tidak ada lagi jarak antara ALLAH dan saya, ketika jilbab saya menutup dada saya, ketika rok panjang semata kaki menjadi perhiasan saya kini, maka inilah kebahagian yang sesungguhnya saya cari kemarin.

Do'akan saya kuat dan istiqomah dengan langkah yang saya ayunkan ini. Doakan saya kuat dan istiqomah yah dengan tarian tanpa topeng ini, dengan dawai tasbih dan hamdALLAH, saya ingin berpulang dengan pakaian yang disukai ALLAH. Ya ALLAH kuatkan saya, hingga saya menutup mata, mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya di mahkamah agung milikMU.

Itulah kutipan dari seseorang ketika ditanya mengapa ia mengenakan jilbab. Selanjutnya saya ingin ingatkan bahwa keputusan berhijab memang bukan keputusan yang mudah, tapi setelah kita bersumpah bahwa tiada TUHAN selain ALLAH, mustinya perintahNYA kita jalankan dan larangannya kita jauhkan bukan? Sahadat yang kita ucapkan setiap hari telah kita khianati sendiri jadinya kalau begini, mengatakan tiada TUHAN selain ALLAH tapi kita lakukan yang dilarangNYA dan kita jauhkan yang diwajibkanNYA. Jika sudah begini, pertanyakan lagi diri kita, kita ini hamba ALLAH atau hamba setan?

Ada orang bilang “kan gak perlu berjilbab untuk menjadi baik, ada koq yang berjilbab tapi begitu” mungkin benar ucapan orang itu karena dia belum berjilbab, tapi kalau saya boleh sarankan, berjilbab dululah, jalankan perintah ALLAH dulu, dan ALLAH pasti akan menolong. Berjilbab dengan benar pastinya, bukan hanya tubuh terbungkus tapi hati tidak. Inilah hijab yang sebenar benarnya. Hijab raga, hijab hati.

Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata mu dari memandang lelaki yang bukan mahram. Hijab lidahmu dari berghibah dan kesia-siaan, Hijab pikiranmu dari berpikir yang mengundang setan untuk memperdayai nafsu mu. maka jilbab yang yang dirimu pakai akan menyinari hati mu, itulah hakekat jilbab.

Tutup auratmu dengan niat mencari ridho ALLAH, menutup raga hati dengan harapan hati dan raga ini hanya milik ALLAH. Bukan hanya raga yang di niatkan tertutup tapi juga menutup rapat dari semua dosa dosa yang pernah dilakukan berharap ampunan ALLAH, ah indahnya berkerudung

Duhai perempuan kenakanlah busana yang telah ALLAH perintahkan dan ALLAH pasti akan menolongmu untuk terjaga dari kerusakan, kecantikanmu tak akan hilang dengan tertutup, bukankah kue dengan bungkus yang indah akan mahal hargannya dibanding kue yang terbuka yang hanya akan jadi santapan lalat. Kalau bukan kita yang memberi harga untuk diri ini, siapa lagi?

No comments:

Post a Comment