PortalRenungan
Tulisan kali ini berbicara tentang hati, tempat bersemayam segala kebaikan dan keburukan. Ya, HATI yang katanya jika tidak kita isi dengan kebaikan maka keburukan yang akan mengisi, HATI yang katanya di situlah luka dan tawa itu bersemayam secara bergantian, HATI yang katanya hari ini jatuh cinta esok patah hati, hari ini ditinggal kekasih esok meninggalkan kekasih, hari ini berbunga bunga dan esok membusuk, iya begitulah suasana HATI silih berganti terisi oleh rasa yang berganti ganti pula.
Masih adakah rasa TAKUT dan MALU bersemayam di HATI kita saat ini.
Tahukah bahwa dengan kedua rasa itu akan menyelematkan kita dunia dan akhirat. Dulu ketika kecil, kita TAKUT sekali berbuat salah, berbuat dosa sekecil apapun itu karena kata Ayah/Bapak/Abi “dosa itu masuk neraka” dan neraka dalam bayangan kecil kita tentulah api yang berkobar kobar membakar kita. Duh TAKUT nya saat itu. Lalu seiring dengan usia yang bertambah dan cara pikir yang berubah serta kesibukan dan kesuksesan yang yang raih sering kali kita lupa “Di mana kita letakkan rasa TAKUT itu?” Bahkan kita berani berbuat dosa padahal kita tahu ALLAH tak pernah tidur, ALLAH melihat, begitu mudahnya kita meniadakan ALLAH yang telah meminjamkan kita nafas, kita ternyata tidak tahu lagi dimana kita meletakan rasa TAKUT itu?
Dan yang lebih parah lagi kita juga lupa meletakan rasa MALU. Astagfirullah....tidak lagi MALU saat obyek maksiat menggoda kita, saat kemesraan dipertontonkan secara aneh dan kita menikmatinya? iya MALU kepada ALLAH tak ada lagi tuh, bergandengan tangan dengan kekasih saat ke toko buku atau ke undangan itu normal dihati kita yang gak perlu MALU [gak waras ]. Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun tahajud kita kerjakan ini juga lumrah dihati kita yang gak punya rasa MALU. “Jadi, dimana kita kubur rasa MALU itu ?”
Apakah kita termasuk orang yang gak MALU saat ALLAH memberi kita mata untuk melihat kita gunakan untuk menatap lelaki tampan atau wanita cantik yang bukan hak kita untuk kita pelototin? Atau kita diberi lidah kita gunakan untuk bergibah..? Atau diberi rejeki tak kita zakatkan, sementara kita tahu ALLAH meminta kita menggunakan harta kita untuk melihat si fakir yang membutuhkan bantuan kita..? YA ALLAH dimana saya letakan rasa MALU jika saya merasa semua yang saya miliki adalah hasil usaha saya sendiri bukan dariMU.
“Wajarlah hari gini, masa ngelirik aja gak boleh? mumpung masih mudah Aa“ dan setan memanjakan kita, “Jamaklah, bila kita main mata dimasjid disela sela ceramah pak ustadz kita malirik wanita muda berwajah cantik berkerudung rapi serta berperawakan putih dan tinggi atau lelaki muda berjanggut rapi dan berbaju koko, berperawakan hitam manis dan tinggi” setan mengamini yang kita lakukan, “bercanda dan kenalan kan bagian dari iktiar mencari jodoh Aa jadi gak apa, pacaran juga boleh yang penting gak zina” gak zina? Astagfirullah....Gak zina kita katakan, ketika mata kita blink blink melihat senyum manisnya, ketika hati kita berdegup kencang saat dia merayu kita, gak zina saat dari sebelum tidur sampai tidur lagi hanya dia yang kita pikirkan, berpikir bagaimana kalau malam ini kita tidak tidur sendiri… ah lembutnya bisikan setan.
Ketika rasa MALU dan rasa TAKUT lupa kita letakan dimana, betapa jamaknya ‘dosa kecil’ itu dalam hati kita, semua nampak biasa dan lumrah, nikmatnya luar biasa … jika sudah begini, masih adakah ALLAH dihati kita? jawabannya jelas TIADA. Nauzubillahimindzalik !
Seharusnya kita tahu, bahwa rasa TAKUT dan rasa MALU kepada ALLAH itu membuat kita mampu untuk menghalalkan yang halal dan sanggup mengharam yang hara, ya ALLAH letakan dihati kami rasa MALU dan rasa TAKUT, tanamkan keyakinan dalam hati kami bahwa kemanapun kami hadapkan wajah kami disitu ada ENGKAU, tak ada yang luput dari penglihatanMU, pendengaranMU.
Mari, kita tanya hati kecil kita saat ini, dimana kita letakan rasa MALU dan TAKUT kepada ALLAH? ketika kita melakukan dosa kecil tanpa TAKUT TAKUT dan MALU MALU, inilah indikator tiada ALLAH dihati kita, ketika kita menganggap ALLAH tak ada, maka kemana lagi kita meminta saat luka, kemana lagi? Jadi jangan marah ketika kita memohon dan ALLAH anggap kita gak ada, karena keseharian kita sudah meniadakan ALLAH.
No comments:
Post a Comment