Saturday, 16 May 2015

Sadar Dirilah Siapa Kita? (Bagian 2)

PortalRenungan
Semua yang ada dalam diri kita terjadi karena ALLAH, dan kalau begitu maka kesadaran selanjutnya adalah semua yang ada dalam tubuh kita bekerja karena izin ALLAH, mata kita tak dapat melihat tanpa ridho (izin ALLAH, telinga kita tidak dapat mendengar jika ALLAH tidak ridho, jantung kita tidak berdetak ketika ALLAH menghendaki tidak berdetak, dan berdetak hanya jika ALLAH izinkan, paru-aru kita mampu menampung oksigen karena ALLAH ridho sang paru-paru bekerja, tanpa ridho atau izin ALLAH mustahil paru-aru kita mau bekerja.

Demikian juga dengan kerja jiwa, semua rasa atas kehendak ALLAH, patah hati atas izin ALLAH, Dia menolak cinta kita juga atas izin ALLAH, kemudian dia balik mencintai kita, itu semua terjadi karena ALLAH, ALLAH lah yang maha membolak balik hati hamba hambaNYA. Jika diberi penyakit juga atas ridho dan izin ALLAH, kan hanya ALLAH yang mampu mengangkat penyakit itu, jika semua terjadi karena izin ALLAH maka dibutuhkan kesadaran bahwa ALLAH tidak pernah mendzalimi hambaNYA, DIA hanya memberikan yang terbaik.

Artinya siapakah kita ini? Kita adalah milik ALLAH yang tiada daya dan upaya tanpa kehendak NYA

“Kalau begitu maksiat juga atas izin ALLAH dong?” Oooppss another stupid question. Kita punya nafsu itu betul, tapi jangan salah dan mencari kambing hitam atas keenakan yang kita tempatkan untuk memuaskan hawa nafsu, ingat bahwa mata, telinga, jantung, dan semua indra dalam raga adalah hanya alat, alat untuk menjalankan fungsi kita sebagai manusia yaitu “BERIBADAH” ingat,semua yang dititipkan akan dikembalikan kepada pemiliknya dan ditanya pula “dipakai untuk apa saja tuh semua alat-alat yang dipinjam tadi” Mata dipakai untuk apa? Telinga dipakai untuk apa? Kelamin digunakan untuk apa? Jika melenceng dari fungsi dan tujuan penitipan, artinya semua itu tidak digunakan untuk ibadah, kira-kira marah tidak yang nitipin? tidak cuma marah, tapi pengen mentung kalau bisa.

Dan jika sesorang meninggal dunia itu juga atas izin ALLAH dong? Iya betul sekali, dan mari kita jadikan sebagai pelajaran. Waktu atau ajal yang menetapkan adalah ALLAH SWT, tetapi cara kita mengakhiri hidup kita itu diserahkan semuanya pada kita, mau meninggal khusnul khotimah atau su'al khotimah kita yang memilihnya, mau sedang taat atau sedang maksiat kita juga yang memilihnya.

Nah jadi jelaslah siapa diri ini, untuk apa ALLAH menciptakan kita, mengapa kita ada dibumi ALLAH ini, dan raga yang indah ini untuk apa dan punya siapa, jiwa dan ruh ini untuk apa dan akan kemana berpulangnya, setelah tahu siapa diri ini maka kita tidak akan lagi hidup asal asalan karena takut sang pemilik jiwa ini akan marah karena kita tak berguna ditaruh dibumiNYA

Mari setelah tahu siapa kita, buatlah pemilik jiwa kita bangga sudah menciptakan kita tanpa sia-sia, tidak hanya jadi pengembara tanpa tujuan tapi jadilah hamba yang mampu membuat ALLAH bangga, karena kita berguna untuk ALLAH, agama ALLAH, dan manusia manusia setelah kita.

No comments:

Post a Comment