Tuesday, 12 May 2015

Kita Harus Berani Mengakui Kesalahan

PortalRenungan
Kalau kita merenung sejenak, rasanya didalam kehidupan ini banyak memberikan paradoks buat kita. Ada orang yang sangat takut untuk mengakui kesalahannya, padahal kesalahan dia lakukan dan telah banyak merugikan orang atau bahkan perusahaan, di sisi lain ketika seseorang berani mengakui kesalahannya, orang mengira ia sedang mempertontonkan kelemahannya atau bahkan kehinaanya, padahal sesungguhnya ia tidak sedang mempertontonkan kelemahannya, justru menunjukkan ketegarannya. Ketahuilah ketegaran adalah kekuatan.

Kita telah diajarkan untuk berani mengakui kesalahan dan segera bertekat untuk memperbaikinya, itu yang disebut dengan bertaubat. ALLAH bukan saja akan menerima taubat orang yang bersalah, bahkan ALLAH juga akan mencintainya. Lihatlah petikan ayat Al Quran berikut ini “Sesungguhnya ALLAH mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang membersihkan diri“ (Surah al-Baqarah : 222).

Orang-orang yang bertaubat adalah mereka yang apabila melakukan kesalahatan atau perbuatan keji ataukah mendhzalimi diri mereka sendiri mereka akan bersegera ingat kepada ALLAH, menyesali perbuatannya, bertaubat, beriman dan segera kembali kepada ALLAH, meminta ampunan akan segala dosa-dosa mereka dan tidak melanjutkan perbuatan maksiat yang telah mereka lakukan dan menghindarkan diri dari kemaksiatan tersebut, dan mereka telah memantapkan hati untuk tidak kembali pada kemaksiatan itu selamanya, dan menyertakan bersama dengan taubat mereka amal-amal yang shalih, dan sekiranya dosa itu terjadi berulang kali pada diri mereka merekapun bertaubat dari dosa tersebut, dan barangsiapa yang bertaubat niscaya ALLAH akan menerima taubatnya. Dan seorang yang bertaubat dari sebuah dosa bagaikan seseorang yang tidak berbuat dosa. Subhanallah.

Menurut hemat saya hanya diperlukan segenggam ketegaran agar kita mampu melihat dan mengakui kesalahan dan dibutuhkan sepikul kekuatan untuk meminta maaf dan mengikrarkan sebuah perbaikan. Apakah hal itu juga masih berat untuk kita lakukan ? Mari kita akui kekhilafan kita jika kita memang telah khilaf, jangan justru membohongi diri dengan berdusta. "Kebohongan yang paling tinggi adalah ketika orang sudah berani membohongi NURANInya" dan "Tangga kejujuran yang paling tinggi adalah ketika ia sudah berani jujur dengan NURANInya".

Kita ketuk pintu perbaikan dalam nurani ini, lakukanlah dengan penuh takjim. Maka, Insya ALLAH kita akan temukan wajah lain dari kesalahan yang patut kita hargai. Sebagai manusia, kita TAK bisa TIDAK melakukan kesalahan. Kebijakan, kebajikan dan pelajaran hidup tak didapat dari mengejar kesempurnaan. Melainkan dari tindakan yang benar. Salah satunya: Berani mengakui kesalahan.

No comments:

Post a Comment