PortalRenungan
Alhamdulillah, hari ini kita masih bisa bertemu kembali dengan mentari pagi yang bersinar di ufuk timur, pertanda hari baru telah dimulai. Segarnya udara pagi telah menghiasi perjalanan kita hari ini, semuanya nampak indah, walau terkadang macet menghampiri kita. Mari kita berbaik sangka bahwa itu semuanya terjadi karena Rahmat dan Kasih sayang ALLAH, maka seyogyanya kita semua bersyukur kehadiratnya dan berbahagia atas limpahan nikmat, rahmat dan karuniaNYA.
Ada secuplik kisah, kisah ini cukup menarik dan semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. Pada suatu hari seorang bawahan yang terkenal rajin dan selalu bekerja dengan baik menghadap atasannya, Ia berniat untuk menyampaikan maksudnya yang selama ini ada dalam benaknya. Dengan bahasa yang santun dia meyampaikannya. Pak, belakangan ini selalu terbesit dalam diri saya, saya ingin merubah jalan hidup saya dengan berbisnis. Bagaimana menurut bapak? Atasannya yang terkenal baik dan selalu memperhatikan masalah anak buahnya itu tersenyum dan mengatakan. Saya mau kasih saran, "Jadi orang jangan neko neko, seperti saya ini". Kalau dihitung-hitung, maka penghasilan saya sekitar 5 juta perbulan, apa yang saya lakukan, saya bersyukur saya menerima apa yang ALLAH berikan kepada saya, dengan syukur saya nikmati dan saya tidak neko neko". Ia terdiam dan mengatakan dalam hatinya "Orang ini begitu egois, dia hanya mementingkan dirinya sendiri, kalau memang cukup dengan 5 juta perbulan, kenapa tidak mencari 8 juta, yang 3 jutanya diberikan orang lain" Stopp Sampai di sini ceritanya.
Langkah awal yang harus kita lakukan agar hidup ini terasanya nyaman adalah bersyukur dengan pemberian/karunia ALLAH saat ini. Selanjutnya iringi dengan sikap Qona"ah. Merasa cukup dengan yang ALLAH berikan. Kira kira bisa dipahami engga ya? Iya, apalah artinya jika gaji besar, pendapatan banyak tetapi diri ini tidak pernah merasa cukup. Sungguh orang kaya adalah orang yang merasa cukup dengan pemberian ALLAH dan sering kali kita sengsara bukan karena rizki ALLAH tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, tetapi karena keinginan kita yang terlalu tinggi.
Saya ingin memetik hikmah dari cerita diatas. Jika kita cukup dengan penghasilan kita sekarang, kenapa tidak mencari lagi untuk bisa membantu orang lain. Masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan kita, sering kali cita-cita kita kecil karena kita sangat sangat egois, kita sering bekerja hanya dengan target untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Disuatu pelatihan seorang Master bertanya kepada para peserta, "Berapa penghasilan yang anda inginkan? Ada yang menjawab saya tidak tahu pak, saya tidak tahu ingin punya penghasilan berapa, tapi yang saya inginkan saya ingin punya pesantren yang mampu menampung minimal 100 santri yatim piatu atau fakir miskin dan mereka semua gratis, kalau saya mau menghitung saya harus punya penghasilan 100 juta rupiah perbulan. Subhanallah.
Bagaimana dengan cita cita kita , berapa penghasilan yang kita inginkan, berapa banyak kita ingin punya anak asuh, berapa banyak kita ingin punyak anak yatim piatu. Bisa jadi penghasilan kita sekarang kecil karena cita cita kecil, cita cita kecil karena kita hanya memikirkan diri sendiri. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan "Barangsiapa yang membantu menyelesaikan masalah orang lain, maka ALLAH akan membantu menyelesaikan masalahnya". ALLAH sendiri berfirman dalam Al Quran "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan ALLAH adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. ALLAH melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan ALLAH Maha Luas lagi Maha Mengetahui", QS Albaqarah 261.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda "Sebaik baik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain" Yukk, jangan egois. Kita buang sikap yang hanya mementingkan diri sendiri, mementingkan karier sendiri atau keluarga sendiri. Jangan sampai berpikir yang penting diri saya dan keluarga saya berhasil tidak ada urusan dengan yang lain. Yang penting puas, yang lain mau terluka atau tersakiti bukan urusan kita. Ingatlah nilai kita yang sesungguhnya adalah sebera besar kontribusi kita pada kesuksesan dan kebahagian orang lain dan harta kita yang sesungguhnya bukan yang kita miliki saat ini, tetapi yang sudah kita dermakan untuk kebahagiaan orang lain.
Ingatlah kembali, bahwa masa depan tubuh ini hanya akan menjadi bangkai, sedangkan masa depan ruh kita seharusnya bisa bertemu dengan ALLAH dan berada ditempat yang penuh dengan kebahagian yaitu surga jannatun na'im.
No comments:
Post a Comment