PortalRenungan
Jika kita renungkan sejenak tentang kehidupan ini, kita akan merasakan betapa kehidupan ini bertabur dengan kebahagian. Bukankah ALLAH SWT telah menyiapkan untuk kita sesuatu yang kita butuhkan? Bukankah pada dasarnya alam semesta dan segala isinya tercipta untuk kita semua? Manusia Makhluk yang berakal dan berbudi pekerti. Makhluk yang cantik dan tampan. Makhluk yang bisa berbicara dengan sempurna. Makhluk yang termulia diantara makhluk-makhluk ciptaanNya.
ALLAH telah mempersiapkan segalanya untuk keperluan makhluk ciptaanNya, dengan kata lain kehidupan ini sudah ada yang mengatur dan menjaminnya yaitu ALLAH SWT. Tetapi, kita juga tidak pernah tahu seberapa besar jumlah jaminan yang telah ALLAH siapkan untuk kita, yang jelas bagi siapa pun yang merasa butuh seharusnya ia berusaha untuk menemukan jatahnya atau bagiannya yang sudah ALLAH siapakan untuknya, bukan menanti bintang yang jatuh dari langit agar keberuntungan mampir padanya.
Itulah kehidupan saudaraku, semenjak kita masih dalam kandungan ibu kita, sampai kita lahir dan kita meninggal dunia, segala kebutuhan kita sudah ALLAH siapkan, dan kita tinggal mengambilnya. Proses pengambilan inilah yang kita sebut dengan usaha/kerja/ikhtiar. Mungkin pula ada diantara kita orang yang berangkat subuh dan pulang malam, mereka nyaris tak bertemu dengan anak-anaknya dan ketika ditanyakan kepada mereka apa yang dicarinya, jawabannya tidak lebih dari "Saya lakukan ini demi untuk mencari sesuap nasi".
Sangat menyedihkan, andai begitu banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan berkarya hanya untuk demi sesuap nasi, padahal jelas sekali bahwa ALLAH SWT menciptakan kita dengan tujuan agar kita beribadah atau mengabdi kepadaNya. Sekali lagi terang sekali bahwa tujuan hidup kita ini untuk mengabdi kepadaNYA, terus bagaimana dengan orang yang bekerja demi sesuap nasi tadi? Maka seharusnya kita kembalikan kesadaran kita bahwa bekerja, pergi pagi pulang malam adalah dalam rangka pengabdian kita kepada ALLAH, atau dalam kerangka ibadah kepada ALLAH SWT.
Jika kerja atau usaha kita dalam kerangka ibadah kepada ALLAH, tentu cara kerja kita, semangat kita, hasil karya kita akan selalu dikaitkan dengan sebuah statement, bahwa saya dilahirkan kemuka bumi ini sebagai khalifah fil ardi, sebagai wakil ALLAH dimuka bumi ini, maka saya atas nama ALLAH berkerja, karena ALLAH saya lakukan semua pekerjaan dan usaha, dan hanya untuk ALLAH semata saya persembahkan hasil karya terbaik. Indah sekali yah kalau semua karyawan disini berfikir seperti itu. pasti tidak akan ada kecemburuan, tidak akan juga ada iri, yang ada adalah senang ketika melihat rekan kerjanya berhasil. Karena ia bukan musuh atau saingan, tapi ia teman kerja, bahkan saudara kita se-Iman, masa sih saudaranya sendiri yang berhasil, malah iri. Saudara macam apa kita jadinya. Astaghfirullahhal'adzim.
Jika statement itu kita miliki, maka waktu yang dihabiskan untuk bekerja itu akan menjadi nilai ibadah, kerja pasti akan bersemangat dan bersungguh-sungguh mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki untuk hasil yang terbaik, dia tidak lagi berfikir dengan penghasilan yang akan diterima atau fasilitas yang akan didapatkannya, yang ada dalam benaknya adalah saya wakil ALLAH saya harus melakukan yang terbaik, agar ALLAH tidak kecewa telah menciptakan saya untuk jadi khalifahNYA di muka bumi ini. Masa wakil ALLAH kerjanya malas-malasan atau malah asal-asalan, apa ada yah wakil ALLAH type kaya gini.
No comments:
Post a Comment