PortalRenungan
Suatu saat seorang sahabat menemui kawan lamanya disebuah kampung diujung pulau jawa, sambil bershilaturahim ia berniat ingin mengajaknya berbisnis. "Pak ayo pak ikut bebisnis dengan saya," itulah ucapanya disela sela ngoblol hangatnya. "Saya tidak mau pak jawabnya mantap. Kemudian sahabat ini bertanya "kenapa?" Temannya menjawab, "Saya takut kaya pak". Bukan main sahabatnya kaget, dan bergumam dalam hatinya "Ternyata ada orang yang takut kaya, dia sangat paham kalau menjalankan bisniss resikonya adalah kaya". Lalu sahabatnya bertanya lagi, "Kenapa anda takut kaya?" Temannya menjawab, "Saya takut hubbud dunya, saya takut cinta kepada dunia", Sahabat ini bergumam lagi dalam hatinya "Luar biasa kawan saya ini, dia orang yang sholeh.
Ya Allah Orang sholeh seperti inilah yang seharusnya kaya. Karena kalau kekayaaan dipegang oleh orang orang yang shalih, insya ALLAH rah matan lil alaminm. Tapi sayangnya orang sholehnya tidak mau kay dan orang kaya nya tidak mau sholih. Kemudian sahabat ini bertanya lagi, "Apakah hubbud dunya penyakitnya orang kaya saja?" Temannya menjawab "tidak orang miskin pun banyak yang menderita hubbud dunia".
Ya Allah Orang sholeh seperti inilah yang seharusnya kaya. Karena kalau kekayaaan dipegang oleh orang orang yang shalih, insya ALLAH rah matan lil alaminm. Tapi sayangnya orang sholehnya tidak mau kay dan orang kaya nya tidak mau sholih. Kemudian sahabat ini bertanya lagi, "Apakah hubbud dunya penyakitnya orang kaya saja?" Temannya menjawab "tidak orang miskin pun banyak yang menderita hubbud dunia".
Masalahnya bukan di kaya atau dimiskinnya. Tapi bagaimana kita bersikap terhadap kekayaan. Dengan alasan inilah banyak diantara umat ini yang tidak mau bekerja keras. Tidak mau berusaha untuk menjadi orang kaya, dan tidak mau menjadi orang besar. Tidak mau bersungguh sungguh dalam menggapai cita citanya. Umat islam terlalu besar untuk punya cita cita kecil. Ummat islam harus kaya, seperti kayanya Abu bakar Ashshidiq, Usman bin Affan atau Abdurahman Bin Auf, karena kekayaan mereka lah islam bisa berjaya. Rasululah mengajarkan kita untuk berdoa Yaa ALLAH aku berlindung kepadamu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepadamu dari Azab kubur.
Yang menjadi masalahnya bukan seberapa banyak kita mendapatkan uang, tapi uang itu dari mana dan untuk apa. Kata Rasululah SAW, kita tidak boleh iri kecuali kepada tiga hal, pertama orang yang berilmu yang beramal dan mengajarkannya, yang kedua orang yang mati syahid dan yang ketiga, orang yang kaya yang dermawan.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda "Sebaik baik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain". Mari Kita buang sikap yang hanya mementingkan diri sendiri, mementingkan karier sendiri atau keluarga sendiri. Ingatlah nilai kita yang sesungguhnya adalah sebera besar kontribusi kita pada kesuksesan dan kebahagian orang lain dan harta kita yang sesungguhnya bukan yang kita miliki saat ini, tetapi yang sudah kita dermakan untuk kebahagiaan orang lain.
Bangkitlah mulai sekarang harapan itu pasti ada. ALLAH bersama kita. Dan jangan terlena. Ingatlah kembali, bahwa masa depan tubuh ini hanya akan menjadi bangkai, sedangkan masa depan ruh kita seharusnya bisa bertemu dengan ALLAH dan berada ditempat yang penuh dengan kebahagian yaitu surga jannatun na'im.
No comments:
Post a Comment