PortalRenungan
Alhamdulillah bahagia sekali kita di hari ini, ternyata kita masih diberikan kesempatan oleh ALLAH SWT untuk berkarya di hari ini. Semoga kesempatan yang ALLAH berikan kepada kita ini, dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk berbuat kebaikan.
Sering kali kita melihat masalah hanya dari kacamata pribadi. Ada seorang bapak tua bersama empat anak yang masih kecil kecil, mereka naik kereta ekonomi dari Jatinegara menuju Semarang, di dalam kereta anak anak itu sangat ribut sehingga menggangu penumpang yang lain, berlarian kesana kemari, teriak teriak dan tawa mewarnai kecerian mereka, penumpang yang lain banyak yang merasa tertanggu dengan tawa anak anak itu. Tetapi sang bapak tua itu, sepertinya tidak mau tahu dengan keadan ini.
Seorang ibu memberanikan diri untuk menegur bapak tua "Pak maaf pak, Apakah anak anak itu anak bapak?", tanpa menjawab bapak tua itu pelan pelan mengangkat kepala , dan melihat kearah ibu yang menegurnya, "Ada apa bu?" tanya bapak tua, "Itu pak anak bapak, mereka berisik dan menggangu penumpang yang lain, tolong disuruh diam pak. Sebagai orang tua harusnya bapak bisa menjaga anak anaknya dong, kami merasa terganggu", "ohh... maaf bu saya tidak bisa", "kenapa tidak bisa? kan itu anak bapak?". "Saya tidak tega". "Kenapa tidak tega?". "Tiga hari yang lalu mereka baru saja kehilangan kedua orang tuanya, akibat kecelakaan pesawat, sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis, dan baru hari ini saya melihat mereka bisa tertawa, saya tidak tega memberhentikan tawanya, jika ibu tega saya persilahkan", jawab bapak tua mengakhiri percakapan. Sang ibu kemudian kembali ketempat duduknya, dan tidak bisa berkata apa apa lagi, sambil meneteskan air matanya. Kini marahnya berubah menjadi sayang, bencinya jadi simpati, ia sangat senang melihat anak yatim piatu itu bisa tertawa lepas.
Yakinlah pada saat kita mau membuka mata hati dan pendengaran, pastilah hidup ini lebih mudah untuk dipahami, kebencian jadi kasih sayang, dendam jadi persahabatan, tidak ada yang salah dalam kehidupan ini, yang salah adalah pada saat kita tidak berusaha mau mengerti tentang kehidupan, sungguh ALLAH menginginkan kebaikan bagimu, kehidupan di dunia dan diakhirat, karena ALLAH maha pengasih lagi maha penyayang.
Mari kita luangkan waktu sedikit saja untuk merenungi diri, bertafakur, bermuhasabah dan mengevaluasi diri kita terhadap apa apa yang sudah kita lakukan selama ini. Sebelum ALLAH Yang Maha cermat perhitungan-Nya menghisab kita di yaumul akhir.
"Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, karena sungguh mudah hisab dihari kiamat bagi orang yang melakukan hisab di dunia. Maka berhias dirilah dengan amal sholeh untuk sebuah perhelatan akbar pada hari kiamat."
Kita tidak tahu, kapan ALLAH menghisab setiap lembar kehidupan kita. Bahkan kita tidak tahu kapan detak jantung kita berhenti. Setahun lagi, sebulan lagi, sejam lagi, atau mungkin setelah kita membaca catatan ini.
Kita adalah milik ALLAH dan setiap pemilik pasti akan memelihara apa yang dimilikinya dengan kasih sayang, artinya apapun yang terjadi saat ini karena ALLAH menyayangi kita, mungkin saat ini terlihat seperti luka yang perih menyayat hati, mengganggu, menyebalkan, menjengkelkan, namun tahukah kita bahwa sebentar lagi, satu jam lagi, satu hari lagi atau setahun dua tahun ini akan menjadi sesuatu yang kita syukuri, sesuatu yang akan mendekatkan diri kita kepada ALLAH. Lalu masihkah kita marah atas takdir kali ini ketika kita tahu bahwa ini terjadi karena kasih sayangNYA.
Ketika semua tak seperti yang kita inginkan, haruskah kita membencinya?, atau haruskah kita marah dengan keadaaan yang terjadi bahkan haruskah kita marah pada ALLAH yang telah memutuskan hal itu terjadi? satu hal yang harus kita ingat “boleh jadi engkau menyukai sesuatu tapi itu belum tentu baik menurut ALLAH, dan boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi itu belum tentu buruk menurut ALLAH” siapa yang lebih tahu, kita atau ALLAH? jadi Yukk kita rubah kebencian jadi kasih sayang, dendam jadi persahabatan karena tak ada yang salah dalam kehidupan ini
Ketika kejadian, peristiwa atau takdir ALLAH tak dapat dipahami, maka kembalikanlah kepadaNYA, sebab memang ada ruang gelap yang dengan ilmu kita akan sulit kita pahami, namun tak sulit untuk direnungi. Diruang inilah tempat kita menyandarkan segala pengharapan kita. Diruang inilah energi tawakal kita letakan, kepasrahan kita labuhkan. Akhirnya, kitapun akan mengerti takdir ALLAH adalah cintaNYA kepada kita
No comments:
Post a Comment