PortalRenungan
Kita dapat belajar tentang arti sebuah kesetiaan dari seekor mahluk ciptaan ALLAH dan lama saya berpikir dan mengingat ingat lagi arti kata setia. Ya, pengertian sederhana saja, setia adalah tidak pernah meninggalkan dalam keadaan apapun, dalam bahagia atau luka, dalam sehat maupun sakit. Namun belajar dari apa yang terjadi dalam hidup ini, saya jadi berpikir, apa iya saat ini kata setia itu masih ada, apa bukannya setia itu hanya dimiliki oleh mahluk ALLAH.
Mungkin diantara kita teringat pada seseorang yang dulu pernah berjanji setia atas nama ALLAH untuk terus bersama, mencintai apa adanya, menerima ketika sakit dan sebagainya dan seterusnya. Jujur, mungkin saat itu orang tersebut bak bidadari/arjuna yang tanpa sayap tapi mampu terbang tetapi saat itu kita lupa bahwa ALLAH maha membolak balikan hati, bahwa cinta itu hitam putih, bahwa setia itu kadang datang, kadang pergi, bahwa didunia ini tak ada yang abadi dan bahkan juga kita lupa pada pesan lembut dari sang pemilik napas “janganlah mencintai mahluk lain berlebihan, karena suatu hari mungkin dirimu akan membencinya“.
Ketika kita mengakui bahwa cinta itu tidak ada yang abadi kecuali cinta kepada sang pemilik keabadian, mestinya kita juga berpikir bahwa setia itu tidak ada. Ya tidak ada, seberapa lama diri ini mampu menggenggam jari jemari kekasih kita tanpa lelah dan kemudian terlepas juga? Seberapa lama diri ini mampu menahan ego untuk terus bertoleransi? Seberapa besar rasa penerimaan sang kekasih ketika melihat diujung jalan ada perempuan/lelaki berparas lebih manis/tampan? Seberapa mampu sang jejaka/wanita menolak cinta yang fresh from oven, seger jadi berharap ada yang setia itu hanya mimpi hanya mimpi, hanya mimpi, setuju ?
Jadi apa ya arti setia itu? Bukankah salah satu ciri orang munafik adalah “ketika ia berjanji ia ingkar“ Nah tidak setia itu kan mengingkari janji yang sudah terucap. Ketika kita jatuh cinta mungkin kita bilang“Sayang, I love you and I will never leave you, pokoknya cinta banget dan tidak akan meninggalkan sayang” Masih bisakah kata itu dipercaya ketika suatu hari kulit kekasih kita akan mengeriput, rambutnya tidak akan lagi berwarna coklat tapi jadi abu abu, punggungnya akan membengkok termakan usia, masihkah janji itu bisa dipegang?
Jadi setia itu ada atau tiada? Memang sulitnya mengartikan setia, sesulit mengartikan cinta, masih mampukah kita memberi arti kata setia dalam hidup ini, masih mampukah kita melihat bahwa setia itu bisa dimiliki oleh mahluk ALLAH yang mengaku berakal, atau setia itu baru ada ketika kita sudah kehilangan akal?
Katanya manusia berakal, katanya tidak mau dibilang munafik mestinya tidak ingkar janji. Tetapi, selalu ada kata tapi dibelakang kata bernama setia.
No comments:
Post a Comment