Tuesday 12 May 2015

Yang Waras Yang Mengalah

PortalRenungan
Setiap kita pasti pernah merasakan ketidaknyamanan disaat berkomunikasi dengan orang lain. Terkadang ketidak-nyamanan terjadi ketika kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tinggi dari kita, entah secara ekonomi, pangkat atau jabatan. Biasanya yang terjadi ada kaitannya dengan hinaan, kata cacian atau merendahkan atau kata kata yang membuat hati ini bak teriris sembilu. “Kasian deh...“. Iya mungkin disaat itu karena mereka merasa lebih tinggi, lebih tahu, lebih cerdas, lebih mulia, lebih terhormat dan lebih lebih lainnya.

Bisa kita katakan bahwa seberapapun rentengan kejelekan yang dilemparkan orang itu tak bisa kita hentikan, tapi ALLAH yang mampu menghentikannya, tentunya dengan cara ALLAH. We must believe that “goes around comes around”, jika ada yang mampu membuka aib orang lain dan menghina itu bisa berbalik dengan rasa yang lebih menyakitkan.

Bukan masalah seberapa pahit kotoran yang dilemparkan ke kita, tetapi bagaimana kita menyikapinya itu jauh lebih penting, karena yang bisa kita atur adalah hati kita sendiri, bagaimana mungkin kita bisa mengubah setiap hinaan menjadi bagian dari kasih sayang ALLAH kalau kecenderungan hati itu tidak tidak bisa kita kendalikan. Padahal bisa jadi hal itu terjadi adalah cara ALLAH memberikan cermin akan kekurangan kita atau cara ALLAH menguatkan kita dan cara ALLAH untuk mendapatkan transfer pahala dari orang itu. Ingatlah! Selalu ada hikmah terindah. Kalau ALLAH menguji manusia tidak pernah iseng, pasti ada bekal dan ilmu.

Satu hal lagi, yaitu kita tidak perlu membalasnya, karena kalau kita membalas hinaannya, apa bedanya kita dengan orang itu, sama sama hina, sama sama memakan daging saudara saya sendiri sebagai bagian dari gibah. NO WAY… Hidup ini terlalu singkat untuk kita hentikan disini. Setuju ???

Sekarang mari kita putuskan “Yang WARAS Yang NGALAH”. Tentunya kita tidak akan membiarkan diri kita terjebak dalam pikiran yang membuat hari-hari kita menjadi hari-hari yang sumpek, tak boleh rusak oleh apa yang orang katakan tentang kita, tak akan kita sempitkan hati kita ini dengan membuat pikiran keruh dan penuh rencana-rencana busuk membalas dendam, dan tak akan kita biarkan kondisi hati kita mendidih bergolak penuh ketidaksukaan, kebencian bahkan dendam kesumat seperti yang dilakukan orang itu terhadap kita, “Setuju…?”

Kalau kita terus memikirkan apa yang orang pikirkan tentang kita, kapan bahagianya hidup? Jika setiap kali anjing menggonggong kita berhenti memungut batu untuk melempar anjing, kapan kita akan sampai tujuan?

Maka untuk itu, seberapapun pahitnya hinaan biarkan berlalu, cukup terdiam sejenak untuk merenung dan memperbaiki diri, anggap aja ada yang buang gas, tutup hidung sejenak setelah itu luruskan niat dan berbuat untuk ALLAH bukan yang lain.
Teruslah berbuat baik. Sehari satu orang menjadi baik karena kita, setahun sudah 365 orang menjadi tapak kita ke surga.

No comments:

Post a Comment