Thursday 17 December 2015

Bersyukur untuk Bahagia (Bag 2)

PortalRenungan.
Bagaimana kabarnya Saudaraku di hari ini..? Alhamdulillah, semoga kita dalam keadaan sehat wal'afiyat dan selalu bersemangat untuk menjalankan aktifitas di hari ini. Aamiin. 

Melanjutkan tulisan yang lalu "BERSYUKUR untuk BAHAGIA (Bag 1) ",  dan kita telah sampai pada tulisan berikut ini. 

Jadi mau bahagia??. ya..BERSYUKURLAH... BERSYUKUR dengan apa apa yang kita miliki dan apa apa yang tidak kita     miliki, kita tidak akan selalu mendapatkan apa apa yang kita inginkan kan, maka berbahagialah dengan apa apa yang kita miliki“ 

Mengutip  sebuah  syair lagu "Jagalah hati, jangan kau kotori, Jagalah hati lentera  hidup  ini  "  Jangan biarkan  lentera ini tertutup dedaunan atau kotoran  sekecil  apapun  bentuknya  , karena cahanya akan terhalangi atau nampak  menjadi  redup. Jangan  menutupi  hati  kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau  cuma  seujung  kuku. Yukk...Kita SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA...Karena hidup adalah : WAKTU  yang  dipinjamkan, dan Harta adalah Amanah yang dipercayakan...semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki... Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki... Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki...  Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal. Insya ALLAH, Jiwa ini akan tetap Sejuk walau berada di tempat panas, Akan tetap Manis walau ada di tempat yang begitu Pahit, akan tetap Tenang walau di tengah badai yang begitu hebat....

Kita  kadang  fokus  pada apa apa yang tidak kita miliki, terus aja mikirin kapan  yah  punya  uang  banyak, kapan yah punya motor baru, kapanyah dapat fasilitas  lebih  dari  kantor, kapan yah punya ini dan itu punya juga gitu-gitu aja koq,  “jadi  maksud  Aa  gak  boleh  punya angan angan gitu ya A” bukan gak boleh,  tapi  ketika  semua  fokus  hanya  tertuju  ke angan-angan itu akan membuat  kita  gak bahagia, uring uringan, gak tenang, kosong lah, hampalah hidup  …  kira  kira pantas gak kita begitu, mikirin yang gak mikirin kita, mending  mensyukuri apa yang kita punya kan,? di tambah dengan kerja keras, usaha  maksimal untuk mencapai tujuan kehidupan kita. Punya uang sedikit yah gak apa-apa yang penting masih bisa  sedekah  sehari  Rp.10.000,-  cuma  bisa makan tempe hari ini yah gak apa-apa,  orang  yang makan daging setiap hari juga belum tentu bahagia koq gak punya istri/suami seperti bintang  film  juga  gak  apa apa, biasa ajalah, toh jadi istrinya/suaminya juga  belum  tentu  bahagia  bukan? heheheh… gak lah, jangan menggantungkan bahagia  pada  manusia, nanti kecewa !!! sip
Bodoh gak sih ketika kita menjual bahagia kita untuk memikirkan semua  yang  tidak  kita miliki sementara yang kita pikirkan seperti mobil, uang,  blackberry  dan  si ganteng/si cantik itu gak mikirin kita koq, jadi  mulai sekarang luruskan  pengertian  bahwa  bahagia  adalah bukan yang berada diluar  sana  tapi  yang berada didalam sini, didalam sepotong daging bernama  HATI  yang  ketika  ia  bahagia  maka  bahagialah  seluruh  raga  ini  

“Tapi  hidup  kan gak selalu bahagia Aa, kadang sedih boleh kan?” boleh lah kita  manusia  toh,  tapi  sedih  kan hanya sewaktu waktu,.. sedih apa sih? kehilangan  kekasih  kan  gak setiap hari kita kehilangan kekasih kan? masa sedihnya  sepanjang  hidup difitnah  orang?  direndahkan  orang disepelekan?  gak  dianggap?  dimaki atasan? kan gak setiap hari juga hal itu terjadi paling hanya satu dua kali sehari, eh salah maksudnya sebulan atau bahkan setahun atau dapat nilai tidak sesuai harapan, menyangka di beri  "B"  eh  malah dapet "S" atau  sebaliknya,   masa  gak  bahagia  terus  karena  mikirin itu, mending diterima  dengan  hati senang, maafkan dan lupakan, ALLAH maha tahu apa dan bagaimana  sesungguhnya  dari  semua  kejadian, gitu aja koq repot 

Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang.

Thursday 10 December 2015

Bersyukur untuk Bahagia (Bag. 1)

PortalRenungan.
Saudaraku yang budiman dan baik hati.
Bagaimana kabarnya di hari ini..? Alhamdulillah, semoga kita dalam keadaan sehat wal'afiyat dan selalu bersemangat untuk menjalankan aktifitas di hari ini. Aamiin.


Alhamdulillah saya bisa kembali menarikan jari jemari ini diatas tuts hitam ini untuk merangkai hikmah yang bertebaran tak bertepi disetiap jengkal kehidupan.


Berbahagialah  bagi  mereka  yang masih memiliki rasa cinta, tentunya cinta karena  ALLAh,  karena  cinta  yang  karena  ALLAH  akan membuat kita mampu melihat  tanpa mata … mendengar tanpa telinga … berbicara tanpa kata. " dan marilah  kita  pupuk  cinta  yang telah ALLAH berikan ini untuk memuja-Nya, memuji-Nya,  membuat-Nya  bahagia, sehingga kita diperkenankan kembali bisa bertemu dengan Nya di surga-Nya, Aamiin...

Catatan  mingguan  kali  ini  saya ingin mengajak diri ini untuk BERSYUKUR. Ngomong  ngomong  nih " Apa sebetulnya yang kita cari dalam hidup ini?". Di saat  kita  hidup  di gunung kita merindukan​ pantai, Di saat kita hidup di pantai  kita  merindukan ​ gunung,  Di  saat kemarau kita tanya kapan hujan datang? Di waktu musim hujan kita tanya kapan kemarau datang?, Di saat diam di  rumah  kita pengennya pergi, dan setelah pergi kita pengennya pulang ke rumah...Waktu   tenang   kita   cari   keramaian...Waktu  ramai  cari  kita ketenangan...

Dulu  disaat  belum  bekerja  kita ngeluh ingin bekerja, saat sudah bekerja kita  ingin istirahat bekerja. Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah  berkeluarga,  mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya  hidup  dan  pendidikan... Ternyata SESUATU tampak indah karena belum kita  miliki...Jadi Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu  memikirkan ​ apa  yang  belum ada, tapi mengabaikan​ apa yang sudah kita miliki...

Yukk  kita BERSYUKUR dengan rahmat  ALLAH yang sudah kita miliki. Coba kita renungkan,  "Mungkinkah  selembar  daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas  ini??..Menutupi  telapak tangan saja sulit, gerutu hati salah seorang pembaca.Tapi kalo daun kecil  ini  nempel  di mata kita, maka tertutupla​h “BUMI" dengan Daun itu. Iya, Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kitaakan  melihat  keburukan dimana-mana dan bumi inipun akan tampak buruk atau sebaliknya.

Dulu saya pikir bahagia itu adalah semua yang berada diluar diri saya, ketika saya naek ojeg ke kantor maka saya berpikir pasti bahagia ke kantor bawa motor sendiri atau mobil sendiri apalagi kalau COP yah, ternyata ...., dulu saya pikir pasti bahagia banget deh pake BlackBerry atau Apple ketika HP saya hanya HP standard, ternyata ....., dan bodohnya saya juga pernah berpikir pasti bahagia punya istri yang cantik seperti artis-artis Hollywood, dan ternyata....

Ternyata  bahagia itu akan sirna seiring dengan kita memiliki apa yang kita pikir  bisa  membuat kita bahagia, ah sungguh semua sumber kebahagiaan yang berasal  dari  LUAR  diri  adalah  SEMU,  ada umurnya dan akan cepat sekali berlalu. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa syarat harus punya ini dan itu, Kita tidak perlu menyaratkan memiliki apapun untuk berbahagia karena ”


Kita  sudah  memilih  untuk bahagia apapun yang akan terjadi, dalam kondisi apapun”   jadi  pastikan  kita  akan merasa bahagia walaupun tidak memiliki uang  banyak didompet, walaupun hidup ini tidak seperti yang kita rencakan, idamkan,  impikan.  Semua  itu  tidak  akan  mengganggu,  karena kita tidak menempatkan  kebahagiaan  diluar  sana. Bahagia ada didalam diri ini, bukan tergantung  dengan  benda, dengan manusia lain sekalipun, Bagaimana? setuju gak dengan pendapat saya?


Mari kita perhatikan firman ALLAH SWT berikut ini ,:
أَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى
“dan Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan.” (QS. An-Najm:48).

Sungguh ALLAH tidak memberikan kemiskinan kepada kita tapi kita sendirilah yang menciptakan kemiskinan itu. Dan saat ini kemiskinan menjadi sebuah penyakit akut yang menjangkiti suatu negeri yang disebabkan karena ulah tangan manusia. Hati Hati jangan jangan kita juga tertular nih,...

Betapa  banyak  orang  yang  hidupnya pas-pasan namun ia memiliki kehidupan hati  yang  kaya  dan selalu merasa cukup atas segala yang mereka dapatkan. Begitupun sebaliknya betapa banyak orang yang kaya namun memiliki kehidupan hati  yang  miskin sehingga  ia  terus  berusaha memperkaya diri dan tidak pernah merasa cukup atas segala yang diperolehnya. Bagi  siapapun  yang merasa  hidup  di  garis kemiskinan harusnya ia tetap bersyukur,  bertakwa,  bertawakkal  dan terus berusaha menjemput rezekinya. dan  bagi  siapapun  yang  merasa  hidup di garis kekayaan harusnya ia juga tetap  bersyukur  dan sadar akan setiap harta yang dimilikinya ada hak atas orang lain juga. Semoga  kita  semua  terhindar dari jiwa yang tak pernah puas dan hati yang tak pernah cukup.

Jadi mau bahagia??. ya..BERSYUKURLAH...
BERSYUKUR dengan apa apa yang kita miliki dan apa apa yang tidak kita miliki, kita tidak akan selalu mendapatkan apa apa yang kita inginkan kan, maka berbahagialah dengan apa apa yang kita miliki“  

Thursday 3 December 2015

Hormati dan hargailah keluarga Kita

PortalRenungan.

Astaghfirullah...Astaghfirullah...Wa atuubu IlaiK Ya Alloh....!!! Ampuni hamba Ya Alloh.

Suatu hari saya bersenggolan dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan saya,” reaksi spontan saya. Ia juga berkata: “Maafkan saya juga.” Orang itu dan saya berlaku sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.

Namun cerita jadi lain, begitu sampai di rumah. Pada hari itu juga, saat saya sedang menelphone salah satu kolega terbaik saya, dengan bahasa sangat lembut dan santun untuk meraih simpati kolega saya itu, tiba2 anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. Saat saya berbalik,
hampir saja membuatnya jatuh. "Minggir!!! Main sana, ganggu saja!!!" teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Saat saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus, Tuhan berbisik, "Akan kusuruh malaikat menyabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang, namun sebelumnya, aku akan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu. Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi dengan anak yang engkau kasihi, engkau perlakukan dengan sewenang-wenang, akan kuberi lihat setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan atasanmu, kolegamu, sahabat dunia mayamu, serta keadaan keluargamu"
Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya mendoakan lewat grup, bahkan jg ada yg tdk komentar apapun atas kepergianku, dan ada yg hanya menulis 3 huruf singkat, 'RIP'.
Lalu teman-temanku sekantor, hampir semua datang, sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asik foto-foto dan mengobrol, bahkan ada yg asik membicarakan aibku sambil tersenyum-senyum. Bos yg aku hormati, hanya datang sebentar, melihat jenazahku dalam hitungan menit langsung pulang. Dan kolegaku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat.
Lalu kulihat anak-anakku menangis dipangkuan istriku, yang kecil berusaha menggapai2 jenazahku meminta aku bangun, namun istriku menghalaunya. istriku pingsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sekacau itu. Lalu aku teringat betapa sering aku acuhkan panggilannya yg mengajakku mengobrol, aku selalu sibuk dengan hpku, dengan kolega2 dan teman2 dunia mayaku, lalu aku lihat anak2ku.. Sering kuhardik dan kubentak mereka saat aku sedang asik dengan ponselku, saat mereka ribut meminta ku temani. Oh Ya Allah.. Maafkan aku.

lalu aku melihat tujuh hari sejak kematianku, teman-teman sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak mendengar aku mendapatkan doa mereka untukku, perusahaan telah menggantiku dengan karyawan lain, teman-teman dunia maya masih sibuk dengan lelucon2 digrup, tanpa ada yg mbahasku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di grup mereka.
Namun, aku melihat istriku masih pucat dan menangis, airmatanya selalu menetes saat anak2ku bertanya dimana papah mereka? Aku melihat dia begitu lunglai dan pucat, kemana gairahmu istriku?
Oh Ya Allah Maafkan aku..

Hari ke 40 sejak aku tiada.
Teman FB ku lenyap secara drastis, semua memutuskan pertemanan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup, bosku, teman2 kerja, tdk ada satupun yang mengunjungiku kekuburan ataupun sekedar mengirimkan doa.
Lalu kulihat keluargaku, istriku sudah bisa tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak2 masih ribut menanyakan kapan papahnya pulang, yang paling kecil yang paling kusayang, masih selalu menungguku dijendela, menantikan aku datang.

Lalu 15 tahun berlalu.
Kulihat istriku menyiapkan makanan untuk anak2ku, sudah mulai keliatan guratan tua dan lelah diwajahnya, dia tidak pernah lupa mengingatkan anak2 bahwa ini hari jumat, jangan lupa kekuburan papah, jangan lupa berdoa setiap sholat, lalu aku membaca tulisan disecarik kertas milik putriku malam itu, dia menulis.. "Seandainya saja aku punya papah, pasti tidak akan ada laki2 yang berani tidak sopan denganku, tidak akan aku lihat mamah sakit2an mencari nafkah seorang diri buat kami, oh Ya Allah.. Kenapa Kau ambil papahku, aku butuh papahku Ya Allah.." kertas itu basah, pasti karena airmatanya..
Ya Allah maafkanlah aku.. 

Sampai bertahun2 anak2 dan istriku pun masih terus mendoakanku setelah sholat, agar aku selalu berbahagia diakherat sana.

Lalu seketika,, aku terbangun.. Dan terjatuh dari dipan.. Oh Ya Allah Alhamdulillah.. Ternyata aku cuma bermimpi..

Pelan-pelan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, masih aku lihat airmata disudut matanya, kasihan sekali, terlalu kencang aku menghardik mereka..
“Anakku, papah sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu.“Si kecilku pun terbangun dan berkata, “Oh papah, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”
“Anakku, aku mencintaimu juga. Aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku” Dan kupeluk anakku. Kuciumi pipi dan keningnya.
Lalu kulihat istriku tertidur, istriku yang sapaannya sering kuacuhkan, ajakannya bicara sering kali aku sengaja berpura2 tidak mendengarnya, bahkan pesan2 darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku istriku, maafkan aku.

Air mataku tak bisaku bendung lagi.
Apakah kita menyadari bahwa jika kita mati besok pagi, perusahaan di mana kita bekerja akan dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Teman2 akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, beberapa masih menceritakan aib2 yang tidak sengaja kita lakukan. Teman2 dunia maya pun tak pernah membahas lagi seolah, aku tidak pernah mengisi hari2 mereka sebagai badut di grup.
Lalu aku rebahkan diri disamping istriku, ponselku masih terus bergetar, berpuluh puluh notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak.. tidak.. Aku matikan ponselku dan aku pejamkan mata, maaf.. Bukan kalian yang akan membawaku ke surga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi ini dia.. Keluargaku.. 
keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

Friday 20 November 2015

🕸Ketika Mengalami Mimpi Buruk

PortalRenungan.



Sahabat, mungkin kita semua sering mengalami mimpi. Dan terkadang mimpi tersebut adalah mimpi yang buruk yang membuat hati ini gelisah, gundah, dan terkadang membuat kita khawatir dan was-was, takut-takut mimpi tersebut menimpa dalam kehidupan nyata kita berupa kejadian-kejadian yang tidak mengenakan. Bahkan sering kali kita pun kemudian menceritakan mimpi tersebut kepada orang lain.

Lalu bagaimana seharusnya ketika mimpi buruk tersebut hinggap dalam tidur kita? Tentu saja agama Islam yang sempurna ini tidak luput telah memberi petunjuk bagi kita ketika mengalami mimpi yang tidak mengenakan.

Tentang masalah ini terdapat beberapa hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskannya. Di antaranya,

إِذا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُؤْيَا يَكْرَهُهَا، فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسَتَعَّذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا، وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ

☘"Jika salah seorang dari kalian bermimpi dengan sesuatu yang dibenci hendaklah meludah ke kirinya tiga kali, dan hendaknya memohon perlindungan kepada Allah dari setan tiga kali, dan mengubah posisi tidurnya dari posisi semula.” (HR. Muslim)

وإن رأى ما يكره فليتفل عن يساره ثلاثا وليتعوذ بالله من شر الشيطان وشرها، ولا يحدث بها أحدا فإنها لن تضره

“Ketika kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri tiga kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian, jangan ceritakan mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya.” (HR. Muslim)

فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسِ

“Bila seseorang dari kalian melihat perkara yang dibencinya dalam mimpinya maka hendaklah ia bangkit dari tempat tidurnya (untuk berwudhu) lalu mengerjakan shalat dan jangan ia ceritakan mimpinya itu kepada manusia.” (HR. Muslim)

Dari hadits-hadits nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas terdapat petunjuk bagi seorang mukmin, dan kita yakin bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Bisa disimpulkan bahwa hal-hal yang bisa kita lakukan ketika kita mengalami mimpi buruk adalah sebaik berikut:

✅ Meludah (ringan) ke kirinya tiga kali.
✅ Minta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan dan kejelekan mimpinya, tiga kali.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشَرِّهَا

A'uudzubillaahi min syarrisysyaithooni wa syarrihaa
"Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi"

✅ Tidak membicarakan mimpinya kepada orang lain.
✅ Membalikkan tubuhnya (mengubah posisi tidur).

Sebarkan jika Anda menyukai tulisan ini, insya Alloh pahala besar menanti Anda.

Friday 16 October 2015

Amalan di Bulan Dzulhijah

PortalRenungan.



Berikut ini beberapa amalan di Bulan Dzulhijah.
1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya. 

Salah satunya sabda Nabi ﷺ 

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga”.

2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah. Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. 

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ  bersabda :

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. [Hadits Muttafaqun ‘Alaih].

3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut. Sebagaimana firman Allah Ta’ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. [al-Hajj/22 : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid”. [Hadits Riwayat Ahmad].

Ucapannya :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah”.

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa. Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. 

5. Banyak Beramal Shalih. Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. 

Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. 

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq. Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ :

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

“Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. [Muttafaqun ‘Alaihi].

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘anha bahwa Nabi ﷺ  bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره

“Jika kamu melihat hilal bulan DzulHijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي

“Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban”.

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

“….. dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan…”. [al-Baqarah/2 : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya. 

10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas. Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan,  memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

Monday 14 September 2015

Saat Semuanya Berpaling

PortalRenungan.
Adalah kebahagian bagi kita semua di saat ALLAH SWT masih berkenan membimbing kita, mengarahkan kita dan menunjukan kita kejalan yang di ridhoinya. Alhamdulillah pada hari ini, insya ALLAH kita adalah orang orang yang dikendaiki baik oleh ALLAH, Yukk kita pikirkan yang baik-baik, kita lakukan yang baik-baik dan kita tebarkan yang baik-baik pula, insya ALLAH kita akan bahagia dunia dan akhirat, Aamin.

Hari ini saya ingin mengajak diri ini dan saudaraku semua untuk melihat anugrah ALLAH terindah yang terlupakan. Iya, mungkin kita pernah mengetuk pintu kebaikan kepada manusia, namun mereka tidak menghiraukan kita bahkan mengacuhkannya. Atau kita pernah percaya pada seseorang, namun dia pun mengkhiananti kita. Atau kita pernah berharap pada seseorang yang kita anggap bisa diharapkan, namun ternyata ia mengecewakan kita...Kasian yah...

Mari kita membuka mata hati kita, jika itu terjadi pada kita maka mari kita pahami, sesungguhnya saat itulah ALLAH ingin agar kita kembali dan hanya berharap hanya kepada-Nya saja. Bila ALLAH menginginkan kemudahan bagi hamba-Nya, maka jalan keluar akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang menghadapkan wajahnya pada ALLAH. Orang-orang yang paling bahagia di dunia, adalah orang yang menautkan hatinya pada ALLAH. Dirinya yakin bahwa jalan keluar dari berbagai kesulitan akan datang dari ALLAH.

ALLAH SWT memberikan kita gambaran tentang orang yang baik agamanya, seperti yang tertera dalam Al Quran Surat An-Nisa:125

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada ALLAH, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan ALLAH mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. “

Ketika manusia menghinamu, ketahuilah bahwa mereka tidak dapat membuat engkau mulia atau hina. Ketika engkau memelas kepada manusia namun mereka mengejekmu , Maka ketahuilah bahwa mereka tidak dapat memberi manfaat maupun mudharat padamu. Jika musibah dan hinaan manusia begitu hebatnya, Maka ketahuilah bahwa engkau memiliki ALLAH yang tidak akan pernah mengecewakanmu, engkau memiliki ALLAH yang mendengar segala keluh-kesahmu, engkau memiliki ALLAH yang maha Mengetahui segala yang yang tersembunyi, engkau memiliki ALLAH yang menunjukkan kasih sayang-Nya padamu. Dia suka saat engkau meminta pada-Nya.

Mari kita perhatikan kembali ayat ayat cinta dari ALLAH untuk kita yang tertera dalam Al Quranul Karim.

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah ada tuhan selain ALLAH?…” (An-Naml:62)

“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (Al-Anbiya : 83)

“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah ALLAH.“ (Al-Anbiya : 84)

Tidaklah seorang hamba berdoa dengan tulus ketika musibah menimpanya, kecuali ALLAH memberinya satu dari dua perkara: Jika ALLAH mengetahui bahwa kesulitannya lebih baik diangkat, maka Dia akan mengangkatnya segera. Dan jika ALLAH mengetahui bahwa kesulitan tersebut belum saatnya diangkat, maka ALLAH akan mengilhamkan keyakinan, keimanan dan ketundukan pada takdir-Nya. Sehingga dia merasakan musibah itu bagai nikmat yang harus disyukuri. Dan derajatnyapun ditinggikan.

Saat musibah menimpa, justeru saat itu adalah saat yang tepat untuk menyepi dengan ALLAH, membiarkan diri hanyut terbawa dalam lautan munajat. Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya mengeluh pada ALLAH, bukan pada maunisa, Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya yakin kepada ALLAH bukan pada fulan dan fulan. Bukankah tujuan dari ujian adalah agar kita lari menuju ALLAH…Bukankah tujuan dari ujian adalah agar seorang hamba hanya mengadu pada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.

Thursday 10 September 2015

Keikhlasan

PortalRenungan.
Alhamdulillah segala puja dan puji milik ALLAH semata,..Dialah ALLAH yag telah melimpahkan limpahan nikmatnya, rahmatnya dan karunianya kepada kita semua. Sehingga di pagi yang indah ini, kita semua masih bisa bersungguh sungguh melangkahkan kaki kita menggapai cita, cinta dan harapan. Jangan lupa untuk tengok kiri dan kanan, yuk,..tebarkan senyuman, kepada semua rekan dan teman, semoga akan menambah keberkahan untuk kita semua..Aamiin

Hari ini saya ingin mengajak jiwa ini untuk rehat sejenak, sekedar melepas belenggu kehidupan yang sering kali terasa berat dan menjadikan perjalan ini tidak seindah yang kita harapkan. Iya salah satu hal yang sering kali kita lupakan adalah kesadaran diri ini untuk ikhlas mengahadapi apa pun yang terjadi. Iya IKHLAS...Ikhlas disaat harus berangkat pagi, Ikhlas disaat harus terjebak macet, Ikhlas disaat harus lembur walau ARGO nya tidak secepat sebelumnya, Ikhlas disaat mendapatkan nilai bagus atau sebaliknya, Ikhlas disaat diangkat atau ditunda pengangkatannya...Ikhlas... Ikhlas... Ikhlas... deh pokok nya...

Ikhlas gak ikhlas toh tetap terjadi dan akan kita jalani, kita tidak bisa menyalahkan orang lain disaat kejadian yang tidak meng-enakkan menimpa kita, karena sesungguhnya kejadian yang kita alamai saat ini bisa jadi buah dari sikap kita pada waktu sebelumnya. Disaat kita ikhlas maka semuanya akan menjadi indah bahkan akan menjadi amala shaleh dan menjadi point tersendiri untuk kehidupan kita. Ikhlas dalam bahasa Arab, dalam bahasa kita berari Jernih atau bening. Disaat kita ikhlas, berati kita menghadapai masalah apaun dengan kejernihan atau kebeningnya jiwa, pikiran bahkan hati kita...

Sahabat saya mengatakan bahwa pelajaran yang paling sulit selama proses hidupnya adalah ikhlas...Ikhlas menjadi ilmu tersulit selama perjalanan napas nya, Ia katakan " Saya sulit ikhlas pada saat cinta saya pergi ditelan bumi, saya sulit sekali ikhlas pada saat saya harus menatap punggung cinta saya pergi meninggalkan saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat sahabat-sahabat saya pergi membawa warna hidup saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat apa yang selama ini saya miliki harus menjadi milik orang lain, saya sulit sekali ikhlas saat saya tidak lagi memiliki apa-apa lagi, saya sulit sekali ikhlas saat jiwa saya harus berada diujung bukit asa yang nyaris pupus, iya saya sulit sekali ikhlas"

Bukankah pada dasarnya yang ada hanya ALLAH, maka semuanya adalah milik ALLAH. Karena semua milik ALLAH, maka semua harus dikembalikan kepada ALLAH. Maka, ikhlas adalah memuarakan semuanya pada ALLAH… Seharusnya kita terima semua kehilangan demi kehilangan, kedatangan demi kedatangan, kemudian serahkan kembali semua kepada ALLAH... “ya ALLAH saya terima cinta ini dan saya kembalikan kepadaMu… ambillah jika memang saya tidak pantas untuk memilikinya”, easy to talk…

Lihatlah "AIR" Air itu ikhlas, karena ia menjalankan perintah Allah untuk mengalir dari atas kebawah mengikuti grafitasi, karena tak ada pilihan lain selain taat pada ALLAH. Bukankah ia adalah nol. Ia milik ALLAH bagaimana ia akan membangkang pemiliknya dan seharusnya kita juga begitu…dan tentunya tidak ada yang tiba-tiba kita miliki , Ikhlas juga butuh waktu, butuh kesabaran, butuh ruang, butuh dorongan jiwa” …

Bagaimanapun kehendak Allah itu; bagaimanapun ketentuan Allah itu; bagaimanapun keputusan Allah itu; bagaimanapun ketetapan Allah itu, tanpa peduli dengan pujian atau makian; dalam keadaan sendirian pun; sunyi, senyap, saya harus SELALU ikhlas….
Ya ALLAH, ya RABB … berikanlah kami keikhlasan yang hakiki, apapun takdirMu untuk kami, apapun…

Friday 14 August 2015

Ruang Lingkup Kajian Fiqh

PortalRenungan.
Fiqh adalah kata yang cukup akrab bagi setiap Muslim. Tapi apakah sebenarnya fiqh itu? Samakah ia dengan syariat? Kalau tidak apa perbedaan keduanya?


Fiqh menurut bahasa berarti faham. Sedang dalam terminologi Islam fiqh adalah hukum-hukum Islam tentang perilaku dan perbuatan manusia. Sedangkan syari'at adalah keseluruhan hukum yang diperuntukan oleh Allah SWT bagi manusia guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi, cakupan kata syari'at lebih luas daripada fiqh. Fiqh hanya membahas tentang perilaku, sedangkan syariat selain membahas perilaku dan perbuatan juga mengulas masalah-masalah aqidah, keimanan dan keyakinan.

Hukum mempelajari fiqh
Mempelajari fiqh mempunyai dua hukum. Fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Fardhu 'ain (wajib bagi setiap individu) mempelajari hal-hal yang dibebankan kepada setiap Muslim. Seperti mempelajari tata cara bersuci, shalat, puasa, dan lain-lain. Sedangkan mempelajari selain itu hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib bagi sebuah komunitas Muslim, yang jika sebagian sudah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi yang lainnya. Tetapi jika tak ada satupun yang melaksanakannya maka keseluruhan anggota komunitas tersebut menanggung dosa), seperti mempelajari tata cara pengurusan jenazah, fiqh politik, dan lain-lain.

Sumber-sumber hukum fiqh
Fiqh adalah produk ijtihad para ulama. Mereka menyarikan hukum-hukum fiqh tersebut dari sumber-sumbernya, yaitu:
Al-Qur'an.

Hadits, yaitu ucapan, perilaku, ketetapan dan sifat-sifat yang dinisbatkan kepada nabi Muhamad SAW. Namun tidak semua hadits dapat dijadikan dalil atau sumber pengambilan hukum. Sebab hanya hadits-hadits yang diyakini berasal dari Rasulullah SAW. atau mempunyai indikasi kuat berasal darinyalah yang dapat dijadikan pedoman.

Ijma', yaitu kesepakatan seluruh ulama-ulama mujtahid pada suatu masa tentang sebuah hukum. 

Qiyas, yaitu menyamakan hukum sesuatu yang tidak ada di dalam Al-Qur'an dan hadits dengan hukum sesuatu yang di atur dalam Al-Qur'an dan hadits karena adanya persamaan kedua hal tersebut. Contoh Al-Qur'an menyebutkan bahwa minuman keras adalah haram. Ekstasi adalah barang baru yang tidak disebut dalam Al-Qur'an maupun hadits. Karena ekstasi bisa menimbulkan efek yang sama dengan minuman keras (memabukkan dan menghilangkan akal) maka hukumnya disamakan dengannya yaitu haram.

Setiap hukum harus mempunyai landasan dari sumber-sumber hukum tersebut. Jika tidak maka itu tidak boleh diamalkan. Contohnya adalah hukum yang memperbolehkan seorang wanita menjadi imam solat bagi makmum laki-laki. Alasannya adalah bahwa laki-laki itu setara dengan wanita. Kalau laki-laki boleh mengimami wanita maka wanitapun juga boleh menjadi imam bagi laki-laki. Karena hukum ini tidak berdasar pada sumber-sumber hukum di atas dan hanya merupakan pertimbangan akal, maka tidak bisa dibenarkan dan karenanya tidak boleh diamalkan.

Ruang lingkup bahasan fiqh
Sesuai dengan definisi fiqh diatas maka seluruh perbuatan dan perilaku manusia merupakan medan bahasan ilmu fiqh. Ruang lingkup yang demikian luas ini biasanya dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
• Thaharah, yaitu hal ihwal bersuci, baik dari najis maupun dari hadats.
• Ibadah, yang berisi tentang tata cara beribadah seperti sholat, puasa, zakat dan haji.
• Muamalat, yang membahas tentang bentuk-bentuk transaksi dan kegiatan-kegiatan ekonomi.
• Munakahat, yaitu tenatang pernikahan, perceraian dan soal-soal hidup berumah tangga.
• Jinayat, yang mengulas tentang perilaku-perilaku menyimpang (mencuri, merampok, zina dan lain-lain) dan sangsinya
• Faraidh, yang membahas tentang harta warisan dan tata cara pembagiannya kepada yang berhak.
• Siyasat, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas politik, peradilan, kepemimpinan dan lain-lain.
• Singkat kata, seluruh perbuaatan manusia, baik yang masuk dalam ketujuh kelompok di atas maupun tidak semuanya mempunyai hukum. Yaitu salah satu diantara lima hukum dibawah ini:

1. Wajib, yaitu sesuatu yang harus dikerjakan. Jika dikerjakan maka pelakunya memperoleh pahala dan jika ditinggalkan maka ia menuai dosa. Kata lain dari wajib adalah fardlu atau hatm. Wajib ini ada dua macam: 

o Wajib 'ain (fardhu 'ain), yaitu kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu Muslim. Contoh: sholat, puasa, zakat dan lain-lain. 

o Wajib kifayah (fardhu kifayah), yaitu kewajiban yang dibebankan kepada sebuah komunitas Muslim. Jika salah satu dari anggota komunitas itu sudah melaksanakannya maka gugurlah kewajiban itu ataas yang lain. Tapi jika tak ada satupun yang melaksanakannya maka setiap anggota komunitas tersebut berdosa. Contoh: memandikan mayit, mensholatkan dan menguburkannya.

2. Sunnah, yaitu sesuatu yang jika dikerjakan maka pelakunya mendapat pahala namun jika ditinggalkan ia tidak berdosa. Contoh: Sholat tarawih, puasa Senin Kamis, sholat tahajjud dan lain-lain. 

Mubah, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan tanpa bernilai pahala dan dosa. Contoh: makan, minum, tidur dan lain-lain. Namun hal-hal yang masuk dalam kategori mubah ini bisa benilai pahala jika disertai dengan niat.

3. Makruh, yaitu sesuatu yang jika ditinggalkan pelakunya mendapat pahala namun jika ditinggalkan ia tidak berdosa. Contoh: minum dengan tangan kiri dan lain-lain.
Haram, yaitu sesuatu yang jika ditinggalkan pelakunya mendapat pahala dan jika dikerjakan ia berdosa. Contoh: zina, meminum minuman keras, menggunjing dan lain-lain. Wallahu a'lam bishshowab

Bagaimana Ikhtilaf (Perbedaan/Perselisihan Pendapat) Itu Terjadi?

"Membaca qunut dalam shalat adalah sunnah, dan meninggalkannya pun juga sunnah." Itulah komentar Ibnul Qoyyim tentang perbedaan pendapat para ulama tentang qunut. Sebab, memang di sana ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW membacanya dalam shalat, namun ada juga hadits yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW meninggalkannya.

Tapi kenyataan di masyarakat kita berbeda. Berseteru gara-gara qunut bahkan sampai saling mencaki-maki adalah peristiwa yang sering kita dengar. Ironis memang, hanya gara-gara qunut yang sunnah, lantas meninggalkan yang wajib; menjaga persatuan umat dan berbuat baik terhadap sesama muslim.

Perbedaan adalah Fithrah
Tak ada sesuatu yang persis sama di dunia ini. Meski ada, hanyalah terbatas pada beberapa hal kecil saja. Itulah sunnatullah. Bukti kekuasaan Allah SWT yang tak terhingga. Dengan perbedaan, dunia menjadi penuh warna, dimana manusia dapat saling melengkapi satu-sama lain, dan bahkan saling tolong-menolong.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang berotak brilian dan ada yang biasa. Karena itu, perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah, bukan hal tercela.

Hal seperti ini juga terjadi pada para ulama. Pengetahuan dan kemampuan yang berbeda-beda akhirnya menghasilkan ijtihad yang berbeda pula. Bagi yang sering mengkaji kitab-kitab perbandingan madzhab, selisih pendapat di antara mereka bukanlah hal asing, karena berbeda pendapat dalam menghukumi sesuatu telah ada sejak zaman shababat ra. Contohnya saja, keputusan Khalifah Abu Bakar untuk memerangi orang-orang yang menolak membayar zakat, disepakati setelah melalui musyawarah yang diwarnai silih beda pendapat. Atau antara Umar ra. dan Utsman ra. dalam masalah pembukuan Al-Qur'an, serta banyak lagi.

Ikhtilaf Dalam Hukum Fiqih
Ikhtilaf atau perbedaan pendapat dalam hukum fiqih disebabkan oleh banyak hal, antara lain :

1. Perbedaan para ulama dalam memahami teks Al-Qur'an dan Hadits
Teks Al-Qu'ran dan Hadits kadang membuka peluang untuk dipahami secara berbeda, misalnya dengan adanya kata yang mempunyai lebih dari satu makna. Perbedaan pemahaman itu melahirkan perbedaan penghukuman. Contohnya kata "la mastum" dalam surah Al-Maidah ayat 6. Kata itu bisa berarti "bersentuhan" dan bisa berarti "hubungan suami istri". Yang mengartikannya, sebagai hubungan suami istri, akan mengeluarkan pendapat bahwa bersentuhan saja dengan wanita tidak membatalkan wudlu, tapi yang mengartikannya sebagai bersentuhan, akan menghukumi batal wudlu, bila kulit wanita dan pria bersinggungan.

2. Perbedaan pengetahuan mereka tentang Hadits
Orang yang paling tahu dan mengerti Hadits-Hadits Rasulullah SAW adalah para shahabat. Sepeninggalan Nabi, para shahabat menyebar ke berbagai daerah untuk mensyiarkan Islam, antara lain Irak, Kufah, Mesir, dll. Kendati begitu, sebagian besar mereka tetap berdomisili di Madinah. Wal hasil, kota yang banyak didiami oleh banyak shahabat lebih menguasai hadits dibanding kota yang hanya memiliki sedikit shahabat, dan ini berdampak pada pengambilan hukum. Ulama-ulama Irak, misalnya, lebih cenderung menggunakan ra'yu (pendapat sendiri) yang tetap sejalan dengan Al-Qur'an karena sedikitnya perbendaharaan hadits mereka dan ditambah pula dengan banyak beredarnya hadits-hadits palsu, ketimbang ulama-ulama Madinah yang kaya perbendaharaan haditsnya. Akibat pengetahuan terhadap hadits yang berbeda-beda inilah akhirnya terlahir ijtihad yang berbeda pula.

3. Perbedaan mereka dalam menilai Hadits
Para ulama kadang berbeda pendapat dalam menilai sebuah hadtis. Imam Malik menyatakan bahwa hadits a itu shahih, namun setelah mengadakan penelitian lebih lanjut, Imam Syafi'i mengatakan bahwa hadits tersebut dhaif, lemah, sehingga tidak dapat dijadikan sandaran hukum.

Salah satu penyebab ikhtilaf tadi adalah perbedaan mereka dalam memverifikasi para perawi hadits. Menurut A si anu (perawi hadits) itu bisa dipercaya (adil), namun B mengatakan ia kurang kredibel. 

Di samping perbedaan dalam menilai keshahihan hadits, kadang mereka juga berbeda pendapat tentang status hadits tertentu. Apakah ia bisa dijadikan hujjah (sandaran hukum) atau tidak. Misalnya hadits mursal tabi'i (hadits yang silsilah perawinya terputus pada tabi'in), Imam Abu Hanifah dan Imam Malik menerimanya untuk dijadikan hujjah, sementara Imam Syafi'i menolak.

4. Perbedaan waktu, tempat dan kondisi
Para ulama hidup pada kurun waktu dan tempat yang berbeda-beda, yang akhirnya melahirkan tabiat dan karakter yang berbeda pula. Dan ini berdampak pada pengambilan hukum. Contohnya Umar bin Abdul Aziz, sewaktu menjadi Gubernur Madinah, ia menerima klaim seseorang hanya dengan satu saksi laki-laki dan sumpah. Tapi ketika ia menjadi khalifah dan tinggal di Syam, tidak menerima klaim seseorang kecuali dengan dua saksi laki-laki atau satu laki-laki dan dua perempuan. Ketika ditanya tentang hal itu, ia menjawab, "Kami sungguh mendapati penduduk Syam berada dalam kondisi dan tradisi yang berbeda dengan Madinah."

5. Perbedaan mereka dalam mensikapi dalil-dalil yang kelihatan kontradiktif

Contohnya hadits-hadits berikut :
a. La sholata illa bifatihatil kitab (tidaklah sah shalat seseorang tanpa membaca surah al-Fatihah).
b. Idza qara'al imamu fa anshitu (jika Imam sedang membaca Al-Qur'an, dengarkanlah).
c. Man kana lahu imam, faqira'atahu lahu qira'ah (barang siapa bersama imam, cukuplah baginya bacaan imam).

Berdasarkan ketiga hadits ini, para ulama berbeda pendapat tentang apakah makmum wajib membaca al-Fatihah atau tidak. Imam Syafi'i berpendapat bahwa makmum wajib membaca al-Fatihah berdasarkan hadits pertama. Imam Hanbali berkata bahwa jika imam membaca keras, makmum tidak perlu membaca al-Fatihah, tapi jika imam tidak membaca keras, makmum wajib membacanya. Dalam hal ini, Imam Hanbali mengkompromikan hadits pertama dan kedua. Sedang menurut Imam Hanafi, seorang makmum tidak wajib membaca apapun berdasarkan hadits yang ketiga.

6. Perbedaan mereka dalam menggunakan dalil-dalil mukhtalaf (yang diperselisihkan.
Sebagian besar ulama sepakat dalam menggunakan Al-Qur;an, al-Hadits, Ijma' dan Qiyas sebagai dalil atau sandara hukum. Namun, selain empat unsur tadi, masih ada dalil-dalil yang diperselisihkan oleh para ulama dalam kaitannya sebagai sumber hukum.

Dalil-dalil mukhtalaf itu antara lain :
a. Perkataan atau pendapat Shahabat.
b. Ijma' penduduk Madinah
c. Istihsan
d. Istishab
e. Mashalih Mursalah
f. Tradisi,. dsb.

Itulah hal-hal yang menyebabkan para ulama berbeda pendapat. Sebuah perbedaan yang timbul karena hal-hal yang sangat manusiawi. Karenanya, perbedaan seperti itu tidak tercela. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berijtihad dan ia benar, baginya dua pahala. Dan jika salah, baginya satu pahala"

Maka tidak sepatutnya perbedaan pendapat dan madzhab menjadi perpecahan, pertikaian, dan fanatismu (taashshub). Allah berfirman, "Wa'tashimu bihablillah jami'an wa la tafarraqu, " (QS. Ali Imran : 103). Artinya : Berpeganglah kamu semua pada tali Allah dan janganlah berpecah belah. Wallahu 'alam bish-showab.

Thursday 13 August 2015

Hukum Bermuamalah Dengan Orang Kafir

PortalRenungan.
Pertama, boleh melakukan transaksi dengan mereka dalam perdagangan dan sewa-menyewa selama alat tukar, keuntungan, dan barangnya dibolehkan oleh syariat Islam. Jika alat tukarnya diharamkan (misalnya khamr dan daging babi) atau keuntungannya diharamkan (seperti bunga dan riba) atau barangnya diharamkan (seperti anggur yang akan dijadikan khamr) atau memiliki dan menyewakan barang untuk perbuatan haram, itu semua diharamkan oleh syariat Islam, begitu pula barang yang digunakan orang kafir dalam memerangi kaum muslimin.

Kedua, wakaf mereka, baik untuk diri mereka sendiri atau orang lain, dibolehkan selama hal itu merupakan wakaf terhadap kaum muslimin yang dibolehkan. Misalnya, derma terhadap fakir miskin, perbaikan jalan, derma terhadap ibnu sabil, dan semacamnya. Jika ia memberi wakaf kepada anaknya dengan syarat anaknya harus kembali kafir, haram menandatangi wakaf tersebut. Jika mereka memberi wakaf untuk gereja mereka, juga haram ditandatangani secara hukum, karena hal itu mengandung makna menolong mereka dalam kekufuran.

pasang iklan

Ketiga, seorang muslim laki-laki boleh menikahi wanita ahli kitab, baik Yahudi maupun Nasrani. Sebagian ulama berpendapat bahwa ketika menikahi wanita ahli kitab akan menimbulkan mudarat bagi si laki-laki muslim, khususnya fitnah terhadap agamanya dan semacamnya, maka pernikahan itu diharamkan.

Keempat, boleh memberi pinjaman dan atau meminjam dari mereka walaupun dengan cara menggadaikan barang. Sebab, diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. meninggal dunia sedangkan baju perangnya digadaikan kepada seorang Yahudi.

Kelima, orang kafir boleh melakukan perdagangan di negeri kaum muslimin selama perdagangan itu pada hal-hal yang dibolehkan secara syar'i, dan mereka harus menyerahkan sepuluh persen keuntungannya sebagai pajak yang harus digunakan bagi kepentingan umum kaum muslimin.

Keenam, ahli kitab yang berada dalam perlindungan keamananan kaum muslimin harus membayar penuh.

Ketujuh, jika ahli kitab itu tidak sanggup membayar jizyah, maka ia dibebaskan, dan jika ia miskin, maka ia disantuni dari Baitul Mal kaum muslimin.

Kedelapan, haram membolehkan mereka membangun rumah ibadah mereka di negeri muslim, dan geraja yang terdapat di negeri kafir yang dimasuki kaum muslimin tidak boleh dihancurkan, tetapi bila bangunan itu sudah runtuh, maka tidak boleh memperbaharui bangunannya.

Kesembilan, hukum yang diberlakukan pada mereka harus dihapus, jika dalam agama mereka hal itu merupakan kebolehan. Tetapi, haram menyampaikan itu secara terang-terangan kepada mereka.

Kesepuluh, jika perbuatan itu haram dalam agama mereka, lalu mereka melakukannya, mereka harus dihukum.

Kesebelas, orang dzimmi (non-muslim yang berada di negeri muslim) dan mu'ahid (non-muslim yang mempunyai perjanjian damai dengan negeri muslim) tidak boleh diganggu selama mereka melaksanakan kewajiban mereka dan tetap mematuhi perjanjian.

Kedua belas, hukum qisas atas nyawa dan seterusnya juga diberlakukan terhadap mereka.

Ketiga belas, boleh melakukan perjanjian damai dengan mereka, baik karena permintaan kita maupun karena permintaan mereka selama hal itu mewujudkan maslahat umum bagi kaum muslimin dan pemimpin kaum muslimin sendiri cenderung ke arah itu, berdasarkan firman Allah Taala yang artinya, "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya…." (Al-Anfal: 61). Tetapi, perjanjian damai itu harus bersifat sementara dan tidak mutlak.

Keempat belas, darah, harta, dan kehormatan kaum dzimmi dan mu'ahid adalah haram.

Kelima belas, jika mereka tergolong ahlul harbi (harus diperangi), tidak boleh memerangi mereka sebelum diberi peringatan.

Keenam belas, orang kafir yang tidak terlibat dalam memerangi kaum muslimin, baik dengan pendapat dan perencanaan maupun dengan dirinya secara langsung (seperti anak-anak, wanita, rahib dalam rumah ibadahnya, orang tua jompo, orang sakit, dan semacamnya) tidak boleh diganggu dan diperangi.

Ketujuh belas, orang yang berlari menghindari berperang dengan mereka tidak boleh dibekali dan apa yang ditinggalkannya dianggap harta rampasan perang.

Kedelapan belas, jika pemimpin kaum muslimin menyatakan sahnya kepemilikan mereka atas tanah, hak itu dianggap sah dan benar. Namun, mereka harus membayar pajak dan tanah. Jika tidak mau membayarnya, tanah itu harus diserahkan kepada kaum muslimin untuk dibangun. Hal ini jika negeri mereka dibebaskan kaum muslimin dengan perang, karena statusnya adalah harta rampasan perang.

Kesembilan belas, jika orang kafir itu termasuk ahlul harbi (wajib diperangi), mereka boleh dijadikan budak, baik laki-laki maupun wanita, selama belum ada perjanjian damai dengan mereka.

Wednesday 12 August 2015

Syirik Dan Fenomenanya

PortalRenungan.
Ketika seluruh ibadah itu hanya diperuntukkan bagi Allah SWT semata dan menolak ibadah yang diperuntukkan kepada selain Allah SWT, maka inilah ajaran tauhid yang sebenarnya yang dibawa oleh para rasul, dari mulai Adam as sampai kepada Muhammad saw. Sedangkan lawannya adalah menyekutukan Allah SWT, yaitu memperuntukkan segala ibadah kepada selain Allah SWT di samping kepada Allah, atau diperuntukkan hanya kepada selain Allah SWT. Inilah perbuatan syirik yang pada umumnya dilakukan oleh orang-orang musyrik, yang menimbulkan pertentangan antara seluruh rasul dengan umatnya.

Syirik kepada Allah SWT itu dapat dibagi menjadi dua bagian.
Pertama, syirik besar. Yaitu, syirik yang dapat menafikan (meniadakan ketauhidan secara menyeluruh, yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam (murtad), dan mewajibkan pelakunya kekal di dalam neraka, apabila dia mati dalam keadaan syirik, karena Allah SWT tidak akan mengampuninya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya, "Sesungguhnya Allah itu tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar." (An-Nisaa': 48).


"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia. Dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (An-Nisaa': 116).

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah adalah al-Masih putra Maryam,' padahal al-Masih (sendiri) berkata: 'Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.' Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu satu penolong pun." (Al-Maidah: 72). Dan, firman-firman Allah dalam ayat yang lain.

Dari Ibnu Mas'ud r.a. seraya berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang mati dalam keadaan mempersekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya ia akan dimasukkan ke dalam neraka." Dan aku (Ibnu Mas'ud) berkata, "Orang yang mati dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia akan dimasukkan ke dalam surga." (HR Bukhari).

Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata, "Seseorang laki-laki datang kepada Nabi saw., lalu bertanya, 'Wahai Rasulullah saw., apa yang dimaksud dengan dua hal yang pasti dipenuhi?' Kemudian, Rasulullah saw. Bersabda, "Barangsiapa mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia masuk surga. Dan barangsiapa mati dalam keadaan mempersekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia masuk neraka." (HR Muslim).

Selain hadis tersebut di atas masih banyak hadis-hadis dan keterangan lainnya yang mengandung peringatan Rasulullah saw. kepada umatnya tentang syirik dan beberapa perantaranya. Rasulullah saw. melarang seseorang untuk melakukan tindakan yang berlebihan dalam mengagungkan makhluk, menjadikan kuburan sebagai masjid dan tempat berkunjung (ziyarah), dan beliau melarang membuat bangunan di atas kuburan, menyalakan lampu di atasnya, serta beliau pun menjelaskan tentang ziarah kubur yang disyariatkan sebagaimana beliau pun telah menjelaskan tawassul (membuat perantara) yang disyariatkan, dan menjelaskan pula tawassul yang bid'ah (diada-adakan) dan beliau pun melarangnya.

Di bawah ini akan dikemukakan sejumlah hadis Nabi saw. yang melarang perbuatan syirik dan wasilah-wasilahnya:
1. Dari Umar r.a., Rasulullah saw. telah bersabda, "Janganlah kalian menyanjungku seperti menyanjungnya orang-orang Nasrani kepada putra Maryam (Nabi Isa a.s.), karena aku ini hanya seorang hamba, maka katakanlah, 'Hamba Allah dan rasul-Nya'."

2. Dari Anas r.a. bahwa orang-orang telah berkata, "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik di antara kita dan putra terbaik di antara kita, dan wahai tuan kami dan putra tuan kami, maka Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai manusia, katakanlah olehmu dengan perkataan atau dengan sebagian perkataanmu, dan janganlah kalian diperdaya oleh setan. Aku ini adalah Muhammad, seorang hamba Allah dan Rasul-Nya dan aku tidak senang kalian mengagungkanku melebihi kedudukanku, yaitu kedudukan yang telah diberikan oleh Allah Azza wa Jalla." (HR Ahmad, Nasa'i dan Ibnu Hibban).

3. Dari Aisyah r.a. bahwa Ummu Salamah menceritakan kepada Rasulullah saw. tentang sebuah gereja yang dilihatnya di negeri Habsyi yang diberi nama "Maria", lalu dia pun menceritakan tentang gambar yang dilihatnya yang ada di dalamnya. Kemudian, Rasulullah saw. bersabda, "Mereka itu adalah kaum yang apabila ada seorang hamba atau seorang lelaki yang saleh meninggal dari kalangan mereka, maka mereka akan membangun sebuah masjid di atas kuburannya dan mereka akan melukisnya di dalam masjid tersebut. Mereka itu adalah makhluk yang paling buruk di sisi Allah SWT." (HR Bukhari).

4. Dari 'Aisyah r.a. berkata, "Ketika ayat Alquran diturunkan kepada Rasulullah saw., beliau menutupi mukanya dengan telapak tangannya, apabila tidak jelas, maka beliau membuka mukanya, lalu beliau bersabda sebagai berikut: "Laknat Allah bagi orang-orang Yahudi dan Nasrani, di mana mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabinya sebagai masjid." (HR Bukhari). Dalam hal ini beliau mengingatkan apa yang telah diperbuat oleh mereka.

5. Dari Abi Martsad al-Ghanawi r.a. berkata, Rasulullah saw. telah bersabda, "Janganlah kamu melakukan salat sambil menghadap ke kuburan dan janganlah kamu duduk di atasnya." (HR Muslim).

6. Dari Jabir r.a. berkata, "Nabi saw. melarang menangisi kuburan, mendudukinya, dan mendirikan bangunan di atasnya." (HR Muslim). Dan hadis-hadis yang lain.

Kedua, syirik kecil. Syirik yang ini tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama, tetapi dapat mengurangi pahala, dan terkadang dapat menghapuskan pahala amal kebaikan, seperti perbuatan riya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw., "Sesuatu yang paling aku khawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik kecil," para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu? Beliau menjawab, "Riya'." Demikian juga halnya dengan sumpah atas nama selain Allah, sumpah dengan menyebut bapak-bapaknya, ibu-ibunya, anak-anaknya, atau sumpah dengan atas nama kepercayaan, dan lain-lain. Dari Abdullah bin Amar r.a., Rasulullah saw. telah bersabda, "Aku bertemu dengan Umar bin Khaththab yang bermaksud menaiki binatang tunggangannya sambil bersumpah dengan menyebut nama bapaknya, lalu Rasulullah saw. bersabda, "Ingatlah, sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut bapak-bapakmu. Barangsiapa yang hendak bersumpah, maka bersumpahklah dengan menyebut nama Allah atau diam sama sekali." (HR Bukhari).

Meskipun peringatan yang terdapat dalam hadis-hadis Nabi saw. itu sangat keras, tetapi banyak sekali kaum muslimin yang melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan nabi-Nya. Dalam kenyataannya, banyak kaum muslimin yang banyak melakukan berbagai macam perbuatan syirik, sehingga kemusyrikan dan bid'ah sedemikian rupa dilakukan secara teratur seakan-akan hal tersebut merupakan perbuatan yang bersumber dari agama. 
Padahal, memperlihatkan ketauhidan dan kemurnian beragama itu hanya kepada Allah yang merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah, dan Rasul-Nya telah menjelaskannya sebagai sesuatu yang asing (mengada-ada). Orang yang berpegang teguh terhadap perintah tersebut dengan mencegah kemusyrikan dan perbuatan bid'ah, maka dia akan berhadapan dengan orang-orang bodoh dan orang-orang musyrik—dan tidak ada daya dan kekuatan selain atas pertolongan Allah—di mana mereka (orang-orang bodoh dan orang-orang musyrik) ini merupakan orang-orang yang menyebarkan kebencian kepada orang-orang yang saleh dan berpaling dari agama yang benar. Dengan demikian, kemungkaran di hadapan orang-orang yang sesat dianggap sebagai perbuatan baik, dan perbuatan yang baik dianggap sebagai perbuatan mungkar. Tidak ada daya dan kekuatan selain atas pertolongan Allah SWT.

Di antara perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syariat yang dilakukan oleh umat dewasa ini di antaranya:

1. Mohon dikabulkan doanya dan meminta syafaat dari Rasulullah saw. ketika berada di makamnya.

Syekh Ibnu Taimiyyah berkata, "Di antara manusia itu ada yang menafsirkan firman Allah SWT, 'Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.' (An-Nisaa': 64). Mereka menafsirkannya, 'Jika kami memohonkan ampun dari Rasul-Nya setelah kematiannya, maka kami bagaikan orang-orang yang memohonkan ampun dari sahabatnya.' Padahal, dengan melakukan hal tersebut mereka telah bertentangan dengan ketentuan yang didasarkan kepada kesepakatan para sahabat, tabi'in, dan segenap kaum muslimin. Karena, tidak seorang pun dari mereka yang memohonkan pertolongan kepada Nabi saw. setelah beliau meninggal, dan meminta sesuatu darinya. Demikian juga, tidak ada seorang pun dari imam-imam kaum muslimin yang menjelaskan hal tersebut dalam kitab-kitabnya, yang menjelaskan bahwa perbuatan tersebut merupakan perintah para malaikat, para nabi, dan orang-orang saleh, yang apabila mereka meninggal dianjurkan untuk mengajukan permohonan di atas kuburan dan tempat mereka. Memohon kepada patung-patung merupakan jenis kemusyrikan yang sangat besar yang dilakukan oleh kaum musyrikin selain ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Sedangkan dalam bid'ah yang dilakukan oleh Ahli Kitab dan kaum muslimin yang melakukan kemusyrikan dan ibadah kepada selain Allah, merupakan perbuatan yang tidak diperintahkan oleh Allah."

2. Mengistimewakan berdoa dan beribadah di makam para nabi.
Orang yang melakukan perbuatan tersebut menyakini bahwa berdoa di kuburan para nabi itu pasti akan dikabulkan, atau beranggapan ahwa berdoa di kuburan para nabi itu lebih utama dibandingkan dengan berdoa di masjid-masjid dan di rumah-rumah, dan salat yang dilakukan di kuburan para nabi pasti akan diterima. Padahal, perbuatan tersebut termasuk kemungkaran dan bid'ah menurut kesepakatan para imam muslimin, dan perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang diharamkan (dilarang).

3. Meminyaki makam dan menciumnya.
Syekh Ibnu Taimiyyah r.a. berkata, "Para ulama salaf telah sepakat bahwa tidak boleh memohon keselamatan dari kuburan para nabi, dan tidak dianggap baik melakukan salat di sisinya, dan tidak boleh memohon dikabulkan doa kepadanya. Karena, perbuatan tersebut termasuk dari sebab-sebab yang membawa kepada kemusyrikan dan sama dengan beribadah kepada berhala. Sebagaimana Allah SWT berfirman, 'Dan mereka berkata: 'Dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa' yaghuts, ya'uq, dan nashr.' (Nuh: 23). Sekelompok ulama salaf berpendapat, mereka itu adalah sekelompok orang saleh dari kaum Nuh a.s., yaitu ketika mereka meninggal, maka orang-orang beritikaf di atas kuburannya, lalu mereka membentuk patung-patungnya yang kemudian menyembahnya."

4. Memohon keberkahan dari orang-orang saleh dan mengagungkan mereka secara berlebih-lebihan.

Perbuatan tersebut ditunjukkan dengan mencium sesuatu yang berkaitan dengan orang-orang saleh, baik mencium badannya, pakaiannya, benda peninggalannya, mengagungkan kuburannya setelah meninggalnya dengan cara itikaf di atas kuburannya, melakukan salat di sisinya, berdoa di hadapannya, bersusah payah mengunjunginya, mengelilinginya, menyalakan lampu di atasnya, meminyakinya dan menciumnya. Perbuatan yang paling tercela dari sekian perbuatan itu adalah meminta untuk dikabulkan doa kepada mereka, padahal mereka telah meninggal, dan memohon pertolongan dan dicukupi segala kebutuhan kepada mereka, seluruh perbuatan tersebut termasuk perbuatan munkar yang keji.

5. Memohon keberkahan kepada pohon, batu, dan benda-benda lainnya.

Perbuatan tersebut dilakukan, baik dengan cara beritikaf, melakukan ibadah di sisinya, atau mengalungkan sobekan kain kepadanya. Semua perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang muslim, karena perbuatan tersebut bersumber dari ajaran agama orang-orang musyrik dan bukan bersumber dari ajaran agama Islam. Syekh Ibnu Taimiyyah berkata, "Adapun pohon, batu, mata air, dan lain-lain termasuk sesuatu yang ditakuti oleh sebagian orang-orang awam, sehingga mereka biasa mengalungkan sobekan kain dan lain sebagainya. Maka, perbuatan tersebut termasuk perbuatan munkar dan bid'ah yang biasa dilakukan oleh orang-orang jahiliyah, dan sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT." (Biko).