Friday 15 May 2015

Masih Pantaskah Kita Mengeluh?

PortalRenungan
Mungkin sebagian diantara kita setiap kali terbangun di pagi hari, selalu mengucap “Alhamdulillah, hari ini ALLAH masih menitipkan nafas di jiwa ini” dan “Alhamdulillah bahwa semua masih seperti ketika ditinggalkan sewaktu hendak tidur semalam“, bantal ini masih ada, kamar ini belum berubah menjadi makam yang gelap dan jendela disudut kamar masih ada, yang ketika dibuka akan terasa hembusan angin dingin menyapu wajah ini. Sungguh nikmat ALLAH yang manakah yang hendak kita pungkiri ketika kita masih bisa menikmati napas ini dan melihat kaki masih berpijak dibumi ALLAH.

Lalu masih patutkah kita mengeluh tidak punya ini dan tidak diberi itu oleh ALLAH, sementara kita lupa bersyukur bahwa diri ini tidak terbangun di dalam makam yang gelap dan tidak dibangunkan oleh malaikat yang hendak meminta buku catatan kelakuan kita selama tinggal di bumi ALLAH. Apakah terbayang kalau kita bangun tidur terus gak bisa pipis apa gak kesakitan, kita bisa pipis karena kasih sayang ALLAH, jadi terima kasih ya ALLAH.

Masih beranikah diri ini mengeluh? Sangat tidak sopan ketika kita mengeluh sama ALLAH tentang gaji yang tidak cukup. Seharusnya kita lebih banyak lagi bersyukur, ALLAH memberi mata yang sempurna untuk melihat pagi yang indah, kaki yang bisa berjalan untuk bekerja, tangan yang bisa memegang, mulut yang masih bisa makan nasi dengan nikmat. Sangat tidak pantas dan tidak sopan sama ALLAH kalau kita mengeluh tentang kehilangan demi kehilangan, kekurangan deni kekurangan yang lain.

“Bersyukurlah, belajar mensyukuri yang sedikit yang kita miliki“ Kalau cuma mimisan atau sakit kepala, udah merasa ALLAH tidak sayang! Bandingkan dengan jantung yang berdetak didalam, paru paru yang mampu menarik oksigen dan hati yang penuh gelombang kerinduan indah kan? Stop Mengeluh, ALLAH tidak butuh keluhan kita, bahkan tidak butuh ucapan terima kasih karena DIA maha kaya, jadi tidak berguna mengeluh!.

Lalu pernahkah kita membayangkan ketika esok tidak datang untuk kita, kita tertidur panjang dan dibangunkan oleh malaikat yang hendak meminta pertanggung jawaban, pasti akan banyak sekali pertanyaan dibenak saat itu dan kita tidak mungkin lagi kembali ke bumi ALLAH nan indah ini, bukankah menyesal diakhirat adalah sebuah kesia-sian bukan?

Jika hari esok tidak pernah datang lagi, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk meminta ampunan atas lautan dosa yang belum sempat terhapus hari ini, kemarin, sepekan yang lalu, setahun lalu, dan bertahun-tahun yang lalu. Bayangkan bagaimana jika ALLAH tidak berkenan membukakan mata kita setelah sepanjang malam tertidur? Innalillahiwainnailaihiroji'un.

Mulai pagi ini kita ucapkan “Alhamdulillah” atas nikmat hari ini yang masih menjadi milik kita dan sambung silaturahmi agar tak ada luka yang akan kita tinggalkan jika esok tidak akan datang lagi untuk kita dan maafkan saya jika esok saya tidak lagi mampu menulis disini.

Dan sejuta pertanyaan ketika esok tidak datang, sudahkah kita memenuhi janji-janji kita dan meminta keikhlasan untuk meridhoi ketika ajal kita tiba dan kita ternyata belum mampu membayar hutang janji, sudahkah kita mengeluarkan hak fakir yang ada didalam gaji kita sebelum kita menabung, sudahkah kita meminta maaf kepada orang orang yang mungkin pernah kita dzalimi, sudahkah kita meminta keridhoan ayah dan ibu atas segala cinta yang begitu indah untuk membesarkan kita, dan sudahkah kita memohon ampunan dengan bersungguh-sungguh kepada ALLAH atas segala dosa-dosa kita.

Ayo kita jadikan hari ini adalah hari terbaik kita dengan karya karya terbaik kita, karena belum tentu esok ALLAH akan menitipkan nafas kepada kita lagi.

No comments:

Post a Comment