Tuesday 26 May 2015

Untuk Apa Kita Harus Berpuasa

PortalRenungan
Alhamdulillah sebentar lagi kita akan berjumpa dengan bulan suci Romadhon. Sebelum berjumpa alangkah baiknya kita persiapkan diri kita dari segala hal untuk menyambutnya.

"Seorang anak bertanya kepada ibunya, "Bunda untuk apa kita harus puasa? Kan lapar. Kan Haus. Sang ibu dengan senyum manisnya dan penuh kasih sayang seraya memberikan pelajaran dan mengatakan, Ade pernah lihat ulat enggak? Tahukah Ade masa hidup seekor ulat ini ternyata tidak lama?. Pada saatnya nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain, ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah.

Jika proses metamorfosa pada ulat ini kita terjemahkan ke dalam kehidupan kita sebagai manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang paling tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam 'kepompong' Ramadhan, lalu segala aktivitas kita, kita cocokkan dengan ketentuan-ketentuan "metamorfosa" dari ALLAH, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan yakni manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona.

Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. ALLAH SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. An Nazii’at [79] : 40 - 41).

Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa? Karena selama ini pada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai ALLAH. Siapakah pelatih itu? Dialah syetan laknatullah, yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu karena syetan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala,” demikian firman ALLAH dalam QS. Al Fathir [25] : 6).

Alhamdulillah, kita bersyukur karena pada bulan Ramadhan ALLAH mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita. Karenanya kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah shaum kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja akan tetapi juga semua anggota badan kita lainnya agar mau melaksanakan amalan yang disukai ALLAH. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dipelas kembali, mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlak. Barang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, ALLAH akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda Rasulullah SAW.

Pada bulan Ramadhan, kita dianggap sebagai tamu ALLAH. Dan sebagai tuan rumah, ALLAH sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya ALLAH hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu ALLAH, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita, jangan sampai kita sia-siakan. Dan semoga ALLAH Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona, Aamiin.

No comments:

Post a Comment