Saturday 23 May 2015

Astaghfirullah Maafkan Hamba Ya Allah

PortalRenungan
Apa yang kita lakukan ketika galau menyerang, perih hati menerpa, melow menerjang, pilu menghampiri? Apakah kita akan mendengarkan lagu-lagu kesayangan kita atau memilih membaca Al-Quran, atau menangis di atas sajadah karena begitu dalamnya hati tergetar mendengar kita menyebut nama ALLAH.

Ketika hal tersebut di tanyakan kepada kita, sungguh kalimat diatas menohok jantung sebelah kiri ini, sesak rasanya karena ternyata diri ini yang berulang kali mengatakan mencintai ALLAH tapi bukan ALLAH yang kita cari ketika luka merayap didinding hati, kita biarkan dunia menjadi tempat kita menumpahkan akhirat, ALLAH maha tahu lintasan hati kita yang tersembunyi, telah kita dustai DIA, dengan mengatakan cinta cinta tapi yang kita lakukan sebaliknya, Astaghfirullah, maafkan hamba Ya ALLAH yang telah gagal paham tentang cinta.

Ternyata bukan hanya saat galau kita mendustai ALLAH, tetapi di banyak hal. Mulut kita berkata, kita mencintai ALLAH tetapi prilaku kita tidak, jari jemari kita lebih banyak kita gunakan untuk mengetik di fesbuk, mengisi twitter, dibanding kita gunakan untuk ber-Dzikir, menggagungkan ALLAH yang telah memberi nafas, rejeki, makanan, bahkan kepala kita yang berisi akal dan otak pemberian ALLAH, telah lebih banyak kita tundukan untuk melihat BBM yang masuk dibanding kita tundukan diatas sajadah berharap ampunan. Astaghfirullah, maafkan hamba Ya ALLAH yang telah gagal paham tentang merindukanMU.

Mungkin kita menangis mendengar lagu-lagu sedih, seakan kitalah orang yang paling menderita didunia ini, seakan tangisan ini menunjukan betapa kita setia pada si dia yang telah meninggalkan kita, dan kita tidak pernah menangis mengingat dosa-dosa kita yang belum tentu terampuni, bahkan maksiat kita kenang selalu, kita tangisi kepergiaannya tidak sadar dosa-dosa baru tercatat oleh malaikat dan dengan sombongnya kita mengaku mencintai ALLAH. Astaghfirullah, maafkan hamba Ya ALLAH yang telah gagal paham tentang mencintaiMU.

Seringkali kita lalaikan Sholat di awal waktu, padahal kita tahu ALLAH memanggil kita untuk menyelamatkan kita dunia akhirat, Dhuhur diawal Ashar, Ashar diawal Magrib, Magrib ditengah perjalanan pulang, Isya ketiduran, Subuh kesiangan, padahal panggilanMu Ya ALLAH untuk mengabulkan sebagian dari doa-doa kita. Astaghfirullah, maafkan hamba Ya ALLAH yang telah gagal paham tentang indahnya bersamaMU.

Kita nomor sekiankan panggilanNYA dengan alasan masih meeting, masih ada kerjaan, mau makan siang dulu, padahal kita tahu yang memberi rejeki kita bukan bos kita tapi ALLAH. Karena ALLAH lah kita makan, berpakaian layak, bermotor, bermobil dan tidak tinggal di kolong langit tanpa atap, kita abaikan panggilanNYA sedang kita berharap menjadi kekasihNYA, Dusta … dusta … dusta cinta kita padaNYA. Astaghfirullah, maafkan hamba Ya ALLAH yang telah gagal paham tentang mencintaiMU.

Kasur empuk masih lebih kita pilih dibanding dingin air wudhu di sepertiga malam, alarm kita nyalakan untuk menonton Liga Liga di Eropa sana, dibanding menggelar sajadah untuk Tahajud, kita khayalkan kehadiran si dia dalam mimpi kita dibanding berdoa agar dapat bermimpi bertemu Rasulullah SAW, kita habiskan waktu untuk download lagu lagu dan film film kesukaan kita, dibanding murotal. Astaghfirullah, maafkan hamba Ya ALLAH yang telah gagal paham tentang cintaMU.

Ya Rabb, andai esok masih ENGKAU titipkan nafas, beri kami kekuatan untuk terus memperbaiki hati, beri kami kekuatan untuk mengejar akhirat selagi masih bisa menapak bumi, beri kami kesempatan untuk menepati janji bahwa hidup dan mati kami hanya untukMU, ibadah kami hanya untukMU.

No comments:

Post a Comment