Friday 12 June 2015

Syncope (Pingsan) Dan Penanganannya

PortalRenungan.
Syncope (pingsan) adalah suatu kegawat daruratan medic, dimana pasien mengalami penurunan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba dan bersifat sementara akibat tidak tercukupinya aliran darah di otak. Hal ini disebabkan karena terjadinya pelebaran pembuluh darah dan berkurangnya frekuensi tekanan nadi secara mendadak sehingga menimbulkan hipotensi (rendahnya tekanan darah).

Beberapa penyebab pingsan, antara lain :
1.Hipotensi ( Tekanan darah rendah)
2.Dehidrasi berat
3.Anemia
4.Aktivitas berat
5.Terik matahari
6.Serangan jantung ringan atau serangan jantung mendadak
7.Hipoglikemi, penurunan gula darah tiba-tiba menyebabkan penurunan glukosa yang tersedia untuk fungsi otak.
8.Reaksi alergi terhadap beberapa obat atau pengobatan.

Faktor pemicu :
1.Faktor psikogenik ( rasa takut, tegang, stress, emosional, rasa nyeri hebat yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga)
2.Faktor non psikogenik ( posisi duduk tegak, rasa lapar, kondisi fisik yang buruk, lingkungan yang panas, lembab, dan padat).

Gejala klnis syncope terdiri dari 3 fase:
1. Fase presyncope
Gejala diawali dengan perasaan tidak nyaman, seakan mau pingsan, mual keringat dingin diseluruh tubuh. Apabila berlanjut dapat muncul tanda-tanda dilatasi pupil, menguap, kedalaman pernapasan yang meningkat, kaki dan tangan teraba dingin. Pada fase ini tekanan darah dan nadi turun pada titik dimana belum terjadi kehilangan kesadaran.

2. Fase syncope
Ditandai dengan hilangnya kesadaran pasien dengan gejala klinis berupa pernapasan pendek, dangkal, dan tidak teratur, bradikardi dan hipotensi berlanjut, nadi teraba lemah dan gerakan konvulsif dan muscular twitching pada otot-otot akibat hilangnya kesadaran.

3. Fase postsyncope
Periode pemulihan dimana pasien kembali paa kesadarannya. Pada fase awal postsyncope pasien dapat mengalami disorientasi, mual, dan berkeringat. Pada pemeriksaan klinis didapatkan nadi mulai meningkat dan teraba lebih kuat dan tekanan darah mulai naik.

Tatalaksana kegawatdaruratan medis yaitu :
Penilaian tentang : jalan napas (airway), pernapasan (breathing), sirkulasi (circulation), kesadaran (disability) disingkat ABCD.

Apabila pasien dapat merespon dengan baik komunikasi secara verbal maupun non verbal berarti aspek airway dan breathing baik. Aspek circulation dapat dinilai dengan memonitor nadi dan pengukuran tekanan darah.

Penanganan syncope sebenarnya cukup sederhana yaitu menempatkan pasien pada posisi supine (kepala lebih rendah daripada kaki). Posisi ini bisa memperbaiki venous return (aliran darah vena) ke jantung dan selanjutnya meningkat cerebral blood flow (aliran darah otak).

Selain intervensi tersebut pasien dapat diberikan oksigen murni 100% melalui face mask dengan kecepatan aliran 6-8 liter per menit. Bila intervensi dilakukan segera maka biasanya kesadaran pasien akan kembali dalam waktu relative cepat.

Setelah kesadaran pulih tetap pertahankan penderita pada posisi supine, jangan tergesa-gesa mendudukkan pasien pada poisi tegak karena hal ini dapat menyebabkan terulangnya kejadian syncope yang dapat berlangsung lebih berat dan membutuhkan waktu lebih lama.

INGAT..! Biasakan SARAPAN PAGI untuk kecukupan ENERGI anda.


No comments:

Post a Comment