Monday 27 June 2016

Menunduklah, Karena Ramadhan Akan Segera Pergi

PortalRenungan.


Ramadhan nan mulia. Bulan yang di dalamnya terdapat keberkahan tak terhingga.  Bulan yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh manusia. Yang senang akan hadirnya bahkan diharamkan disentuh api neraka.

"Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan." [HR. Bukhari dan Muslim]

Layaknya menanti tamu agung yang amat dirindu.  Segala sesuatu disiapkan penuh suka cita. Berharap mampu membersamainya selama masa berkunjungnya. Memberikan suguhkan amal terbaik tanpa cela.

Sekarang, Ramadhan akan segera berlalu. Apa kabar hati dan iman kita? Sudahkah ia bergelut dengan ibadah yang dianjurkan ? Atau diri-diri kita masih lalai dengan dunia dan segala kenikmatan?.

Dunia memang semakin mempesona, menjanjikan berjuta kesenangan. Tapi sayang semuanya hanya fatamorgana. Semoga kita tak kian lalai dan terlena.

Dan itulah sifat dunia saudaraku. Dunia tidaklah abadi, karena ia memiliki batas waktu yang telah diatur. Kesempatan mahal untuk membersihkan diri, akan segera berlalu pergi. Apa yang sudah diri lakukan di hari-hari kemarin?

Ramadhan benar-benar akan segera pergi dan membawa segala amal sebulan ini.  Apakah amal kebaikan, atau justru amal keburukan. 

Ramadhan memang akan kembali. Karena ia ditakdirkan akan selalu berkunjung pada masanya. Tapi adakah jaminan kita akan diizinkan menyambutnya di masa yang akan datang?

Khawatirilah diri saudaraku... Jangan biarkan waktu sedikit lagi itu tak  berarti apa-apa bagimu. Mari tundukkan hati dan batin kita. Limpahkan segala perasaan hanya kepada Rabb saja. Maha suci Engkau ya Rabb, kami memohon ampunan hanya kepada-Mu.

Oleh : Afri Welly ft Maulida KAz

LINK eBOOK TERPOPULER:


Friday 24 June 2016

Kisah Syahidnya Tiga Panglima Perang Mu’tah

PortalRenungan.



Terukir pula dalam sejarah, syair Abdullah bin Rawahah menjelang syahidnya :

Aku bersumpah, Wahai jiwaku
Masuklah engkau, masuklah ke medan perang
Atau kupaksakan padamu
Bila semua orang telah  berbaris berteriak , MAJU …!
Mengapa masih juga membenci surga ?
Sudah lama hidupmu dalam ketenangan
Engkau tidaklah lebih dari setetes mani tua.”

Bangunan Islam tegak pertama  kali melalui usaha Rasul yang mulia, dimulai dengan masuknya manusia pilihan  ke dalam dinul Islam satu demi satu, lalu mereka dihadapkan hidup di atas panasnya bara ujian dan di atas situasi yang sangat sulit. Dihadapannya batu penggiling yang menggiling dan melumat urat syaraf, dalam hidup dan nafas mereka. Mereka hidup di atas penderitaan dan kesulitan. Melalui situasi seperti inilah tergembleng mental elemen elemen pertama yang kuat yang menjadi penopang bagi tegaknya bangunan Islam yang pertama.

Rasul sebagai pemimpin dakwah tegak berdiri menyeru manusia agar meyakini tauhid, tauhid dengan segala jenisnya. Dia mendidik dan menggembleng para pengikutnya  bukan dengan cara teori dan kajian belaka, tapi mendidik dan menggembleng mereka meyakini prinsip tauhid secara amal melalui berbagai kejadian dan peristiwa. Dimana kejadian dan peristiwa yang mereka hadapi itulah yang menjadi ajang  untuk membuktikan keyakinan mereka terhadap prinsip tauhid.  Tak mungkin bagi generasi pertama yang menjadi sentral berhimpunnya umat Islam, diberi kekuasaan di atas dunia jika tidak  di gembleng lebih dulu dengan berbagai kesulitan, ujian dan cobaan. Oleh karena itu, ketika Imam As Syafi’i ditanya , “mana yang lebih layak bagi seorang hamba diberi kekuasaaan atau diuji?” maka beliau menjawab, “tidak akan mungkin dia diberi kekuasaan hingga dia diuji lebih dahulu.”

Cobaan, kemiskinan, kesengsaraan pun menghampiri dan menghimpit dada golongan muslim dan pemimpinnya, Muhammad SAW , sehingga hati mereka naik menyesak sampai ke tenggorokan, sampai sampai Rasul SAW yang begitu tegar pun berkata , “Bilakah pertolongan Allah tiba?”

Ya Allah, cobaan cobaan demikian berat itu sampai mendorong nabi SAW berkata , “Kapankah pertolongan Allah itu tiba?” … bagaimana dengan kita…?

Begitulah kondisi pengemblengan Rasulullah dengan para sahabatnya, banyak kisah yang dapat diambil ibrahnya, guna membekali keimanan yang harus kita jaga sebaik mungkin di akhir zaman ini.

Teguhnya keyakinan Tauhid yang terangkat oleh amal soleh menuju Rabb nya untuk menjawab ujian dan godaan syetan  yang mereka alami.  Kisah ini tercatat dalam sejarah perang mu'tah.

Saat itu Rasulullah SAW telah mengirimkan pasukannya ke Mu’tah dibawah komando Zaid bin Haritsah. Pesan beliau bila dia gugur hendaklah digantikan oleh Jafar bin Abu Thalib, dan kalau ia gugur maka diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah, pasukan ketika itu berjumlah 3.000 orang, dan pasukan romawi kala itu berkisar 100.000 prajurit , suatu jumlah yang tak berimbang. Suatu jumlah secara matematis pastilah pasukan kaum muslimin akan hancur luluh lantak  , bayangkan 1:33 , berarti kalaupun pertempuran dianggap imbang/seri berarti setiap prajurit mukmin yang terbunuh atau tidak terbunuh haruslah bisa membunuh 33 orang musuh !!!

Rasulullah sendiri membayangkan perang yang akan dihadapi akan menjadi luar biasa dasyat, karena itu beliau sendiri mengantarkan pasukannya hingga sejauh mungkin, seolah olah beliau hantarkan pasukan yang tak pernah kembali lagi dengan beliau, mengantarkan sesuatu yang akan terpisah di alam dunia, beliau antarkan sampai ke area Taniyah Al Wada…

Beberapa hari kemudian, ketika pasukan ini tiba di suatu dusun bernama Ma’an, mereka mendengar berita bahwa pasukan romawi telah berada di Ma’ab di daerah Al Balqa dengan 100.000 prajurit.

Mendengar itu semua, ada ketakutan dan keraguan di antara pasukan, sehingga pasukan muslimin memaksa tinggal selama dua malam di Ma’an  , waktu persiapan tersebut digunakan untuk menyusun dan memikirkan langkah strategi  selanjutnya, karena lawan yang dihadapi sangat besar dan tangguh dalam jumlah dan peralatan perangnya.

Hingga diantara mereka ada yang mengusulkan, ”kita laporkan saja kepada Rasulullah SAW agar dikirimkan bantuan atau diturunkan perintah untuk kita laksanakan,”

Tapi melihat kondisi adanya indikasi keraguan akan kekuatan pasukan muslimin, berdirilah Abdullah bin Rawahah membangkitkan semangat pasukan , dan ia berujar ,

“Wahai kaumku, demi Allah , sesuatu yang tidak kalian senangi tapi saat ini kalian keluar untuknya hanyalah untuk mati syahid. Kita memerangi musuh bukan berdasarkan jumlah prajurit atau kekuatan senjata, kita tidak berperang kecuali demi agama , yang dengan ini Allah melimpahkan karuniaNya kepada kita. Oleh karena itu, mari kita hadapi mereka bersama sama. Perang ini akan memberi kita satu dari dua kebaikan, kemenangan atau kematian sebagai syuhada.”

Ketika perang pecah di Mu’tah, Rasulullah sedang duduk di mimbar. Sementara mata beliau sembab tergenang air mata. Tergambar di mata beliau pertempuran sengit di Syam itu rupanya, sehingga beliau berkata,

“ Zaid sedang membawa panji-panji kemudian setan datang merayunya agar cinta dunia dan takut mati. Dia memarahi dirinya, ”sekarang, saat datang ujian atas iman, engkau hendak menyukai dunia?! Lalu ia maju bertempur dengan ganas sampai menemui ajalnya.

Rasulullah kemudian melakukan sholat ghaib untuk Zaid, setelah itu beliau melanjutkan ceritanya, “beristighfarlah untuknya. Dia telah masuk surga sebagai syuhada.

Kini panji panji dipegang oleh Jafar bin Abu Thalib, setan kembali menggoda dengan cinta dunia, senang hidup, dan benci mati, lalu dia berkata,”sekarang di saat iman diuji di hati mukminin, engkau datang pula merayu rayu!” dia maju sampai gugur sebagai syuhada.

Rasulullah melakukan sholat ghaib baginya dan berkata, “Doakanlah saudaramu ini, dia masuk surga dengan sepasang sayap.”

Beliau melanjutkan , “Panji panji itu sekarang beralih ke tangan Abdullah bin Rawahah. Dia pun akhirnya gugur, lalu pergi ke surga dengan mundur.” Golongan Anshar cemas mendengar itu dan bertanya, “Mengapa demikian , ya Rasulullah?

“pada saat dia cedera, ia menyalahkan dirinya dan sempat putus asa. Tapi kemudian semangat juangnya kembali berkobar dan berjuang sampai syahid dan masuk surga.”

ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR  gemuruh menyambut kabar syahidnya para sahabat , saudara mereka sesama muslim memasuki surga tanpa hisab…. Suatu gambaran yang indah dan penuh haru, karena  para sahabat yang saat itu hadir didepan mimbar tersebut rindu sekali dan ingin sekali meraih surga seperti ketiga panglima perang yang dikabarkan oleh Rasul tercintanya.

Begitulah bila iman sudah meresap di dalam hati mereka, yang dihadapan mereka hanya indahnya surga, walau mereka masih didunia. Segala godaan dan ujian dunia mereka hempaskan, mereka buang jauh jauh godaan tersebut. Mereka tidak menimbang faktor dunia sebagai penentu langkah perjuangannya, dan mereka tidak mundur dan tidak berbalik melihat jumlah pasukan yang tidak imbang, atau bahkan karena disebabkan kurangnya dan habisnya logistik, mereka tidak lari kebelakang,  mereka tidak memikirkan kepentingan pribadi mereka sendiri, mereka bersatu kala ancaman datang kepada mereka. Mereka hanya ada satu harapan yaitu mereka ingin masuk surga.

Semoga kita yang  mengaku ingin berjuang untuk Islam tidak terbuai dengan banyaknya dunia yang kita miliki  sehingga tujuan dakwah menjadi menyimpang atau sebaliknya merasa lemah karena kurangnya atau habisnya logistik perjuangan sehingga meninggalkan jalan dakwah…

Semoga Allah berikan ketegaran dan kesabaran dalam menjalani pahit manisnya jalan dakwah ini yang penuh liku dan mengikuti jejak para Nabi, para sahabat, dan para mujahid dakwah hingga akhir zaman  menuju surgaNya Allah… 

Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momen yang membahagiakan untuk berhijrah untuk menjadi pribadi yang indah... 

Aamiin


Ebook Panduan Mendidik Anak
Atau bisa langsung order di sini

Friday 17 June 2016

Allahlah yang Menilai Perbuatan dan Amal Manusia

PortalRenungan.
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah karena sampai dengan detik ini kita masih diberikan kehidupan, yang berarti Allah masih memberikan kepada kita waktu untuk berbuat kebaikan.

Berikut ini ada sebuah kisah yang bisa memacu semangat kita untuk berbuat baik, walaupun sekecil apapun kebaikan tersebut. Karena hanya Allah yang Maha Tahu amal mana yang Allah terima.

Dahulu......, ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya. Lalu ia terfitnah oleh seorang wanita, dan berzina dengannya selama 6 hari.  Lalu ia sadar dan bertaubat. 

Ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya, lalu ia singgah di sebuah masjid, dan tinggal di sana selama tiga hari tidak ada makanan. 

Suatu ketika, ada orang yang memberinya roti. Ketika ia hendak memakannya, ia melihat dua orang yang amat membutuhkan. Ia pun memotong roti tersebut dan memberikannya kepada keduanya. Sementara ia tidak makan. 

Maka Allah memerintahkan malaikat untuk menimbang antara amalannya selama 60 tahun dan zinanya selama 6 hari. Ternyata lebih berat zina selama 6 hari. Lalu Allah memerintahkan menimbang zinanya 6 hari dengan dua potong roti yang ia berikan kepada orang yang membutuhkan tersebut. Ternyata timbangannya lebih berat dua potong roti.

Kisah ini diriwayatkan oleh Nadlr bin Syumail dari perkataan ibnu Mas'ud dan ibnu Abu Nuaim meriwayatkan juga kisah yang sama dari Abu Musa Al Asy'ari dengan sanad yang shahih.

Wahai saudaraku, lihatlah dalam kisah diatas ibadah 60 tahun dikalahkan oleh zina 6 hari..
tidakkah menjadi takut hati kita untuk berbuat maksiat kepada Allah?.

Wahai saudaraku, lihatlah juga ternyata berinfak di saat kita butuh, nilainya menurut Allah melebihi ibadah selama 60 tahun.

Namun tentunya itu tidaklah mudah, karena jiwa amat mencintai harta. Kecuali orang yang Allah berikan kekuatan padanya.

Mudah-mudahan kisah diatas menginspirasi kita untuk selalu berbuat baik, walaupun menurut kita perbuatan tersebut kecil nilainya, tetapi bisa jadi besar nilainya menurut Allah.

Amin ya Rabbal 'alamin

Share, yuk! Semoga saudara-saudara kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal-amal kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.