Friday, 5 June 2015

Mengembalikan Segala Urusan Hanya Kepada Allah

PortalRenungan.
Pada kesempatan ini kita akan melanjutkan pemmbicaraan seven habit from ALLAH. Mungkin diantara kita sudah banyak yang mempraktekan 4 kebiasan dari 7 kebiasaan yang sedang kita bahas ini. Kita telah memulai langkah kita dengan mengucap bismillahirrahamanirrahim. Disaat selesai melakukan sesuatu kita ucapkan alhamdulillah. Kemudin kita barengi dengan kebiasaan gemar berbagi dan berkontribusi, dan ditambah lagi dengan kebiasaan bahwa setiap aktivitas selalu bernilai karena yakin akan adanya effect di hari esok. Insya ALLAH langkah ini akan semakin jelas menuju kepada kesuksesan yang hakiki.

Mari kita buka kembali Al Quran surah pertama, surah Al Fatihah ayat yang ke-5, kita akan menemukan bunyi ayat "Iyya ka Na'budu wa iyya ka nasta'in" Hanya kepadamu kami mengabdi dan hanya kepadamu kami memohon pertolongan. Mari kita renungkan, jika 17 kali minimal, kita mengucapkan kalimat "Iyya ka Na'budu wa iyya ka nasta'in" Hanya kepadamu kami mengabdi dan hanya kepadamu kami memohon pertolongan, apa yang akan kita rasakan?. Harus nya ada keyakinan yang semakin mantap bukan? Harusnya ada comitment yang tinggi. Akan ada ikatan pada diri ini bahwa kita akan selalu mengabdi kepadaNya dan akan selalu menggantungkan hidup ini kepada ALLAH. Tidak akan pernah berpaling ke lain hati, istiqomah dengan komitmen diri terhadap apa yang selalu diucapkan setiap kali kita shalat. Always back to ALLAH, Selalu kembali kepada ALLAH, Kembali kepada Aturan ALLAH, kembali kepada hukum ALLAH dan kembali kepada kehendak ALLAH.

"Iyya ka Na'budu wa iyya ka nasta'in" adalah sebuah komitmen antara seorang hamba dengan tuhannya, merupakan sebuah pengakuan bahwa diatas segala yang berkuasa, diatas segala yang berkehandak ada sang maha kuasa dan sang maha berkehendak yaitu ALLAH SWT. "Iyya ka Na'budu wa iyya ka nasta'in" seharusnya menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan ini pada akhirnya kan kembali kepadanya. mau tidak mau, suka atau tidak suka, ridho atau tidak ridho. Manusia hanya berkehendak ALLAH yang menentukan.“ALLAH menghapuskan apa yang DIA kehendaki dan menetapkan apa yang DIA kehendaki”

Mari kita biasakan diri ini mengembalikan segala urusan kepada ALLAH. Kita adalah milik ALLAH dan setiap pemilik akan memelihara apa yang dimilikinya dengan kasih sayang, artinya apapun yang terjadi saat ini karena ALLAH menyayangi kita, mungkin saat ini terlihat seperti luka yang perih menyayat hati namun tahukah kita bahwa esok ini akan menjadi sesuatu yang kita syukuri, sesuatu yang akan mendekatkan diri kita kepada ALLAH. Lalu masihkah kita marah atas takdir kali ini ketika kita tahu bahwa ini terjadi karena kasih sayangNYA.

"Iyya ka Na'budu wa iyya ka nasta'in" adalah kembali kepada ALLAH. Ketika semua tak seperti yang kita inginkan, sedih pasti, kecewa apalagi, dan akan menjadi kekeliruan yang fatal ketika kita salah menyikapi, haruskah kita marah dengan ALLAH yang telah memutuskan ini terjadi? satu hal yang harus kita ingat “boleh jadi engkau menyukai sesuatu tapi itu belum tentu baik menurut ALLAH, dan boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi itu belum tentu buruk menurut ALLAH” siapa yang lebih tahu, kita atau ALLAH? jadi kalau kita protes sok tahu banget kita merasa bahwa rencana kita yang terbaik dan harus terjadi.

Ketika takdir ALLAH tidak dapat dipahami, maka kembali kepada ALLAH adalah jawabannya. Kembalikanlah kepadaNYA, sebab memang ada ruang gelap yang dengan ilmu kita akan sulit kita pahami, namun tak sulit untuk direnungi. Diruang inilah tempat kita menyandarkan segala pengharapan kita. Diruang inilah energi tawakal kita letakan, kepasrahan kita labuhkan. Akhirnya, kitapun akan mengerti takdir ALLAH adalah cintaNYA kepada kita.

1 comment:

  1. bagus banget artikelnya.. baca juga http://www.hadiantoko.net/2015/12/cara-agar-urusan-tidak-berantakan.html

    ReplyDelete