PortalRenungan.
Sampai dengan saat ini, alhamdulillah ALLAH masih memberikan kesehatan kepada kita. Sehingga akfititas kita, dapat kita laksanakan dengan baik. Baik aktifitas yang berhubungan langsung dengan penyembahan kita kepada ALLAH, maupun aktifitas-aktifitas duniawi yang berhubungan dengan sesama kita. Yang pada akhirnya tetap tujuannya hanyalah untuk ALLAH.
Ada hal yang menarik dengan aktifitas kita terhadap sesama, yaitu tentang sifat dan sikap kita atau sifat dan sikap sesama kita dalam beraktifitas dan bergaul. Mari kita perhatikan, adakah salah seorang rekan kita yang berkepribadian sensitif? Ciri yang sangat menonjol dari si pribadi sensitif adalah sangat mudah tersinggung dan terlalu protektif terhadap dirinya. Secara fisik, mereka yang sensitif cukup mudah dikenali. Wajahnya lebih sering terlihat kusut, keningnya berlipat-lipat dan jarang sekali tersenyum.
Bahasa tubuhnya selalu menyiratkan bahwa ia merasa tidak nyaman berada di lingkungannya. Apalagi jika berada di antara orang-orang yang tidak dekat dengannya. Ia hanya merasa 'safe' jika berada di antara orang-orang yang telah mengenalnya dengan baik dan memahami kondisinya.
Bergaul dengan orang sensitif seperti ini jelas tidak menyenangkan. Karena sedikit-sedikit tersinggung dan curiga. Pendapat orang lain tentang dirinya selalu diartikan negatif. Makanya ia selalu terlihat canggung dalam pergaulan. Kemampuannya bersosialisasi pun rendah. Akhirnya bukan hanya dia yang merasa tidak nyaman berada dalam satu lingkungan, orang-orang dilingkungannya pun enggan bergaul dengannya. Karena kehadirannya membuat suasana tidak kondusif.
Coba kita bayangkan, jika kita tengah berkumpul dan bercerita dengan rekan-rekan (termasuk si sensitif) tiba-tiba si sensitif tersinggung berat karena ucapan rekan yang lain. Akibatnya si sensitif marah dan meninggalkan ruangan. Bisa rusak suasana gara-gara teman yang sensitif itu. Akhirnya, sikap sensitif ini bukan hanya menyiksa diri si sensitif, tapi juga orang-orang sekitarnya. Di luar kesadarannya, orang-orang bisa saja merasa tidak nyaman berbincang dengan si sensitif, karena mereka khawatir jadi pihak yang disalahkan.
Sebenarnya, sifat sensitif itu manusiawi. Karena tiap individu punya kecenderungan untuk sensitif. Apalagi di tengah kondisi yang sarat aneka permasalahan. Hanya saja kadar sensitif tiap orang tidaklah sama. Ada yang hanya sensitif saat memang ada hal-hal yang sangat menyinggungnya. Ada juga yang jadi sensitif hanya karena masalah sepele. Contohnya, orang yang sangat sensitif akan sangat tersinggung bahkan sakit hati hanya karena orang lain tidak membalas lambaian tangannya. Padahal orang lain itu tidak melihatnya.
No comments:
Post a Comment