Tuesday, 30 June 2015

Bersikap Jujur Dan Lembut Kepada Anak

PortalRenungan.
Seringkali, orang tua merasa bahwa sikap jujur hanya kewajiban anak. Ketika anak menumpahkan susu coklat di karpet, karena takut, ia mungkin akan berkata, "Bukan saya, Mama!" Lalu, orangtua akan marah dan membentak, "Jangan bohong!" Tapi, tanpa sadar, orangtua pun sering membohongi anak. Bila kita lelah saat si Putri mengajak bermain ke taman, orangtua dengan enteng, "Besok, ya sayang!" Tapi, esok hari, apa yang terjadi? Seringkali orangtua melupakan janji itu begitu saja.

 
Bohong adalah salah satu akibat dari sikap pemarah orang tua. Namun, bisa jadi pula, anak suka berbohong karena menirukan orangtuanya yang juga sering tidak jujur terhadapnya. Karena itu, dalam kesempatan ini kami akan membahas mengenai dua sifat yang harus dipegang teguh oleh orang tua, yaitu jujur dan lembut.



Sikap Jujur
Abdul Hamid Jasim Al-Bilali dalm bukunya "Seni Mendidik Anak" menyebutkan, "Penyebab kenakalan anak (termasuk di antaranya berbohong) adalah karena contoh yang buruk". Menurut Al-Bilali, "Seorang anak tentu tidak mudah menerima anjuran bebaikan dari orangtuanya jika ternyata perbuatan orang tua mereka sendiri bertolak belakang dari apa yang diperintahkan. Anak disuruh berkata jujur, tetapi mereka sendiri sering berdusta dan jika berjanji tidak ditepati."

Allah berfirman dalam surat Ash-Shaf, "Sungguh besar dosanya di sisi Allah bahwa kalian berbicara apa yang tidak kalian lakukan."

Ada kalanya, orang tua memang tidak marah menghadapi "kenakalan" anaknya, tapi, malah menggunakan kebohongan. Hal ini sama-sama berdampak buruk. Sering kita dengar orangtua melarang anaknya ribut dengan berbohong, "Heh, jangan ribut, nanti ditangkap hantu lho!" Hal ini malah akan membuat anak menjadi penakut dan sekaligus mengajarinya berbohong. Bila anak ribut, sebaiknya Anda mengalihkan perhatiannya dengan mengajak menggambar atau membacakannya dongeng.

Sikap Lembut
Sikap lembut terkadang amat sulit dipertahankan oleh orangtua. Anak kecil umumnya melakukan perbuatan-perbuatan yang dalam pandangan orang dewasa adalah "nakal". Namun, ada point penting yang harus dipahami oleh orangtua, yaitu sesungguhnya, anak kecil tidak pernah bermaksud untuk berbuat nakal. Dia bahkan tidak memahami konsep nakal itu sendiri. Apapun yang dia lakukan adalah sesuai dengan kemampuan nalarnya pada saat itu. Bila ia menumpahkan susu dikarpet, itu bukanlah kesengajaan karena ingin membuat Anda repot mencuci karpet, melainkan karena koordinasi tangannya yang belum stabil.

Bila ia merusakkan mainannya, itu lebih karena keinginatahuannya. Bila ia bermain-main dengan pot kesayangan Anda dan akhirnya pecah, itu bukanlah karena sengaja ingin membuat Anda marah. Bagi anak kecil, bermain adalah proses belajar. Ia akan belajar memahami bahwa barang kaca akan pecah bila dibanting.

Rasulullah SAW bersabda, "Hobi, permainan dan kelincahan gerak seorang anak pada waktu kecil, akan mempertajam pemikirannya ketika dewasa." (HR At-Tirmidzi).

Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam Ihya 'Ulumuddin juz V bab Mengobati Penyakit Hati, "Hendaknya anak kecil diberi kesempatan bermain. Melarangnya bermain dan menyibukkannya dengan belajar terus akan mematikan hatinya, mengurangi kecerdasannya, dan membuatnya jemu terhadap hidup, sehingga ia akan sering mencari alasan untuk membebaskan diri dari keadaan sumpek itu."

Menurut Ma'ruf Zurayk, guru besar pendidikan dan Psikologi Univ. Darul Mu'minin Damaskus, Pendidikan anak yang dilakukan dengan bentuk yang keras dan kaku mengakibatkan perasaan tertekan, hancurnya kepribadian dan tidak adanya kesempatan untuk mengungkapkan kepribadian anak.

Inilah hal-hal yang menyebabkan anak menggunakan kebohongan sebagai sarana, yang dengan jalan itu, ia memperoleh tempat yang dianggap baik dan dikagumi bagi kedua orangtuanya. Menurut Zurayk, terkadang anak juga berbohong karena takut hukuman yang dijatuhkan kepadanya, atau hanya karena sekedar kesenangan yang timbul dari sikap menentang terhadap kekuasaan yang keras orangtuanya.

Matthew McKay PhD telah menghabiskan waktu dua tahun untuk meneliti perilaku marah orang tua dan efeknya terhadap anak-anak. Dia menemukan bahwa 2/3 orangtua (dari 285 orang tua yang diteliti) mengungkapkan rasa marah kepada anak dengan berteriak dan membentak rata-rata 5 kali seminggu. Artinya, hampir setiap hari anak-anak menerima bentakan dari orangtuanya. Menurut McKay, "Bila Anda membentak anak hampir setiap hari, anak akan terluka hatinya. Bila hanya sekali seminggu atau sekali sebulan, anak tidak akan merasakan adanya serangan psikis terhadap dirinya."

Daripada Anda menghabiskan energi untuk marah dan akan berdampak negatif pada psikologis Anak, lebih baik Anda melakukan perbuatan preventif, misalnya, jangan meletakkan barang pecah belah di tempat yang terjangkau oleh anak. Atau, selagi anak masih kecil, Anda tidak perlu memasang karpet atau permadani mahal di lantai yang memerlukan tenaga ekstra untuk membersihkannya.

Sebaiknya pula, orangtua menghindari kata-kata yang bersifat larangan.
Pertama, karena akan membuat anak sulit menentukan alternatif tindakan. Misalnya, ketika ia berteriak-teriak, kita akan membentak, "Sst diam, jangan teriak!" Lalu, dia akan melakukan kegiatan lain, seperti memukul meja. Bila kembali kita larang, anak akan bingung, "Apa yang harus aku lakukan? Ini jangan, itu jangan."

Kedua, larangan (apalagi yang disertai bentakan dan marah) akan membuat anak kehilangan kreativitasnya. Adalah naif bila orang tua melarang anak merusak mainannya yang hanya berharga sepuluh ribu perak tapi menebusnya dengan kematian kreativitas yang merupakan bekal utama anak untuk hidup di masa depan.

Tulisan ini akan kami akhiri dengan hadis Rasulullah, "Masing-masing kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." Ayah dan ibu adalah pemimpin anak-anak mereka dan kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan terhadap anak-anak mereka. Karena itu, bersikap jujur dan lembutlah kepada anak!

Monday, 29 June 2015

Ber-Ibadah Puasa Pada Penderita Diabetesi

PortalRenungan.
Menghadapi masuknya bulan suci Ramadhan ini banyak dari diabetesi (penderita diabetes mellitus lebih dikenal dengan diabetesi) yang cukup bingung. Sering diabetesi menghadapi dilema apakah harus menunaikan ibadah puasa atau tidak. Pertanyaan inipun sering dilontarkan kepada kalangan ulama dan dokter oleh penderita diabetes.
pasang iklan Sebenarnya dari berbagai literatur kedokteran, puasa aman dan dianjurkan untuk penderita diabetes. Namun mengingat setiap penderita diabetes memiliki derajat penyakit yang tidak sama maka ada beberapa kriteria dari penderita diabetes yang tidak dianjurkan untuk berpuasa. Ada hal-hal khusus yang harus diingat oleh diabetesi dalam berpuasa. Diabetesi yang tidak dapat mengontrol gula darahnya dengan baik yang ditandai dengan kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl atau kadar gula darah dua jam setelah makan 180 mg/dl dianjurkan tidak berpuasa.

Begitu juga diabetesi yang sedang hamil atau menyusui atau rentan mengalami hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari 60 mg/dl) disarankan untuk tidak berpuasa. Diabetesi dengan komplikasi diabetes yang berat seperti dengan penyakit ginjal, penyakit hati atau penyakit jantung harus hati-hati dalam berpuasa.

Diabetesi sebelum berpuasa disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Karena saat puasa terjadi perubahan jadwal makan dan minum obat. Diabetesi yang gula darahnya terkontrol dengan pengaturan diet tanpa meminum obat pengendali gula darah maka tidak ada masalah dalam menunaikan ibadah puasa. Cukup memperhatikan jadwal dan porsi makan saat berbuka maupun sahur.

Pada diabetesi yang mengkonsumsi obat pengendali gula darah disarankan jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan waktu berpuasa. Untuk obat diabetes yang tadinya diminum setiap pagi diubah waktunya menjadi ketika berbuka puasa, sedangkan dosis untuk sore hari dipindahkan menjadi saat makan sahur.

Bagi diabetesi yang sudah minum obat dosis ganda, harus dilakukan pengaturan agar dosis obat yang lebih besar diminum saat berbuka. Sedangkan bagi yang sudah menggunakan insulin dosis tunggal digunakan insulin kerja menengah saat berbuka puasa saja. Perlu pemantauan gula darah yang ketat pada pengguna insulin, dan bila ada tanda-tanda ke arah hipoglikemi maka hentikan puasanya.

Saat tidak berpuasa diabetesi makan dengan tiga porsi besar yang kemudian berubah hanya dua porsi besar yaitu saat berbuka dan sahur. Saat berbuka puasa disarankan untuk mengkonsumsi makanan 10% dari jumlah kebutuhan kalori. Pilihan terbaik adalah sari buah dan cocktail buah. Setelah shalat Magrib baru diabetesi makan besar yang jumlahnya 50% dari seluruh kebutuhan kalori.

Untuk pemilihan karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks yang butuh pembakaran lama, membatasi lemak dan perbanyak serat untuk menghindari lonjakan gula darah segera setelah berbuka. Waktu berbuka, jangan makan berlebihan tetapi secara bertahap dan mengunyah dengan baik.

Sisanya 40% dikonsumsi saat sahur. Sahur dianjurkan untuk sedekat mungkin dengan waktu imsak sehingga kadar gula darah lebih terjaga saat berpuasa. Saat sahur dianjurkan juga untuk meminum lebih banyak air putih dan menghindari minum teh dan kopi.

Pemantauan gula darah mandiri di rumah sangat dianjurkan untuk diabetesi. Pemantauan dilakukan sebelum makan sahur dan dua jam setelahnya serta sebelum berbuka puasa dan dua jam sesudahnya. Selain pada waktu-waktu ini, kapan saja diabetesi merasakan gejala hipoglikemi yang ditandai dengan berkeringat dingin, jantung berdebar-debar, lemas bahkan sampai tidak sadarkan diri maka harus segera memeriksakan diri. Diabetesi disarankan agar tidak ragu untuk membatalkan puasa jika ada gejala hipoglikemia dan hiperglikemia (kadar gula darah naik lebih dari 300 mg/dl).

Jika semua petunjuk di atas dijalankan dengan baik, puasa Ramadhan akan menjadi aman, berkualitas dan berkah bagi diabetesi. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa.


Sunday, 28 June 2015

Keagungan Bulan Ramadhan

PortalRenungan.
Alhamdulillah kita masih di berikan kekuatan iman oleh ALLAH SWT sehingga kita masih bisa melaksanakan ibadah puasa sampai hari ini. Mudah-mudahan kita mampu mengisi bulan Ramadhan ini dengan ibadah-ibadah kepada ALLAH SWT. Dan mudah-mudahan ALLAH menerima puasa dan ibadah-ibadah kita. Amin.


Biasanya setiap manusia melakukan suatu amalan adalah karena adanya suatu yang hendak dituju atau yang ingin dicita-citakannya. Di samping mengetahui tujuan akhir dari suatu amalan, ada hal yang penting juga untuk diketahui, yaitu mengetahui manfaat yang diperoleh dari suatu amalan atau hikmah dari amal perbuatan tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika setiap muslim mengetahui hal tersebut.

Berdasarkan dari pemberitaan Rasulullah saw., kita dapat mengetahui manfaat atau hikmah dari suatu amalan atau amal saleh. Pemberitaan semacam itu merupakan salah satu pendorong bagi umatnya untuk giat melakukan amal saleh. Rasulullah saw. memang sering memacu sahabat untuk mengerjakan suatu amalan tertentu dengan iming-iming pahala dan keutamaan amalan tersebut.

Berikut adalah keagungan bulan yang penuh berkah itu, yaitu Bulan Ramadan.

1. Puasa di sisi Allah memiliki ganjaran yang sangat besar, hingga malaikat pencatat pun tidak mampu memperkirakannya. Hanya Allahlah yang mengetahuinya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman (yang artinya), <"Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya sendiri selain shaum (puasa), maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberinya pahala. Puasa adalah benteng, maka jika seseorang berpuasa, janganlah ia berkata kotor, dan jangan berkata keji, jika ada seseorang ada yang mencercanya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia berkata, 'Seseungguhnya aku ini orang yang berpuasa.' Demi Rab yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari pada bau kasturi. Orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan: bila ia berbuka bergembira karena berbukanya dan ketika ia berjumpa dengan Tuhannya dia bergembira karena puasanya'." (HR Bukhari dan Muslim).

2. Barang siapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan neraka darinya sejauh 70 musim gugur, lalu bagaimana dengan orang yang berpuasa sebulan penuh? Dalam sebuah hadis disebutkan, "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya karena puasa itu dari neraka sejauh 70 musim gugur." (HR Bukhari Muslim). 

3. Puasa itu memberikan syafaat pertolongan pada hari kiamat, sehingga dia masuk surga. Rasulullah saw. bersabda, "Puasa dan Alquran, keduanya akan memberi syafaat bagi seseorang di hari kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Rabi, aku telah menghalanginya dari makan dan minum, maka biarkan aku memberi syafaat baginya.' Dan, Alquran pun berkata, 'Aku telah menghalanginya dari tidur pada malam hari, maka biarkan aku memberi syafaat baginya.' Beliau bersabda, 'Maka keduanya memberi syafaat'." (HR Ahmad). 

4. Barang siapa yang ditutup usianya dengan puasa sehari karena mencari rida Allah, niscaya ia akan masuk surga. 

5. Di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, tidak ada yang memasukinya melainkan orang yang berpuasa. Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak ada seorang pun yang memasuki selain mereka, dan setelah mereka masuk, pintu tersebut dikunci sehingga tidak seorang pun memasukinya." (HR Bukhari dan Muslim). 

6. Puasa Ramadan mengampuni seluruh dosa-dosa yang telah lampau, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, "Barang siapa yang bangun untuk untuk salat pada malam lailatul qadar karena iman dan penuh pengharapan, maka diampunilah dosanya yang telah lampau. Dan, barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan penuh pengharapan, maka dosanya yang telah lampau akan diampuni." (HR Bukhari dan Muslim). 

7. Pada bulan Ramadan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu- pintu neraka, semua setan dibelenggu. 

8. Pada bulan Ramadan terdapat lailatul qadar, satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. 

9. Orang yang berpuasa pada bulan Ramadan akan dikabulkan doanya dan dibebaskan dari neraka. 

Sumber: Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia sebagaimana diadaptasi dari Diary Ramadhan, Kelompok Telaah Kitab Ar- Risalah

Saturday, 27 June 2015

Tips Sederhana Selamatkan Bumi Dari Bahaya Ozon

PortalRenungan.
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2003, Astra Group telah mencanangkan untuk berkomitmen meningkatkan kualitas hidup kita dengan menanam pohon dan menggunakan air secara bijaksana. Peningkatan kualitas lingkungan hidup tidak bisa berdiri sendiri. Karena tentunya harus dibarengi dengan pengurangan maupun penghentian potensi bahaya yang dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup itu sendiri. Salah satunya adalah bahaya ozon.
pasang iklanOzon (O3), pada dasarnya sangat bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia di bumi, yaitu melindungi bumi dari serangan jahat sinar ultraviolet (UV). Untuk melindungi planet yang sedemikian besar tentu diperlukan ozon yang banyak sekali. Secara alami ia bertengger pada ketinggian 8 - 50 km di atas permukaan Bumi. Namun apabila berada di muka Bumi, meski dalam konsentrasi yang sedikit, ozon justru berbahaya bagi umat manusia.

Ozon di permukaan ( ground-level ozone) berasal dari reaksi kimia antara komponen organik yang mudah menguap ( volatile organic compounds, VOC) dan oksida nitrogen. Reaksi ini berlangsung dengan adanya sinar matahari. Sumber-sumber VOC dan oksida nitrogen ternyata ada di sekitar kita. Misalnya, kendaraan bermotor, industri besar dan sumber-sumber pembakaran, industri kecil seperti fasilitas penyaluran BBM, cat dan pembersih, termasuk juga peralatan konstruksi dan mesin pemotong rumput.

Konsentrasi ozon bisa mencapai tingkat tidak menyehatkan ketika cuaca panas dengan kondisi angina semilir. Inilah yang sebenarnya tak kalah berbahaya manakala kita menghirupnya. Semua orang, tak terkecuali anak-anak, yang terbiasa di luar ruangan punya risiko sama. Apalagi mereka yang sensitif dan menyimpan penyakit pernapasan atau asma.

Ozon bisa menyebabkan infeksi dan iritasi saluran napas, meski relatif terjadi dalam level rendah. Gejala yang terjadi yakni sulit bernapas, batuk, dan iritasi tenggorokan. Menghirup ozon dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan memperburuk asma. Studi medis telah menunjukkan bahwa ozon merusak jaringan paru-paru.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerugian akibat ozon tadi, sekaligus menjaga agar lapisan ozon di atas sana setia melindungi kita.

• Menghemat energi di mana saja. Irit listrik, misalnya dengan mengefisienkan penggunaan pendingin ruangan, mematikan lampu saat tidak terpakai. Pemborosan listrik akan memproduksi pembangkit listrik, padahal banyak yang masih mengandalkan BBM.

• Tune up mesin mobil, kapal, dan mesin-mesin lainnya sesuai dengan spesifikasi pabriknya.

• Gunakan bus umum, sepeda, kendaraan umum, atau jalan kaki saja jika mungkin.
• Pakailan cat dan pembersih ramah lingkungan.

• Mengisi bensin atau bahan bakar kendaraan setelah petang. Pada siang hari, suhu lebih tinggi sehingga ketika bensin dialirkan akan mempercepat penguapannya.

• Beberapa produk yang biasa kita pakai dibuat secara kimia dengan bentuk smog, sehingga bisa menguap ketika kita menggunakannya. Ikuti rekomendasi produsen untuk penggunaan dan pembuangannya. Tutuplah baik-baik pembersih, cat, atau bahan kimia lainnya untuk mencegah penguapan ke udara.

• Jangan biarkan mesin menganggur (idle). Selain memboroskan BBM, sisa pembakaran mesin yang idle (kalau kendaraan bermotor berarti tidak berjalan) sangat polutif dan beracun.

Ditulis oleh : A Zuhal Fachri
Referensi:
- Arif Rahmanulloh, “Mengurangi Ozon dari Bumi”, Intisari Online No. 477 Thn. XL, April 2003

Friday, 26 June 2015

Paksalah Diri Berbuat Taat Kepada Allah

PortalRenungan.
Mahasuci Allah, Zat yang memiliki segalanya. Mahacermat dan Mahasempurna Allah sehingga sama sekali Ia tidak membutuhkan apapun dari hamba-hamba-Nya. Tidak ada kepentingan dan manfaat yang bisa kita berikan, karena Allah secara total dan Mahasempurna telah mencukupi dirinya sendiri. Ribuan malaikat yang gemuruh bertasbih, bertahmid, dan bertakbir tiap detik, tiap waktu, tiap kesempatan memuji Allah, itupun hanya menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya.

Jika Allah menciptakan makhluk jin dan manusia kemudian diperintahkan untuk taat, bukan karena Allah membutuhkan ketaatan makhluk-Nya. Sungguh, semua perintah dari Allah adalah karunia agar kita menjadi terhormat, mulia, dan bisa kembali ke tempat asal mula kita yaitu surga. Jadi kalau kita masuk neraka, naudzubillaah, sama sekali bukan karena kurangnya karunia Allah, tapi karena saking gigihnya kita ingin jadi ahli neraka, yaitu dengan banyaknya maksiat yang kita lakukan.

Allah SWT Mahatahu bahwa kita memiliki kecenderungan lebih ringan kepada hawa nafsu dan lebih berat kepada taat. Oleh karena itu, jika kita mendapat perintah dari Allah, dalam bentuk apapun, si nafsu ada kecenderungan berat melakukannya, bahkan tak segan-segan untuk menolaknya. Misalnya ibadah shalat cenderung inginnya dilambatkan. Urusan shaf saja, tidak banyak orang berebutan menempati shaf pertama. Amati saja justru shaf belakang cenderung lebih banyak diminati. Perintah shalat memang banyak yang melakukan, tetapi belum tentu semua melakukannya tepat waktu. Begitu juga dengan tepat waktu, belum tentu juga bersungguh-sungguh khusyu. Bahkan ada mungkin salah satunya kita yang justru menikmati shalat dengan pikiran yang melantur, melayang-layang tak karuan, sehingga tak jarang banyak program atau urusan duniawi lainnya yang kita selesaikan dalam shalat. Dan yang lebih parah lagi, kita tidak merasa bersalah karenanya.

Saat menafkahkan rizki untuk sedekah, maka si nafsu akan membuat seakan-akan sedekah itu akan mengurangi rizki kita, bahkan pada lintasan berikutnya sedekah ini akan dianggap membuat kita tidak punya apa-apa. Padahal, sungguh sedekah tidak akan mengurangi rizki, bahkan akan menambah rizki kita. Namun, karena nafsu tidak suka kepada sedekah, maka jajan justru lebih disukai.

Sungguh, kita telah diperdaya dengan rasa malas ini. Bahkan saat malas beribadah, otak kita pun dengan kreatif akan segera berputar untuk mencari dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional. Sehingga apa-apa yang kita lakukan karena malas, seolah-olah mendapat legitimasi karena alasan kita yang logis dan rasional itu, bukan semata-mata karena malas. Ah, betapa hawa nafsu begitu pintar mengelabui kita. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi semua kecenderungan negatif diri kita ini?

Cara yang paling baik yang harus kita lakukan adalah kegigihan kita melawan kemalasan diri. Kecenderungan malas itu kalau mau diikuti terus menerus akan tidak ada ujungnya, bahkan akan terus membelit kita menjadi seorang pemalas kelas berat, naudzubillaah. Berangkat ke mesjid, maunya dilambat-lambat, maka harusnya lawan! Berangkat saja. Ketika terlintas, nanti saja wudhunya di mesjid, lawan! Di mesjid banyak orang, segera lakukan wudhu di rumah saja! Itu sunnah. Sungguh, orang yang wudhu di rumah lalu bergegas melangkahkan kakinya ke mesjid untuk shalat, maka setiap langkahnya adalah penggugur dosa dan pengangkat derajat.

Sampai di mesjid, paling nikmat duduk di tempat yang memudahkan dia keluar dari mesjid, bahkan kadangkala tak sungkan untuk menghalangi orang lewat. Lebih-lebih lagi bila memakai sandal bagus, ia akan berusaha sedekat mungkin dengan sandalnya, dengan alasan takut dicuri orang. Begitulah nafsu. Bagi orang yang menginginkan kebaikan, dia akan berusaha agar duduknya tidak menjadi penghalang bagi orang lain. Maka akan dicarinyalah shaf yang paling depan, shaf yang paling utama.

Sesudah shalat, ketika mau zikir, kadang terlintas urusan pekerjaan yang harus diselesaikan. Maka bagi yang tekadnya kurang kuat ia akan segera ngeloyor pergi, padahal zikir tidak lebih dari sepuluh menit, ngobrol saja lima belas menit masih dianggap ringan. Atau ada juga yang sampai pada tahap zikir, diucapnya berulang-ulang, subhanallaah–subhanallah, tapi pikiran melayang kemana saja. Anehnya lagi kalau memikirkan dia si jantung hati konsentrasinya sungguh luar biasa. Kenapa, misalnya, mengucap subhanallaah tiga puluh tiga kali, yang sadar mengucapkannya cuma satu kali? Atau ingatlah saat kita akan berdo’a. Walaupun dilakukan, akan dengan seringkas mungkin. Padahal demi Allah, zikir-zikir yang kita ucapkan akan kembali pada diri kita juga.

Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti hawa nafsu berupa malas sedang merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan mengerahkan segenap kemampuan yang ada, dengan cara segera melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan! Insya Allah itu akan lebih dekat kepada ketaatan. Janganlah karena kemalasan beribadah yang kita lakukan, menjadikan kita tergolong orang-orang munafik, naudzubillaah.

Firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali." (QS. An Nisa [4] : 142)

Ingatlah bahwa kalau kita tergoda oleh bisikan hawa nafsu berupa kemalasan dalam beribadah, maka kita ini sebenarnya sedang menyusahkan diri sendiri, karena semua perintah itu adalah karunia Allah buat kemaslahatan diri kita juga. Coba, Allah menyuruh kita berzikir, siapa yang dapat pahala? Kita. Allah menyuruh kita berdo’a, lalu do’a itu diijabah. Buat siapa? Buat kita. Allah sedikit pun tidak ada kepentingan mamfaat atau madharat terhadap apa-apa yang kita lakukan. Tepatlah ungkapan Ibnu Atho’illah dalam kitabnya, Hikam, "Allah mewajibkan kepadamu berbuat taat, padahal yang sebenarnya hanya mewajibkan kepadamu masuk ke dalam surga-Nya (dan tidak mewajibkan apa-apa kepadamu hanya semata-mata supaya masuk ke dalam surga-Nya)". Maka Abul Hasan Ashadilly menasehatkan bahwa, "Hendaknya engkau mempunyai satu wirid, yang tidak engkau lupakan selamanya, yaitu mengalahkan hawa nafsu dengan lebih mencintai Allah SWT".

Maka kalau kita sengsara, kita susah, kita menderita, itu bukan karena siapa-siapa, itu semua kita yang buat. Padahal sungguh, setiap desah nafas yang kita hembuskan adalah amanah dari Allah SWT, dan sebagai titipan wadah yang harus kita isi dengan amal-amal kebaikan. Sedangkan hak ketuhanan tetap berlaku pada tiap detik yang dilalui oleh seorang hamba. Abul Hasan lebih lanjut mengatakan, "Pada tiap waktu ada bagian yang mewajibkan kepadamu terhadap Allah SWT (yaitu beribadah)".

Jadi, sungguh sangat aneh jika kita bercita-cita ingin bahagia, ingin dimudahkan urusan, ingin dimuliakan, tapi justru amal-amal yang kita lakukan ternyata menyiapkan diri kita untuk hidup susah. Seperti orang yang bercita-cita masuk surga tapi amalan-amalan yang dipilih amalan-amalan ahli maksiat. Maka, sahabat-sahabat sekalian sederhanakanlah hidup kita, paksakan diri untuk taat kepada perintah Allah kalau belum bisa ikhlas dan ringan dalam beribadah. Mudah-mudahan Allah yang melihat kegigihan diri kita memaksa diri ini, nanti dibuat jadi tidak terpaksa karena Dia-lah yang Maha Menguasai diri ini. Insya Allah.

Thursday, 25 June 2015

Manajemen Waktu

PortalRenungan.
Alhamdulillah, kebahagian insya ALLAH meliputi kita semua, ALLAH SWT masih berkenan mempertemukan kita dengan hari ini. Tidak terasa, kita sudah sampai pada hari ke-9 dibulan suci ini, entah sudah berapa Juz Al Quran yang sudah kita baca, entah sudah berapa rupiah kita berbagi dengan saudara kita, atau bahkan sudah berapa banyak amal kebajikan yang terukir di bulan ini. Sekedar mengingatkan saja, Kita belum tentu akan bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan datang, Yukk...Kita maksimalkan upaya dan usaha kita untuk meraih keutamaan dan kemulyaan Ramadhan kali ini.

pasang iklan

Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan langkah menuju kubur. Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang berharga kemudian kita sia-sia kan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan modal maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu juga kita jika sudah diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-hamburkan maka kita termasuk orang yang bodoh.

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan menjalankan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr 1-3)

Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya." (HR. Ahmad)

Orang yang pasti beruntung adalah orang yang mencari kebenaran, orang yang mengamalkan kebenaran, orang yang mendakwahkan kebenaran dan orang yang sabar dalam menegakan kebenaran. Mengatur waktu dengan baik agar tidak sia-sia adalah dengan mengetahui dan mempetakan, mana yang wajib, mana yang sunah dan mana yang mubah.

Ketenangan tidak harus dengan diam tapi ketenangan bisa kita dapatkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan sholat dan dzikir. Sekecil apapun perbuatan Rasulullah, bebas dari kesia-siaan, efektif dan penuh makna.

Ramadahan ini adalah wahana yang paling tepat bagi diri kita untuk memacu meningkatkan kualitas pemahaman kita terhadap kebenaran sehingga iman kita bertambah, meningkatkan kualitas amal-amal kita sehingga menjadi produktif, meningkatkan kualitas akhlak kita sehingga menjadi suri tauladan dan meningkatkan kualitas kesabaran kita dalam menetapi kebenaran.

Alhamdulillah kita masih hidup, ALLAH masih percaya kepada kita untuk mengisi ruang waktu kehidupan ini. Semoga hari ini kita bisa berkarya lebih baik dari hari-hari yang telah lalu. Semoga puasa kita menjadi tameng diri dari maksiat, tilawah Al Quran kita menjadi penghias qolbu, Qiyamullail menjadi penentram jiwa, Infaq dan shodaqoh menjadi nilai diri disisi ALLAH SWT.

Ya ALLAH berilah kami Rahmat dan AmpuanMU di Ramadhan ini, berilah maaf dihati orang orang yang pernah kami lukai, berilah kasih sayang agar kami mampu mencintai orang orang yang mencintai kami seperti mereka mencintai kami … sungguh, kami tak sanggup membayangkan jika ini Ramadhan yang terakhir kami. Irhamnna ya ALLAH.

Kisah Nabi Hud AS

PortalRenungan.
"Aad" adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama "Al-Ahqaf" terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar. Mereka dikaruniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehingga memudahkan mereka bercocok tanam untuk bahan makanan mereka. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun, bunga yang indah-indah. Berkat karunia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.

Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah kehidupan rohaninya tidak mengenal Allah yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama "Shamud" dan "Alhattar" dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari.

Kenikmatan hidup yang mereka dapatkan membuatnya tenggelam didalamnya, tanah yang subur dan hasil yang melimpah menurut anggapan mereka adalah pemberian dari kedua berhala yang mereka sembah.

Sehingga mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan musibah berupa penyakit atau kekeringan.

Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar pertimbangan atas tindakan-tindakan seseorang, tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai hidup mereka sehingga lupa dengan sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutus Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka.

Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahwa dari waktu ke waktu jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalan lurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusia dari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.

Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengaruniai itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan.

Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya kepada tanda-tanda Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahwa Allahlah yang menciptakan mereka semua dan mengaruniai mereka dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta tumbuh-tumbuhan yang tegak dan kuat. DIA-lah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka buat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang kapanpun bisa mereka hancurkan sendiri.

Di terangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah utusan Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan mereka, menghidupkan dan mematikan mereka, memberi rizki atau mencabutnya daripada mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntun mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka menghadapi ajakan dan dakwahnya, mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air banjir akibat kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.

Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mereka dengar. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahwa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan, tetapi nabi Hud menerimanya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.

Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud: "Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut katamu tidak bersekutu.

Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan sama kami tidak akan kami tinggalkan bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jangan mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan membawa suatu agama baru yang tidak dikenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya."

Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya, bumi dengan gunung-gunungnya, sungai, tumbuh-tumbuhan, dan binatang-binatang yang semuanya dapat bermanfaat bagi kamu. Dan kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepalamu kepada-Nya. Tuhan yang Maha Esa tiada bersekutu, tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-gerik dan tingkah lakumu, mengetahui isi hatimu, denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat, pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang mati tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan yang Maha Esa itu."

Wahai Hud! jawab kaumnya, "Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul utusan Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa heran dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi utusan Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sehat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau hina dan cemooh."

Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sehat, dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit untuk badanku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahwa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar utusan Allah yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat karena terpengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama berada dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutus seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan kehidupan yang diridhoi-Nya.

Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu, berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan untuk menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk meneruskan hidupmu. Menyembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rizkimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat.

Ketahiulah bahwa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kuburmu dan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu, yang baik dan soleh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjar dengan api neraka. Aku hanya menyampaikan risalah Allah kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."

Kaum Aad menjawab: "Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahwa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rizki dan kemakmuran hidup kami dan bahwa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami. Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan siksaan yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azab dan siksa yang engkau bayang-bayangkan kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."

Baiklah! jawab Nabi Hud, "Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayatku memberi penerangan dan tuntunan menuju jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya."

Pembalasan Allah Atas Kaum Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan kalau-kalau mereka tidak memperoleh hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil kemudian bertaubat kepada Allah agar segera turun hujan kembali dan terhindarlah mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.

Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawaban dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan.

Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan dan kamu nanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.

Akhirnya menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana kemari mencari perlindungan. Suami tidak tahu di mana istrinya dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi rata dengan tanah.

Bencana angin taufan itu berlangsung selama delapan hari tujuh malam sehingga menyapu bersih kaum Aad yang sombong itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang.

Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang panik mendengar gemuruh angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan.

Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah "Al-Ahqaf" sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana, dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para peziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutama pada bulan Sya'ban.

Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Hud diceritakan pada 68 ayat dalam 10 surat di antaranya surat Hud, ayat 50 hingga 60, surat Al-Mukminun ayat 31 hingga ayat 41, surat Al-Ahqaaf ayat 21 hingga ayat 26 dan surat Al-Haaqqah ayat 6, 7 dan 8.

Pelajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama. Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak pernah membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahwa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.

Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya berkata: "Aku tidak gila dan bahwa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul utusan Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu selamat dari azab dan siksaan Allah di dunia maupun di akhirat."

Dalam berdialog dengan kaumnya. Nabi Hud selalu berusaha menyentuh hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang sehat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan memberikannya kepada siapa yang Dia kehendakinya.

Wednesday, 24 June 2015

Bahaya Merokok Bagi Manusia

PortalRenungan. 
Anda masih juga merokok? Sebaiknya Anda waspada dengan kesehatan dan terutama, umur Anda! Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit yang mengena ke organ tubuh manusia. Penyakit-penyakit tersebut antara lain kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik, dan berbagai penyakit paru lainnya. Selain itu juga kanker mulut, esophagus, faring, laring, pankreas, kandung kencing, penyakit pembuluh darah, ulkus peptikum, dan tentu saja serangan jantung.

pasang iklan

Itu baru masalah dari sisi kesehatan. Fakta yang lain menunjukkan bahwa kebiasaan merokok turut berkontribusi pada angka kematian di seluruh dunia. Pada tahun 1950, (hanya) sekitar 300.000 kematian per tahunnya akibat kebiasaan merokok. Angka ini melonjak menjadi 1 juta kematian di tahun 1965, 1,5 juta di tahun 1975, dan 3 juta kematian dalam setahunnya di tahun 1990-an.

Dari 3 juta kematian tersebut, 2 juta terjadi di negara-negara maju dan 1 juta sisanya (33,3%) di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia salah satunya. Bila pola ini terus berlanjut, maka diperkirakan pada tahun 2000-an kelak akan ada 3,5 juta kematian per tahunnya akibat rokok, dan 1,1 juta di antaranya di negara-negara berkembang.
             
Menyambut Hari Tanpa Tembakau yang diperingati setiap tanggal 31 Mei di seluruh dunia, kali ini memaparkan mengenai seluk beluk komponen berbahaya yang terkandung dalam rokok dan akibatnya bagi Anda.

Anatomi Rokok & Bahayanya
Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana tabacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Rokok yang terbakar merupakan suatu “pabrik kimia” yang menghasilkan lebih kurang 2000 komponen akibat berbagai proses yang terjadi.

Komponen rokok tersebut dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
• Komponen gas, ialah bagian yang dapat melewati filter antara lain: CO, CO2, oksidaoksida nitrogen, ammonia, gas-gas N-nitrosamine, hidrogen sianida, sianogen, senyawasenyawa belerang, aldehid, dan keton.
• Komponen padat, ialah bagian yang tertinggal pada filter berupa nikotin dan tar.

Diantara zat kimia itu yang terpenting dan sudah jelas kaitannya dengan penyakit adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar
Tar sebagai getah tembakau adalah zat berwarna coklat berisi berbagai jenis hidrokarbon aromatik polisiklik, amin aromatik dan Nnitrosamine. Tar yang dihasilkan asap rokok akan menimbulkan iritasi pada saluran napas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring dan kanker paru.

Nikotin
Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH fisiologis, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel.

Nikotin juga berpengaruh terhadap pembuluh darah yakni merusak endotel pembuluh darah dan terhadap trombosit dengan meningkatkan agregasi trombosit. Nikotin diduga sebagai penyebab ketagihan merokok.
            
Selain itu, nikotin beserta asap rokok mengeluarkan racun karsinogenik yang dapat menyebabkan beraneka macam gangguan kesehatan. Penyakit yang dapat dipicu oleh rokok antara lain penyakit kanker (paru-paru, tenggorokan, pita suara, lambung), penyakit jantung koroner, bronchitis, emfisema, tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan stroke, katarak, sinusitis, gangguan pertumbuhan janin dan gangguan kesuburan pria dan wanita.
            
Umumnya, perokok kronis memiliki kualitas sperma yang jelek. Efek rokok pun menjadi factor resiko disfungsi seksual. Gangguan seksual pada pria dapat meliputi gangguan libido, ereksi, ejakulasi, dan gangguan orgasme. Efek rokok bagi perempuan pun tak kalah hebatnya. Pembelahan sel-sel dalam tubuh mengalami gangguan karena nikotin yang masuk ke dalam darah akan menghambat pertumbuhan janin. Akibatnya, bisa terjadi keguguran atau bayi lahir cacat seperti bibir sumbing, hidung pipih, atau berat badan kurang.

Karbon monoksida
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap haemoglobin (Hb) pada sel darah merah, sehingga membentuk karboksi haemoglobin mencapai tingkat tertentu akan dapat menyebabkan kematian. Dengan tingkat afinitas tersebut, CO lebih kuat mengikat Hb dalam darah ketimbang oksigen yang diperlukan sebagai respirasi manusia. CO merupakan zat yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna. Kasus dari pembakaran tak sempurna ini mungkin Anda sudah pernah mendengarnya, seperti orang keracunan di mobil yang tertutup, tidak bergerak dengan mesin menyala sampai kejadian orang mati lemas di garasinya karena knalpotnya bocor. Rokok adalah salah satu contoh khas lain pembakaran tidak sempurna. Sehingga menyalakan rokok punya potensi bahaya yang sama dengan keracunan sisa pembakaran mesin seperti kejadian di atas.

Mekanisme Patofisiologi Merokok
Asap yang dihembuskan pada saat merokok dibedakan atas: asap utama ( main stream smoke) dan asap samping ( side stream smoke). Asap utama merupakan bagian asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebabkan oleh udara bebas dan dapat dihirup oleh orang lain yang berada di ruangan yang sama, dikenal sebagai perokok pasif. Resiko yang dialami oleh perokok pasif sama dengan yang dirasakan oleh perokok aktif, bahkan lebih besar.

Rokok dan Kesehatan
Akibat buruk kebiasaan merokok bagi kesehatan menurut salah satu penelitian kohort prospektif oleh Doll & Hill di Inggris tahun 1951, yang berlangsung hingga tahun 1990-an. Penelitian melibatkan 34.439 dokter sebagai responden, sepuluh ribu responden tersebut telah meninggal dunia dalam periode 20 tahun pertama penelitian (1951-1971). Sementara 10.000 orang lainnya meninggal dalam 20 tahun kedua (1971-1991) sejak penelitian itu sampai tahun 1990 ada sekitar 50 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok.
            
Sedangkan dari tahun 1995 sampai tahun 2000 diperkirakan akan ada setidaknya 15 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Doll dan Hill melaporkan penyakit yang disebabkan oleh merokok: kanker paru, kanker esofagus, kanker saluran napas lainnya, bronchitis kronik dan emfisema, penyakit jantung paru.
            
Weir dan Dunn melaporkan hasil penelitian terhadap 68.153 laki-laki dan mendapatkan risiko yang lebih tinggi pada perokok untuk mendapatkan kanker paru, kanker mulut, kanker laring, kanker esophagus. Penyakit lain yang berhubungan dengan merokok ialah ulkus peptikum, emfisema, aneurisma, arteriosclerosis. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP 1), pertahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml dari 41,7 ml masing-masing untuk non perokok, bekas perokok dan perokok aktif. Kebiasaan merokok mempengaruhi terjadinya penyakit paru akibat kerja seperti fibrosis paru akibat paparan aluminium, paparan radon, polimer fume fever.

Sehingga, pengaruh asap rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu tambang. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh buruk debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok.

Dengan segala macam fakta dan bukti ilmiah yang dipaparkan di atas, masih berminat untuk merokok?

Ditulis oleh : A Zuhal Fachri
Referensi:
- Internet:“Hubungan Merokok”, Infokes.com, 19 Oktober 2000