PortalRenungan
Ketika kita mengawali hari kita dengan bersyukur, maka pastilah disekeliling kita akan bertabur berbagai kebahagiaan, karena hati yang bersyukurlah yang akan mampu menangkap sinyal kebahagiaan itu walaupun sekecil apapun.
Ada beberapa hal yang membuat sahabat saya ini begitu kuat untuk tidak lagi menghabiskan malam minggunya di luar rumah, dulu ia pikir bahagia itu asa di luar sana, ternyata ia tetap merasa sepi ditengah keramaian. Kemudian ia mencari jawaban mulai dari membaca buku-buku yang telah dibelinya, dan kemudian mendatangi guru mengajinya yang lama ditinggalkannya. Dari beliau sedikit demi sedikit ia tinggalkan dunia luar sana dan mengembalikan jiwanya kepada Allah, beliau sebut ini sebagai undangan ke surga. Subhanallah bayangkan siapa yang tidak bahagia mendapat undangan ke surga.
Kembali ke jalan yang lurus adalah undangan Allah menuju surga NYA, dan pesan beliau selanjutnya "Ambil undangan Allah dan jangan sia-siakan, karena tidak setiap manusia memperoleh keistimewaan ini, surga Allah. Bayangkan berada di dalam surga darussalam yang penuh nikmat, surga adalah tempat tinggal abadi yang di dalamnya sarat dengan kesenangan hakiki, bukan kesenangan menipu seperti yang kita alami kemaren. Subhanallah.
Disaat Allah menjadi tujuan hidup kita di dunia, masih sanggupkah kita menukarnya dengan kesenangan pindah dari satu kafe ke kafe yang lain dan mengisinya dengan berghibah, tertawa terbahak-bahak hingga memecah langit dan bumi, sementara kita memecah langit dengan dzikir di rumah, dengan suara indah kita membaca Al Qur'an dan malam minggu ditemani pemilik jiwa ini adalah bahagia yang luar biasa.
Masih kuatkah kita berjalan dari mall ke mall sekedar melihat baju-baju bagus perhiasan dunia plus cuci mata, masih kuatkah kita antri tiket di bioskop sementara kaki ini masih sanggup kita langkahkan untuk mencari masjid dan shotal magrib hingga isya di rumah Allah, di masjid kita antri untuk mendapatkan tiket ke surga.
Sampai kapan kita akan menggunakan nikmat mata yang Allah titipkan ini untuk menikmati senyum manis si cantik jelita/si tampan rupawan yang dilemparkan kepada kita di mall mall atau di kantin waktu makan siang, sampai kapan diri ini sanggup memenuhi kebutuhan raga ini yang akan musnah dimakan cacing tanah ini dengan kesenangan dunia, sementara jiwa kita kering kerontang.
Mau sampai kapan kita akan terus terlena, lelah..! usia beranjak, waktu berputar, kesempatan semakin sempit, dunia semakin penuh kesenangan, cinta makhluk menjadi berhala yang kita bela mati matian untuk mendapatkannya.
Sudah seharusnya kita tinggalkan yang fana demi yang abadi, harus kita tinggalkan kerontang cinta yang telah meluluh lantakan iman ini menuju cinta yang mendamaikan hidup kita. tapi kan kita juga harus mikirin dunia loh..jangan munafik deh!..kata sahabat saya, betul dunia tetap ada dan kenyataannya kita masih berdiri di bumi yang fana ini, tapi marilah kita isi tapakan dengan cara-cara yang Allah ridho, bukan lagi mengisinya dengan kesenangan dunia yang justru penuh dengan fatamorgana, berserakan amarah di luar sana, berkeliaran janji-janji palsu. Astaghfirullah.
Aku persiapkan untuk hamba-hambaku yang sholeh apa yang tak pernah terlihat mata, terdengar telinga, dan terlintas dalam hati. Hadist Qudsy riwayat Imam Muslim.
Tujuh hari dalam seminggu, hidup penuh warna, ku coba mendekatiMu memberi tanda cinta. SurgaMu mengalihkan duniaku.
No comments:
Post a Comment