PortalRenungan
Entah kenapa setiap kali malam minggu tiba jiwa romantis ini meronta-ronta, merobek setiap relung hati dan mencoba mengerti mengapa malam ini terasa berbeda dari malam-malam yang lain, malam minggu identik dengan keromantisan, identik dengan kasih sayang dan identik dengan cinta-cintaan, mungkin karena malam minggu banyak yang mencurahkan kasih sayang.
Dan bisa dipastikan bagi sebagian orang malam minggu adalah malamnya setan berpesta pora dan setiap kita akan gampang sekali menjadi para hamba-hamba setan di malam panjang ini, mengikuti apa yang setan inginkan maksud saya, naudzubillahimindzalik.
Masih terngiang perkataan seorang sahabat yang sedang jatuh cinta, ini katanya tentang cinta "Tahu gak, rasanya hati aku berdegup, berbunga, aku gak bisa hidup kalau gak ada dia A', gak bisa makan dan minum, sehari gak ketemu rasa setahun, dia tempat curahan kasih sayang aku, sandaran jiwa ku A, enak banget rasanya A” aduh aduh aduh, luar biasa yah ocehan kepompong kosong ini.
Jika semua ungkapan sahabat ini benar, dimana ALLAH kira-kira ya?. Ketika hati penuh oleh khayalan bersama jejaka/gadis yang bikin sang gadis/jejaka meleleh apa masih ada tempat untuk berpikir tentang keberadaan ALLAH, saya jadi berpikir ketika cinta kepada manusia mengalahkan cinta kita kepada ALLAH apa gak jadi berhala tuh cinta.
Saudaraku...
Berhala itu apa sih? apa yang saya bayangkan ketika pertama kali mendengar kata berhala? bentuk benda menyerupai manusia, berkarakter, disembah, tapi jaman sekarang secara logika sudah gak bisa diterima untuk menyembah berhala berwujud bukan?Ternyata setan juga mengikuti era digital loh, setan gak nyerah tuh, ia dengan pasukannya kembali menggoda manusia dengan berhala yang tak terlihat tapi mampu membuat manusia takluk, menyembah, tak bisa hidup tanpa berhala ini, berhala ini bernama cinta dunia. Bisikannya lembut banget, pembenarannya juga banyak, logika saja tidak cukup.
Ya, berhala tidak berujud yang disembah itu berupa cinta sang kekasih yang kita kejar sampai lupa dzikir karena keenakan menyebut-nyebut nama si yayang daripada menyebut nama ALLAH, berhala itu bernama harta yang kita kejar hingga takut zakat dan sedekah yang agak lebih karena takut gak cukup nih uang hingga akhir bulan plus hutang kartu kredit yang belum dibayar, berhala itu bernama jabatan, bernama pekerjaan, dengan alasan masih banyak kerjaan kita tunda waktu shalat kita … ya ALLAH ternyata kami masih menyembah berhala.
Saudaraku...
Dada ini kita penuhi dengan keinginan duniawi, tanpa ada tempat untuk ALLAH, sehingga walaupun tiap hari kita bershahadat yang kita lakukan seakan-akan ALLAH tidak ada, tidak melihat. ALLAH kita jadikan nomor seratus sekian ketika kitaakan mengambil keputusan bahkan kita tempatkan di wilayah yang tak penting lagi, tak ada shalat tahajud tuh waktu kita kalut, dan ketika kita butuh petunjuk bukan ALLAH yang kita tanya melalui shalat istikharah tapi kita tanya sahabat kita, kekasih kita,dll ALLAH hanya jadi alat pembenaran ketika kita memiliki hajat pribadi. ALLAH hanyalah suplemen agar keinginan nafsu menjadi sedikit halal, sah, lengkap, dan mantap. Secara tak sadar kita menafikan La Haula walaa Quwwata Illa Billah.
Jika sudah begini, apa bedanya kita dengan Fir'aun, menjadi pengikut setan dan menampikan kehadiran ALLAH, berbuat seolah-olah ALLAH tak melihat, tak mendengar... tak ada, padahal kita bershahadat.
Sekarang waktunya bertaubat, waktunya kembali kepada ALLAH, cintailah ALLAH melebihi apapun, isilah setiap hembusan napas dengan lafal “Subhanallah” dan rasakan bagaimana ALLAH hadir disetiap nadi yang berdetak, biarkan kekasih pergi jika mencintainya membuat kita melupakan ALLAH, bayarlah zakat, tanamkan dalam hati bahwa setiap kali kita gajian maka anak anak yatim dan fakir harus ikut gajian, 2,5% itu milik mereka jangan dipakai untuk bayar kartu kredit dulu baru kalo ada sisanya zakat, bayar zakat dulu dong nanti kalo secara kalkulator kurang maka ALLAH yang akan bantu mencukupi, masa mau jadi pemangkas harta fakir miskin, jangan jadi Firaun di era digital, takut sama ALLAH.
Dan ALLAH tidak pernah ingkar janji bukan? buktikan bahwa janji ALLAH itu benar ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti, jadi jangan dibalik dengan kejar dunia dulu kalau sudah puas baru taubat mengikuti akhirat, kalau lagi asyik mengejar dunia terus nafas kita berhenti, gimana?.
No comments:
Post a Comment