PortalRenungan
Kita semua sudah faham benar bahwa dalam hal rizki dan kekayaan, ALLAH tidak pilih kasih. Dia memberikannya kepada mereka yang mau berusaha dan beranu mencoba. Jika orang-orang tidak menyembah ALLAH saja diberi nikmat kesuksesan dan kekayaan, tentu ALLAH akan lebih senang lagi memberikannya kepada hamba-hambaNYA yang beriman dan bersyukur kepadaNYA. Yang harus kita lakukan adalah memiliki keberanian untuk membangun kesuksesan.
Kalau kesuksesan adalah laksana ukiran yang harus kita buat di atas batu kehidupan, maka kita harus mencoba mengukirnya dengan "Pahat" kesabaran dan "Palu" ketekunan. Sekali kita memukulnya akan ada goresan kecil di permukaan batu itu dan tentunya kita harus memukulnya ribuan bahkan jutaan kali sehingga ukiran kesuksesan itu bisa selesai dan indah. Pilihlah "Batu" kehidupan yang keras dan lebih besar tantangannya agar ukiran kesuksesan yang kita buat bisa tahan lama serta dapat dilihat dan dinikmati oleh generasi generasi sesudah kita. indah yah saudaraku......Jika kita semua karyawan berpikir seperti ini, Insya ALLAH DENSO GROUP ini pasti akan bisa bertahan lama dan akan bisa dinikmati oleh generasi sesudah kita, mungkin dia anak anak kita bahkan anak dari anak-anak kita.
Yuk kita berfikir positif, hadapi setiap tantangan dan temukan solusi. Jangan melipat gandakan satu kesulitan dengan seribu keputusasaan, satu musibah menjadi seribu penderitaan, jangan hanya gara gara gak di promosikan kinerja menjadi menurun. Yuk kita berkreasi dan jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Iya di sini di dunia ini tidak ada yang sempurna bukan?, sesalu ada sisi yang bisa kita perbaiki.
Mungkin diantara kita ada yang pernah mendengar teori "nihil cacat"? Sebuah pemikiran agar kita berusaha mencapai kondisi tiada cacat, baik dalam hasil maupun proses kerja. Percayakah bahwa kita mampu mencapai hasil yang tak bercacat? Atau, percayakah kita bahwa ada sesuatu di bawah langit ini yang benar-benar suci dari cacat? Ayolah! Jangan terlalu naif. Pepatah mengatakan bahwa Tiada gading yang tak retak. Itu berarti selalu saja ada cacat; selalu saja ada kekurangan; bahkan pada apa dikagumi sekali pun. Maka, bagaimana mungkin kita mempercayai teori "nihil cacat"? Bila kita cukup realistis, maka sebenarnya yang dituntut bukanlah hasil dan kerja yang tak bercacat, melainkan sebuah sikap untuk terus-menerus mengupayakan perbaikan. Iya kita tidak akan pernah sampai pada kesempurnaan, namun kita bisa berjalan menuju kesempurnaan. Itulah sikap "nihil cacat" yang seharusnya kita lakukan.
ALLAH memberikan arahan kepada kita untuk senantiasa melakukan karya karya untuk kehidupan kita, karena sebenarnya apapun yang kita kerjakan pada akhirnya akan kembali kepada kita. Pelaku kebaikan mendapatkan kebaikan dan pelaku keburukan mendapatkan keburukan pula.
Barangsiapa yang mengerjakan karya yang baik maka untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan buruk maka untuk dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hambaNYA. (QS Fushilat, 46)
Saudaraku. Yang kita butuhkan bukan sekedar ide atau gagasan saja, karena seseorang yang pikirannya dipenuhi banyak gagasan dan ide ide serta rencana cerdas tetapi tidak pernah mencoba merealisasikannya menjadi karya nyata maka dia adalah orang yang tidak berguna. Jadi stop as member NATO, ( No Action Talk Only). We must become member of P Four, (Perencanaan Pengerjaan Pengecekan dan Perbaikan). atau dalam bahasa keseharian kita sering kita sebut PDCA.(Plan Do Check and Action.) tapi jangan sampai lupa dalam merealisasikan rencana atau ide tersebut kita harus mempertimbangkan aspek QCDSM nya, agar out put yang dihasilkan sesuai dengan target yang telah dicanangkan.
Good, semoga bermanfaat.
ReplyDelete