Wednesday 22 April 2015

Kekosongan Hati

Bagaimana kabarmu hari ini...? Alhamdulillah, yang pasti kita sudah menikmati jamuan ALLAH di hari ini, entah itu berbentuk makanan, minuman atau udara yang segar dan lain-lainnya... Terima kasih ya ALLAH atas nikmat-nikmat MU.

"Pernahkah kau merasa, Hatimu Hampa... Pernahkah kau merasa, Hatimu Kosong"

Saudaraku... Sebagian kita pasti pernah mendengar lagu lagu dari Ungu, syair yang saya tulis di atas kalau tidak salah judulnya "Hampa". Jiwa ini terusik dengan kata kosong, menurut saya pengertian kosong adalah tanpa isi, kosong adalah tidak memiliki siapa-siapa dan apa-apa, kosong adalah hampa, kosong adalah nol, kosong adalah tidak laku-laku. he he he ...

Kosong bagi sebagian orang memang bermakna negatif, identik dengan semua yang tidak menyenangkan. Kosong itu menyiksa, hampa itu menakutkan, tiada itu mengerikan. Dan memang begitu adanya, jika alat ukur yang digunakan hanyalah apa yang terlihat oleh mata, namun pernahkah terbayang jika alam semesta ini semua terisi yang terlihat, pohon, mobil, gunung, bahkan udarapun tidak memiliki tempat untuk bersemayam? Lalu apa yang akan kita hirup untuk menyambung hidup?.

Seseorang pernah menuliskan, "Bagi saya kosong itu adalah isi saudaraku, kosong adalah sebuah ruang yang sangat saya butuhkan, saya butuh jiwa yang kosong agar saya dapat mengisinya, melempar kesombongan dijiwa saya agar saya dapat mengisi jiwa saya dengan ilmu, jika kesombongan mengisi jiwa saya, bagaimana saya bisa menerima ilmu baru? acap kali belajar saya harus memulai dari kata bahwa saya tidak tahu apa apa, karena ketika diawal belajar saya sudah merasa penuh, merasa sudah bisa, maka yang diajarkan oleh guru mengaji saya akan saya anggap tiada, "ah kalau cuma begitu saya juga bisa" jadi kosong adalah waktunya untuk mengisi."

Saudaraku... Mungkin kita pernah berada pada satu titik jenuh, titik merasa hidup hanya ini ini saja, gak maju, mati tak mau hidup juga enggan, lalu kita merenung, mau sampai kapan diri ini berada di titik penat ini, mungkin karena jiwa ini dipenuhi dengan keinginan-keinginan dunia yang tanpa ujung, lalu bagaimana kita bisa memikirkan akhirat jika jiwa kita penuh oleh keinginan dunia, sesak berdesakan.

Barangkali kita juga pernah berada pada satu kondisi rasanya hidup ini kok hanya pindah dari satu masalah ke masalah yang lain,"derita kok gak ada akhirnya",... pikiran yang kacau kan? itu karena kita sok pintar, merasa hebat, merasa diri TUHAN, mencoba menyelesaikan masalah sendiri, tanpa berbagi dengan ALLAH yang maha menyelesaikan masalah, kita lupa mengadu, kita lupa curhat dengan ALLAH. Sok sok an sih..., akhirnya penat sendiri, maka kosong menjadi begitu indah ketika penat dunia kita tukar dengan kasih sayang ALLAH di tengah malam yang juga kosong dari hiruk pikuk dunia.

"Ya ALLAH, hamba terima ujian ini dan hamba kembalikan semua padaMU karena ENGKAUlah pemilik segala jalan keluar" enteng kan...? inilah kosong yang indah.

Saudaraku..."Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?” gimana membacanya kalau tak ada spasi bagaimana jiwa ini bisa mengingat ALLAH jika tidur saja masih memikirkan dunia, memikirkan uang tinggal berapa didompet, memikirikan sang kekasih yang gak mikirin kita, mikirin mutasi, mikirin jabatan yang belum kesampaian, dll deh!! jadi memang harus kosong dari urusan dunia,agar urusan akhirat bisa masuk.
Jiwa manusia itu memang unik saudaraku. Ketika sudah "penuh" yang terjadi adalah kejenuhan, saat itulah perlu "dikosongkan". Ketika sudah "kosong", tidak bisa dibiarkan terlalu lama, Harus "diisi kembali". Tafakur deh...mau dibawa kemana hidup ini, mau diisi dengan apa, dan untuk mengisinya maka harus kosong dulu (artinya ada ruang untuk mengisinya).

Kosong adalah isi, selalu kosongkan bagi dengan yang lain, berbagilah dengan pemilik jiwa dan rasanya memang hidup akan enteng kembali, ketika setiap kita menjadikan tahajud sebagai sarana pengosongan jiwa, terbayang gak pagi berikutnya kita akan hidup dengan jiwa yang tenang dan indah.

Secara sederhana ALLAH mengajarkan kita untuk mengosongkan jiwa, mengisi dengan yang baru... jangan takut menjadi kosong, tapi pikirkanlah dengan apa akan mengisinya, dengan yang lebih baik, dengan yang lebih indah, dengan yang diridhoi ALLAH.

Kalau begitu ,"selamat menempuh hidup baru itu bukan hanya milik mereka yang baru menikah tapi milik setiap kita yang setiap hari mengosongkan jiwa, agar dapat menempuh hidup baru, luka kemaren tinggalkan, kosongkan. Tahajudlah dan selamat menempuh hidup baru..."

No comments:

Post a Comment