Monday 27 April 2015

Ibu Aku Rindu Padamu (Bagian 2)

PortalRenungan
Melanjutkan tulisan sebelumnya Ibu Aku Rindu Padamu (Bagian 1), saya ingin mengingatkan kembali bahwa ALLAH yang padanya bersumber cinta dan kasih sayang, memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Betapa kedudukan yang sangat mulya bagi setiap orang tua karena tanggung jawabnya membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Mereka berada satu tingkat dibawah ketaatan kepada ALLAH hal ini ditegaskan oleh Rosulullah dalam sabdanya "Keridhoan ALLAH terdapat pada keridhoan orang tua dan kemurkaan ALLAH terdapat pada kemurkaan kedua orang tua". Subhanallah, orang tua mempunyai hak untuk dihormati dan ditaati, setelah ketaatan kita pada ALLAH.

Apapun kondisi orang tua kita, kaya atau miskin, tua dan pikun, mereka tetaplah orang tua kita. Orang yang paling banyak jasanya dalam kehidupan ini, orang yang melahirkan, membesarkan, mendidik dan memelihara kita sejak kita masih bayi hingga kita menjadi orang yang besar dan sukses dan bisa hidup mandiri seperti saat ini, Tidak ada yang membuat mereka jatuh miskin, tua dan pikun selain karena kegigihan mereka dalam membesarkan kita bukan ?.Ibu....Aku Rindu Kepadamu.

Saudaraku. Saya kutipkan sebuah kisah yang dikirim dari teman yang mungkin bisa menjadi inspirasi untuk lebih mencintai orang tua kita, terutama ibunda kita. "Suatu hari seorang trainer hendak mengisi acara dan hari itu ia lebih memilik menggunakan taxi dan menistirahatkan kendaraan pribadinya, saat menaiki taxi sang driver menyapanya dengan kata-kata yang lembut dan dengan bahasa tubuh yang mengesankan. Semakin lama diajak ngobrol, semakin nampak keindahan pribadi sang driver itu. Dalam hatinya bergumam, “Pasti ada sesuatu di dalam diri driver ini sehingga pribadinya begitu mempesona. Saya ingin banyak belajar dengan driver ini".

Agar punya kesempatan yang lebih luas untuk ngobrol, driver ini diajak makan siang di salah satu restoran kesukaannya di bogor. Awalnya dia menolak, tetapi setelah diajak “paksa” akhirnya ia bersedia menemani sang trainer tersebut. Ketika ditanya mau pesan apa, dia menjawab, “Terserah bapak.” Driver itu dipesankan menu sama persis dengan pesanannya: Sate kambing tanpa lemak dan sop kambing, masing-masing satu mangkok.

Sebelum makan sang trainer bertanya lagi, “Tinggal dimana?” Dia menjawab, “Balaraja Tangerang.” “Berapa jam perjalanan ke pool?” sambungnya. Diapun menjawab, “Empat jam.” trainer tersebut terkejut, “Hah! Empat jam? Pergi pulang delapan jam. Kenapa gak nginep saja di pool?” Dia segera menjawab, “Saya harus menjaga ibu saya".

"Menjaga ibu?" batin trainer tersebut bergumam. Bagaimana mungkin menjaga ibu, sampai rumah jam 23.30 berangkat kerja jam 03.30 dini hari? Untuk mengurangi rasa penasaran, kemudian trainer tersebut bertanya lagi, “Bukannya sampai rumah ibu sudah tidur, berangkat ibu belum bangun?”
Dengan agak terbata sang driver menjawab, “Setiap saya berangkat ibu sudah bangun. Saya hanya ingin mencium tangan ibu setiap pagi sebelum berangkat kerja, sambil berdoa semoga saya bisa membahagiakan ibu.” Jawaban itu sungguh menusuk sanubarinya, hanya sekedar mencium tangan ibu dan mendoakannya ia rela menempuh perjalanan delapan jam setiap hari. Ia pun ke belakang sejenak menghapus air mata yang mengalir di pipi.

Kemudian ia bertanya lagi,"Apa yang kamu lakukan untuk membahagiakan ibu?" Dengan lembut ia menjawab, “Saya sudah daftarkan umroh di kantor.”
“Maksudnya?” seru trainer. Ia menjawab, “Kalau saya berprestasi dan tidak pernah mangkir kerja, saya berpeluang mendapat hadiah umroh dari kantor. Bila saya menang, hadiah umroh itu akan saya berikan kepada ibu tercinta".

Mendengar jawaban itu ia menarik nafas panjang. Dengan nada agak bergetar driver taxi melanjutkan, “Setiap hari saya pulang agar bisa mencium tangan ibu dan mendoakannya agar ia bisa pergi umroh. Saya benar-benar ingin membahagiakan ibu saya.” Mendengar jawaban itu, haru dan malu bercampur menjadi satu. Air matapun mengalir deras di pipinya. Ia sangat malu karena pengorbanan untuk ibunya kalah jauh dengan driver taxi ini".

Masih ingatkah dengan pengorbanan orang tua membesarkan kita. Bukan kebahagiaan pribadi yang mereka kejar, melainkan kesuksesan kitalah sebagai anaknya yang mereka harapkan, Bagi mereka, anak adalah sangatlah berarti, anak adalah segalanya, dan siapakah seorang anak itu??, ia adalah yang membaca tulisan ini...To be continue at.. Ibu Aku Rindu Padamu (Bagian 3)

Dan Tuhanmu telah memerintahkan upaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia . ( Al Israa (17):23)

Yuk kita pejamkan mata ini, bayangkan wajah ibu tercinta, yang mungkin saat ini sedang berdo'a untuk kita, agar anaknya di perantauan hidup mulya, diberkahi dan diselamatkan serta di sukseskannya. Mari kita sisipkan do'a yang indah untuk mereka. Ya ALLAH...

No comments:

Post a Comment