Tuesday 6 December 2016

Jagalah Lisan Kita Wahai Perindu Surga

PortalRenungan.

"Sesungguhnya di dunia ini ada taman-taman Surga. Barangsiapa yang tidak memasuki taman Surga dunia, maka ia tidak bisa memasuki Surga Akhirat".

Sebuah ungkapan Ibnu Taimiyah yang sangat fenomenal mengenai Taman Surga tersebut menarik untuk dicermati...

Apakah taman Surga dunia itu?

Hadist dari Imam Ahmad ini mungkin bisa menjadi jawaban “…Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu? Beliau menjawab “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu)".

Sahl bin Sad berkata: Rasulullah saw bersabda : "Siapa yang menjamin untukku apa yang ada diantara dua janggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya Surga." (HR. Bukhari)

Diantara perkataan, ada yang buruk dan ada yang lebih buruk, ada yang keji dan ada yang lebih keji, ada yang baik dan ada yang lebih baik...

"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan yang lebih baik. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka". (al-Isra:53)

Diantara kewajiban utama kita dalam urusan lisan ini ialah menggunakannya dalam da'wah kepada kebaikan, amar ma'ruf, nahi munkar, mendamaikan persengketaan serta menyerukan kebaikan dan taqwa...

Mari kita simak terjemah ayat-ayat AlQur'an berikut ini...

"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung". (Ali Imran:104)

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shadaqah, atau berbuat maruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia". (an-Nisa:114)

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan taqwa." (al-Mujadilah:9)

Saatnya kita merenungkan...
Sudah sejauh manakah kita menjaga lisan kita dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt....?

Mari kita ingatkan diri sendiri untuk pandai² menjaga lisan dari perkataan yang tidak berfaedah...

Terkhusus kepada semua saudariku muslimah....
Bukankah Rasul mengatakan, penghuni neraka adalah kebanyakan wanita....? Kenapa bisa begitu....? Kenapa laki laki tidak disebut... -padahal bisa jadi mereka juga menghuni neraka ya... namun Rasul tidak menekankan kepada mereka.

Kenapa ya... Kok wanita yg disebut-sebut oleh Rasulullah...?

Ternyata jawaban sederhananya adalah...
Karena wanita itu.. sangat tidak pandai menjaga lisan..

Seorang ilmuwan, telah membuktikan perkataan Rasulullah tersebut melalui risetnya. Ia mengemukakan bahwa , seorang wanita, terlahir dengan kromosom XX didalam gennya, karakteristik kromosom XX ini adalah selalu ingin mengutarakan sekecil apapun masalah yang ada difikirannya . Oleh karenanya, wanita paling rentan untuk selalu banyak bicara (baca: ngerumpi).

Selalulah mengingatkan kaum wanita, untuk selalu menggunakan lisannya kepada hal2 bermanfa'at...

Islam sangat istimewa.
Untuk itulah islam hadir ditengah-tengah kita semua.
Dengan ajarannya yang syumul.

Islam mengatur bagaimana seseorang harus berbicara.
Ada adab disana... ini sering terjadi di dunia nyata ya, karena dunia online kita bisa menata bahasa.

Ada lisan yang harus senantiasa kita jaga dari hal-hal yg bertentangan dengan adab tersebut...

Oleh karenanya, untuk melihat karakter seseorang, salah satu caranya bisa dengan melihat dan memperhatikan bagaimana ia berbicara, akhlaqnya bisa terlihat.

Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya". (HR. Thabrani, Ibnu Abu Dunya, al-Baihaqi)

Berikut ini akan kita bahas afatul lisan dari yang paling tersembunyi sampai yang paling berbahaya :

1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu

Rasulullah SAW bersabda : “Di antara ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan” HR At Tirmidziy

Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan  yang seandainya anda diam tidak berdosa, dan  tidak akan membahayakan diri maupun orang lain.
Penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk mengetahui segala sesuatu.
Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif maka akan merugikan diri sendiri.

2. Fudhulul-Kalam ( Berlebihan dalam berbicara)

Perbuatan ini dikategorikan sebagai perbuatan tercela. Ia mencakup pembicaraan yang tidak berguna, atau bicara sesuatu yang berguna namun melebihi kebutuhan yang secukupnya.

 Firman Allah :
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh  bersedekah, berbuat ma’ruf, atau perdamaian di antara manusia.” ( QS.4:114.)

Rasulullah SAW bersabda : “Beruntunglah orang yang dapat menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya “ (HR. Al Baghawiy.)

3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil)

Pembicaraan yang batil adalah pembicaraan ma’siyat, seperti menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebritis, dsb, yang tidak terbilang jumlahnya.

4.  Al Jidal (Berbantahan dan Perdebatan)

Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan  orang lain  dengan menyerang dan mencela pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak akurat.

5. Al Khusumah (pertengkaran)

Jika orang yang berdebat menyerang pendapat orang lain untuk menjatuhkan lawan dan mengangkat kelebihan dirinya. Maka al khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara (ngotot) untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya.

6. Taqa’ur fil-kalam (menekan ucapan)

Taqa’ur fil-kalam maksudnya adalah menfasih-fasihkan ucapan dengan mamaksakan diri bersyaja’ dan menekan-nekan suara, atau penggunaan kata-kata asing.

7. Berkata keji, jorok dan caci maki

8.  La’nat (kutukan)
Penyebab munculnya kutukan pada sesama manusia biasanya adalah satu dari tiga sifat berikut ini, yaitu : kufur, bid’ah dan fasik.

9. Ghina’ (nyanyian) dan Syi’r (syair)

Syair adalah ungkapan yang jika baik isinya maka baik nilainya, dan jika buruk isinya buruk pula nilainya. Hanya saja tajarrud ( menfokuskan diri) untuk hanya bersyair adalah perbuatan tercela.

Bersyair secara umum bukanlah perbuatan terlarang jika di dalamnya tidak terdapat ungkapan yang buruk. Buktinya Rasulullah pernah memerintahkan Hassan bin Tsabit untuk bersyair melawan syairnya orang kafir.

10. Al Mazah (Sendau gurau)

11. As Sukhriyyah (Ejekan) dan Istihza’( cemoohan)

12. Menyebarkan rahasia

13. Janji palsu

14. Bohong dalam berbicara dan bersumpah

15. Ghibah (Bergunjing)

16. Namimah (adu domba)

17. Perkataan yang berlidah dua
18. Menyanjung
19. Kurang cermat dalam berbicara (asal bunyi)
20. Melibatkan diri secara bodoh pada beberapa pengetahuan dan pertanyaan yang menyulitkan

Ketika syaithan tidak mampu mencegahmu dari beramal baik, maka ia akan berusaha menghancurkan amalmu melalui niat dan lisan yang tak terjaga.

Wallahu A'lam bishawab.


No comments:

Post a Comment