Thursday, 12 December 2019

Do'a Memperbaiki Urusan Dunia, Agama dan Akhirat

Do'a Memperbaiki Urusan Dunia Agama dan Akhirat

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال،
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa sebagai berikut: “Alloohumma ashlih lii diiniilladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma’aasyii, wa ash-lih lii aakhirotiillatii fiihaa ma’aadii, waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khoirin, waj’alil mauta roohatan lii min kulli syarrin” [Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng (ishmah) urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!] (HR. Muslim no. 2720).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist

1- Islam adalah benteng yang melindungi seseorang agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan ketergelinciran serta menjaga dari kesesatan dan sekedar mengikuti hawa nafsu.

2- Seorang muslim beramal untuk dunianya seaka-akan ia hidup selamanya dan dia beramal untuk akhiratnya seakan-akan ia akan mati besok.

3- Seharusnya umur panjang seorang muslim dijadikan sebagaimana sarana untuk menambah amalan kebaikan dan ketaatan.

4- Kematian adalah kebebasan dari segala kejelekan. Maksudnya, boleh jadi seseorang di dunia hidup lama, namun hanya kerusakan yang ia perbuat. Oleh karenanya, kematian itulah yang menyebabkan ia terbebas dari banyak kejelekan.

5- Karena hidup yang sementara dan kematian yang pasti datang, maka hendaklah setiap hamba memperbaiki ibadahnya dan mengokohkan amalannya, bertawakkal dan selalu meminta tolong pada Allah.

6- Semoga dengan do’a singkat namun penuh makna yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wasallam ini bisa kita hafalkan dan amalkan. Sehingga sajian do’a ini bermanfaat.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Do'a yang mencakup semua kebaikan di dunia dan memalingkan semua keburukan, karena sesungguhnya kebaikan di dunia itu mencakup semua yang didambakan dalam kehidupan dunia, seperti kesehatan, rumah yang luas, istri yang cantik, rezeki yang berlimpah, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang mudah, dan sebutan yang baik serta lain-lainnya; semuanya itu tercakup di dalam ungkapan mufassirin. Semua hal yang  disebutkan tadi termasuk ke dalam pengertian kebaikan di dunia.
Adapun mengenai kebaikan di akhirat, yang paling tinggi ialah masuk surga dan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti aman dari rasa takut yang amat besar di padang mahsyar, dapat kemudahan dalam hisab, dan lain sebagainya.

 وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Maka di antara manusia ada orang yang mendoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia," dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang mendoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan perliharalah kami dari siksa neraka."Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.[Al Baqoroh : 201-202]

Tuesday, 10 December 2019

Kita Di Larang Tertawa Berlebihan

Larangan Tertawa Berlebihan ?, Yap benar...

عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu، dari  Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani]


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Segala sesuatu yang berlebihan dalam islam tentu dilarang, sebab bisa memberikan dampak yang buruk, hal itu wajib diketahui oleh kita sebagai umat muslim untuk melakukan segala sesuatu dengan wajar dan tidak berlebihan terhadap sesuatu. 

2- Bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan tidak dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan hidupnya. Terlalu banyak tertawa akan membuat keras hati bahkan bisa mematikan hati. Hati sulit menerima kebenaran dan tersentuk dengan kebaikan dan kelembutan.

3- Jika tertawa dilakukan dengan berlebihan tentu bukan hal yang baik, membuat lupa akan ibadah, membuat lupa akan dosa dosa. 

4- Jika aktivitas bahaya tertawa berlebihan dalam islam yakni tertawa ini di lakukan sehari-hari maka tanpa kita sadari waktu kita akan terbuang sia-sia hanya untuk bercanda atau hal yang tidak berguna lain nya. 

5- Aisyah istri Rasulullah SAW. Mengatakan bahwa: “Aku belum pernah melihat baginda Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam tertawa terbahak hingga terlihat tenggorokan beliau. Beliau biasanya hanya tersenyum.
(Hadist Bukhari Muslim)

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Kebahagiaan yang sejati itu bukan berupa tertawa dan sering bercanda, tetapi bahagia itu adalah rasa tenang dan ketentraman dalam hati. Inilah tujuan kehidupan seorang muslim di dunia dan Allah turunkan ketenangan pada hati seorang muslim.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada).” [AL-Fath: 4]

Saturday, 7 December 2019

Sodaqoh Yang Paling Utama

Sodaqoh yang Paling Utama

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ فَقَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَلِفُلاَنٍ كَذَا أَلاَ وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seseorang pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling agung?” beliau menjawab: “Kamu bersedekah dalam keadaan sehat, bakhil, takut miskin, menginginkan kekayaan dan tidak menunda-nunda sampai jika (nafas) sudah ditenggorokan, kamu mengatakan: “Untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian”, ingatlah bahwasanya si fulan telah memilikinya.” HR. Bukhari dan Muslim


Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

Ada beberapa keadaan yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang keadaan sedekah yang paling baik. 

a- Bersedekah dalam keadaan sehat, mempunyai sifat bakhil, takut kemiskinan dan berharap kekayaan. 

b- Bersedekah dalam keadaan masih mempunyai sisa untuk bekal hidup dan keluarganya. 

c- Yang dikeluarkan dalam keadaan sedikit dan dibutuhkan.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Perintah bersedekah.

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ   

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(Al- Baqarah:195)

2- Sedekah yang paling baik.

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya 
(Al-Baqarah: 215)

3- Orang bersedekah yang berhak mendapatkan janji baik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan
(Al-Baqarah :245). 

Friday, 6 December 2019

Tolong Menolong Dalam Berbuat Kebajikan dan Taqwa

Tolong Menolong dalam Berbuat Kebajikan dan Taqwa

عن أَبي عبد الرحمن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا في سَبيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازيًا في أهْلِهِ بِخَيرٍ فَقَدْ غَزَا)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.  

Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid al-Juhani r.a., katanya: "Nabiullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang memberikan persiapan - bekal - untuk seseorang yang berperang fi-sabilillah, maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang - yakni sama pahalanya dengan orang yang ikut berperang itu. Dan barangsiapa yang meninggalkan kepada keluarga orang yang berperang - fi-sabilillah - berupa suatu kebaikan - apa-apa yang dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu, maka dianggap pulalah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang." (Muttafaq 'alaih)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Begitu juga orang yang menggantikan perannya dalam keluarga, maka dia telah berperang, artinya jika seorang perjuang ingin berperang, tetapi dia merasa berat meninggalkan keluarganya, siapa yang akan mengurus kebutuhan mereka, lalu dia mewakilkan kepada seorang lelaki muslim dan dia menjawab, “ saya akan menjaga keluargamu dengan baik”.  Maka orang yang mau menggantikannya itu akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berperang karena dia telah menolongnya.

2- Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa setiap orang yang membantu seseorang dalam menaati Allah, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalannya. 

3- Jika kamu membantu orang yang menuntut ilmu untuk membelikan buku atau mengamankan tempat tinggal atau menafkahi dan sebagainya, maka kamu mendapatkan pahala atau seperti pahalanya tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun.

4- Begitu juga jika kamu membantu seseorang yang hendak mengerjakan sholat,seperti menyiapkan peralatan shalat berupa tempat, pakaian, peralatan wudhu, dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam shalat, maka kamu akan mendapatkan pahala shalatnya, tanpa dikurangi sedikit pun.

5- Kaidah umum yang dapat ditarik dari hadits ini bahwa siapa yang menolong seseorang dalam menaati Allah, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahalanya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Kebajikan adalah melaksanakan kebaikan, saling tolong menolong didalamnya, membantunya dan memudahkannya bagi manusia. Sedangkan takwa adalah menjaga diri dari keburukan. Tolong menolong dalam ketakwaan artinya menghalangi manusia dari berbuat jelek dan mengingatkan mereka darinya sehingga umat ini menjadi satu umat.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan  Tolong- menolonglah kalian dalam(mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al-Maidah: 2)

Thursday, 5 December 2019

Memberikan Petunjuk Kepada Kebaikan Dan Mengajak Ke Arah Hidayah Bukan Kesesatan

Memberikan Petunjuk Kepada Kebaikan Dan Mengajak Ke Arah Hidayah Atau Ke Arah Kesesatan

عن أَبي هريرة رضي الله عنه: أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((مَنْ دَعَا إِلَى هُدَىً، كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أجُورِ مَنْ تَبِعَه، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أجُورِهمْ شَيئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيهِ مِنَ الإثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيئًا)). رواه مسلم. ..

Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperolehi pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohinya itu, sedang barangsiapa yang mengajak ke arah keburukan, maka ia memperolehi dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Anjuran untuk berdakwah yaitu mengajak manusia kepada petunjuk dan kebaikan, keutamaan da’i. 

2- Hadits ini juga peringatan dari perbuatan mengajak manusia kepada kesesatan dan penyimpangan, serta besarnya dosa penyeru (kepada kejelekan) tersebut dan akibatnya.

3- Barangsiapa yang memberi teladan (contoh) perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut serta pahala orang yang mengikutinya (sampai hari kiamat) tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang memberikan contoh kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya (sampai hari kiamat) tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.

4- Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, hadits di atas jelas menunjukkan anjuran dan disukainya memberikan contoh perkara-perkara yang baik dan haramnya memberikan contoh perkara-perkara yang buruk. Orang yang memberi teladan perbuatan yang baik, maka ia akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut serta pahala orang yang mengikutinya sampai hari kiamat. Dan orang yang memberikan contoh kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat. Begitu juga orang yang mengajak kepada petunjuk, ia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, atau mengajak kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti dosa-dosa pengikutnya, baik petunjuk atau kesesatan tersebut ia yang pertama kali memulainya, atau sudah ada sebelumnya (yang melakukannya). Dan baik itu dengan mengajarkan ilmu, atau ibadah, ataupun adab dan lainnya.

Perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mengerjakannya setelahnya’, maknanya bahwa perbuatan teladan tersebut (diikuti oleh orang lain) baik semasa hidupnya ataupun setelah ia meninggal dunia. Wallâhu a’lam.”

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-qur'an :

1- Berdakwah yang paling inti, mengajak manusia kepada tauhid dan ketaatan 

وَلَا تَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَۘ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَیۡءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥۚ لَهُ ٱلۡحُكۡمُ وَإِلَیۡهِ تُرۡجَعُونَ

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
[Surat Al-Qashash 88]

2- Dakwah di jalan Allâh Azza wa Jalla merupakan amal yang sangat mulia, ketaatan yang besar dan ibadah yang tinggi kedudukannya di sisi Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [Ali ‘Imrân/3:104]

3- Orang mencurahkan tenaganya berdakwah untuk menyesatkan manusia. Maka masing-masing dari keduanya berkedudukan seperti orang yang melakukan perbuatan tersebut.

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Mereka pada hari kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu. [An-Nahl/16 :25]

4- Orang yang berdakwah /mengajak manusia kepada selain sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka dialah musuh Beliau yang sebenarnya. Karena ia memutus sampainya pahala orang yang mendapat petunjuk dengan sunnah Beliau kepadanya. Dan ini merupakan sebesar permusuhannya.

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada-adakan.” [Al-‘Ankabût/29 :13]

Wednesday, 4 December 2019

Tiga Amalan yang Bisa Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat

Tiga Amalan yang Bisa Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((ألا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟)) قَالُوا: بَلَى، يَا رسولَ اللهِ، قَالَ: ((إِسْبَاغُ الوُضُوءِ عَلَى المَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخُطَا إِلَى المَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بَعْدَ الصَّلاةِ فَذلِكُمُ الرِّبَاطُ)). رواه مسلم. 

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sukakah engkau semua saya tunjukkan pada sesuatu amalan yang dengannya itu Allah akan menghapuskan segala macam kesalahan serta mengangkat pula dengannya tadi sampai beberapa darjat?" Para sahabat menjawab; "Baik, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda:

"Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran banyaknya, melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid serta menantikan shalat setelah selesai shalat yang satunya. Yang sedemikian itulah yang dinamakan ribat (perjuangan)." (Riwayat Muslim)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran, misalnya di saat yang udaranya dingin sekali, sehingga airnya pun menjadi sangat pula dinginnya.

2- Dalam Hadis di atas dijelaskan bahwa senantiasa berthaharah yakni tetap suci dari hadas besar dan kecil, juga shalat dan segala sesuatu yang dilakukan ditujukan untuk niat beribadat dan berbakti kepada Tuhan, adalah sama pahalanya dengan berjihad fi-sabilillah.

3- Disebut ribat tiga perkara itu karena musuh yang utama bagi manusia adalah hawa nafsunya.

4- Tiga amalan itu(yang disebut dalam hadist) untuk membendung jalan-jalan syetan dan hawa nafsu.
Karena jihadun nafs merupakan jihad yang paling besar.

5- Maka barang siapa bisa melestarikan tiga perkara diatas, akan dihapus kesalahan dan diangkat derajatnya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan.

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ

Dan berjihadlah pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (Al-Hajj: 78)

2- Yaitu takut akan hari ia dihadapkan kepada Allah Swt. dan takut akan keputusan Allah terhadap dirinya di hari itu, lalu ia menahan hawa nafsunya dan tidak memperturutkannya serta menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya, surga tempatnya.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. (An-Nazi'at: 40)

فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى

maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi'at: 41)

Tuesday, 3 December 2019

Dayyuts, Profil Seorang Suami dan Bapak yang Buruk

Dayyuts, Profil Seorang Suami dan Bapak yang Buruk

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ، وَالدَّيُّوثُ

Dari Sâlim bin Abdullah (bin Umar), dari bapaknya, dia (Abdullah) berkata, “Rasûlullâh n bersabda, ‘Tiga orang yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat mereka pada hari kiamat: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayuuts.
[HR. An-Nasai, Ahmad, dan lain-lain. Hadits ini dihukumi shahih oleh al-Hâkim] 


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Kata dan istilah dayuust tidak dikenal oleh bangsa Arab pra-Islam. Kata dan istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Rasulullah shallallahu alahi wasallam.

2- Dayuuts adalah orang yang ridha adanya perbuatan keji pada keluarganya (istri dan anak perempuannya), yaitu mendiamkannya terhadap perbuatan-perbuatan yang  mengarah kepada zina dan perbuatan zina dan tidak melarangnya, tidak marah karena Allâh Azza wa Jalla , karena rasa cemburunya sedikit dan imannya lemah. Adapun orang yang telah berusaha mengingkarinya dan menghalanginya dari perbuatan keji, maka orang ini tidak disebut dayuuts”. [Fatâwâ Islâmiyyah, 3/118]

3- Merupakan kewajiban para bapak, suami, dan wali secara umum, melarang anak-anak wanita, istri-istri, dan saudara-saudara wanita dari perbuatan (menampakkan perhiasan dan keindahan tubuhnya di hadapan umum), barangsiapa membenarkan tabarruj para wanita tersebut maka dia adalah dayuuts

4- Perbuatan dayuuts ini dinilai dosa besar oleh para Ulama, seperti Ibnu Hajar al-Makki dalam kitab az-Zawâjir ‘an Iqtirâfil Kabâ-ir, juga Adz-Dzahabi dalam al-Kabâ-ir.

6- Kita memohon keselamatan kepada Allâh dari segala keburukan dunia dan akhirat, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1- “Rumahku adalah surgaku”, itulah ungkapan yang sering kita dengar, yang menggambarkan keinginan setiap insan akan kebaikan dan kebahagiaan dalam kehidupan anggota keluarganya. Karena cinta kepada istri dan anak-anak merupakan fitrah yang Allah tetapkan pada jiwa setiap manusia.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali ‘Imran: 14)

2- Yang perlu disadari nikmat keberadaan istri dan anak ini sekaligus juga merupakan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At Taghaabun: 14)

3- Oleh karena itulah, Allah Ta’ala menjadikan kaum laki-laki sebagai pemimpin dan penegak urusan kaum perempuan,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS. An Nisa’: 34)

Monday, 2 December 2019

Penyebab Robohnya Dakwah di Tangan Para Da'i

Puji syukur kepada Allah seru sekalian alam, yang masih memberikan kita kehidupan, sehingga kita masih bisa terus belajar.

Pada kesempatan kali ini kita akan sharing tentang Robohnya Dakwah di Tangan Para Da'i.


Adapun hal ini penyebabnya adalah antara lain sebagai berikut:

1. Hilangnya Mana’ah I’tiqadiyah (Imunitas Keimanan)

Imunitas keimanan yang hilang akan menyebabkan tidak tegaknya bangunan di atas pondasi pemikiran dan prinsip yang benar. Adakalanya sebuah organisasi hanya berwujud organisasi tokoh yaitu organisasi yang tegak di atas landasan loyalitas kepada pemimpin yang diagung-agungkan. Tak hanya itu, ada pula organisasi figur yaitu berupa organisasi yang dibangun di atas bayangan figur seseorang atau organisasi kepentingan yang hanya berorientasi pada materi semata. Tak heran bila bangunan organisasi itu pun menjadi lemah dan rapuh serta tidak mampu menghadapi kesulitan dan tantangan zaman serta mudah tercerai-berai.

2. Perhatian Tertuju Hanya Pada Segi Kuantitas

Salah satu hal yang paling sering terjadi dalam organisasi dakwah adalah kebanggaan dan perhatian terhadap kuantitas. Bilangan anggota seringkali menyibukkan dan menguras perhatian para pemimpin. Seringkali packaging dan proses yang baik hanya dilakukan pada saat rekrutmen tetapi aspek pembinaan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kader seringkali terabaikan. Banyak yang beranggapan bahwa jumlah yang banyak selalu menjadi penentu sebuah kemenangan. Tetapi di lain pihak, jumlah yang banyak juga seringkali menjadi pemicu setiap problem dan pembakar api pertikaian.

Cukuplah sebagai bukti apa yang terjadi di perang Hunain, tatkala pasukan Islam berbangga dengan jumlah pasukan yang besar.

“Dan ingatlah Perang Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu. Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas ini terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai” (At- Taubah: 25)

Perang Hunain pun menjadi saksi hancurnya kuantitas yang dibarengi dengan penyakit sejenis riya dan takabur. Berbeda halnya dengan Perang Badar yang dimenangkan oleh pasukan Islam dengan jumlah personil yang sedikit karena mengedepankan aspek kualitas dan ruhiyah yang baik.

3. Tidak Sabar Dengan Budaya Proses

Hasan Al-Banna pernah berkata, “Sesungguhnya kepahlawanan itu hanya dapat terlihat melalui kesabaran, ketahanan, kesungguhan dan kerja yang tak mengenal lelah. Barang siapa di antara kalian yang tergesa-gesa ingin menikmati buah sebelum masak atau memetik bunga sebelum mekar, maka saya tidak bersamanya sejenakpun. Ia lebih baik minggir dari dakwah ini untuk mencari medan yang lain”.

Perubahan Islami yang terjadi di masyarakat bukanlah hal yang mudah dan dapat ditempuh dalam waktu singkat. Faktor waktu memiliki kedudukan tersendiri dalam setiap aktivitas perubahan, bahkan meskipun sekadar langkah perbaikan. Perubahan Islam dalam bentuknya yang khusus bukan sekadar masalah memperindah dan mengubah bentuk, tetapi ia mengganti dengan realitas baru, termasuk prinsip-prinsip aqidah, pemikiran, dan juga budaya.

4. Budaya Akhlak Yang Buruk

Salah satu faktor yang merusak barisan adalah akhlak buruk yang masih ada dalam diri para da’i seperti suka menggunjing, mengadu domba, su’uzhan, fitnah, dengki, banyak bicara, dan tersebarnya itu semua tanpa kendali dengan alasan memperbaiki keadaan melalui amar ma’ruf nahi mungkar.

5. Tidak Tsiqah (Taat) pada Qiyadah

Sebuah gerakan apapun namanya apabila memiliki ketsiqahan yang bercabang dengan pihak lain, maka akan menjadi gerakan potensial yang melahirkan pertikaian dan memunculkan ambisi-ambisi pribadi.

6. Tidak Professional Dalam Manajemen

Melihat lemahnya manajemen pada bangunan organisasi menyebabkan keringnya keyakinan baik di tingkat anggota maupun pemimpin. Di samping itu, beban dakwah baik material maupun spiritual begitu berat sehingga akhirnya menjadi bangunan yang rapuh dan pintu-pintunya terbuka lebar.

7. Rendahnya Pemahaman Politik

Hal ini terkadang menjadi faktor penyebab lepasnya elemen-elemen bangunan dan kehancurannya. Sebuah gerakan di mana saja apabila tidak memiliki kesadaran politik yang tinggi dan baik, maka tidak bisa hidup dan mengimbangi zaman.

Sunday, 1 December 2019

Hakekat Zuhud

عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ .
[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]

Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.
(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .



Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak adanya keter-gantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya .

2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.

3. Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah merupakan hakekat zuhud.

Tema hadits yang berkaitan dengan al-qur'an 

1. Zuhud. Allah Subhanahu wa Ta'ala, menceritakan hinanya duniawi dan kefanaannya serta kesudahannya yang akan lenyap, dan bahwa dunia itu tidak kekal, dan bahwa kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah senda gurau dan main-main. Yaitu kehidupan yang abadi lagi sebenarnya yang tiada kefanaan serta tiada penghabisannya, bahkan kehidupan akhirat terus berlangsung untuk selama-lamanya

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ 

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan,
kalau mereka mengetahui. [al-ankabut : 64]

2. Menghindari penyakit hasad (dengki). Bagaimanapun rasa hasad tidak boleh dibiarkan tetap ada. Karena bisa jadi ketika iman kita sedang lemah, maka setan akan berupaya agar kita berbuat jahat disebabkan rasa hasad tersebut.

بَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ya Tuhan kami. beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 10)

Saturday, 30 November 2019

Biasakan Setiap Hari Melakukan Tidur Qailulah

BIASAKAN  SETIAP HARI MELAKUKAN TIDUR QAILULAH

Saudraku...
Ternyata Tidur selain dimalam hari ada 3 jenis tidur yang perlu kita ketahui yaitu:

TIDUR HAILULAH, 
TIDUR QAILULAH  &  TIDUR 'AILULAH

1. Tidur HAILULAH  :  Tidur yg menghalangi rizqy.

2. Tidur QOILULAH  :  Tidur yg di sunnahkan Rosululloh.

3. Tidur  'AILULAH    :  Tidur yg menyebabkan datangnya  penyakit.


💠 HAILULLAH  adalah: 
tidur sehabis melaksanakan sholat subuh, dinamakan demikian karena tidur tersebut dapat menghalangimu dari rizki yg ALLOH SUBHANALLAHU WATA'ALA tebar pada waktu pagi hari.

💠 QAILULLAH adalah : 
tidur sebelum melakukan sholat dzuhur sekitar 90 menit sebelum dikumandangkannya adzan dhuhur, tidur jenis ini sangat bemanfaat dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah.

Dijelaskan bahwa ketika musim panas rasulullah tidur sebelum Dzuhur. dan ketika musim dingin beliau Nabi Muhammad tidur setelah dzhuhur.

💠 'AILULLAH adalah : 
tidur sehabis melakukan sholat ashar, tidur jenis satu ini dapat menyebabkan berbagai penyakit,diantaranya adalah: sesak napas, murung + gelisah & mudah pikun/pelupa.

Sebarkanlah,,,
Karena jarang diantara kita yg faham apa itu
TIDUR QAILULAH, HAILULAH & 'AILULAH

" Subhanallah "

Semoga kita dpt mengambil pengetahuan yg bernilai ibadah lewat tulisan ini & mengamalkan dlm kehidupan kita sehari - hari"

آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Semoga bermanfaat, in syaa Alloh. Aamiin.

Friday, 29 November 2019

Penyebab Gagalnya Menyisakan Uang Untuk Orang Tua Tiap Bulan

GAGAL MENYISAKAN UANG UNTUK ORANG TUA TIAP BULAN? 
Ketahui Sebabnya, 

Sebagai anak,  sudah menjadi kewajaran,  ada rasa ingin membantu orang tua dg menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan? 


Tetapi,  kebutuhan hidup yg terus meningkat, dari mulai kebutuhan pokok yg terus naik harganya,  biaya anak sekolah yg semakin mahal,  listrik & BBM yg terus naik, juga aneka kebutuhan yg tidak terduga yg terus datang bertubi-tubi.  Sebut saja misal biaya perawatan kendaraan,  anak minta ganti HP,  rumah bocor, iuran anak di sekolah,  kondangan,  sumbangan lingkungan,  dll. 

Praktis,  akhirnya rencana kirim uang untuk orang tua pun batal. Anda berpikir,  ya bulan depanlah untuk orang tua.  Dan rangkaian peristiwa diatas kembali lagi terjadi. 

Anda pernah mengalaminya?  Atau selalu mengalami? 

Anda berpikir,  nanti kalau sudah longgar,  saya akan bantu orang tua. 

Tahukah anda,  hal itu terjadi karena kesalahan mindset didalam pikiran anda. 

Pernahkan anda berpikir,  apakah waktu orang tua merawat anda,  lalu dia akan mengutamakan kebutuhan mereka atau kebutuhan anda sendiri?  

Tidak masalah orang tua tahan lapar,  asal bisa lihat anak kenyang. 

Orang tua,  sendirian bisa merawat anaknya yg banyak. Tetapi,  anak yg banyak,  tak sanggup sekedar merawat 1 orang tua! 

Maka, mindset anda harus dirubah! 
1. Jangan sisakan dari penghasilan,  tapi ALOKASIKAN.  Kalau tujuannya menyisakan,  maka yg terjadi anda tidak akan ada sisa. Tega sekali anda,  memberi pada orang tua hanya sisanya!  Apa anda pikir orang tua dulu ketika merawat anda juga memberikan sisa? Tidak.  Anda diutamakan! 
Begitu terima penghasilan,  langsung pertama ambil alokasi dana,  transfer buat orang tua.  

2. Jangan menunda karena masih kekurangan!  Anda kekurangan itu karena anda tidak memperhatikan orang tua. Maka,  kalau mau rizqi berlimpah,  dahulukan orang tua. 

3. Apa yg kau perbuat pada orang tuamu,  itulah yg akan diperbuat anakmu kelak. 
Kau abaikan orang tuamu di hari senjanya,  maka lihat saja,  nanti anakmu jg akan mengabaikanmu dihari senjamu. 
Ajarkan anak mencintai orang tuanya dengan mereka melihat langsung bagaimana anda memperlakukan orang tua. 

Maka,  jika anda membaca tulisan ini,  detik ini juga,  tetapkan nominal berapa yg anda alokasikan untuk orang tua

Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Thursday, 28 November 2019

Inspirasi Pagi

Inspirasi pagi



Merubah alam menjadi pagi saja Allah mampu,
Apalagi kalau cuma merubah nasib kita

Mengatur alam semesta saja mudah bagi Nya,
Apalagi cuma mengatur hidup kita

Menerbitkan mentari di pagi hari saja Allah sanggup, 
Apalagi cuma menumbuhkan harapan baru di jiwa kita

Membagi jatah rezeki kepada semua makhluk saja Allah bisa,
Apalagi cuma memberi rezeki pada kita

Dekati Allah,
Jangan bosan berusaha dan mendekat berdoa.
Allah yang punya HAK & KUASA
Mengubah nasib dan hidup kita

INGAT.....
Berikan kebaikan yang banyak pada hari ini. Untuk mendapatkan kebaikan yang banyak pada hari yang akan datang. Hargai apa yang ada di depan mata, sebelum hilang segala-galanya

Usaha tanpa doa SOMBONG 
Doa tanpa usaha BOHONG
Wassalam

Puasa Sunah Hari Senin

Puji syukur selalu kita panjatkan ke ilahi Rabbi, karena sampai detik ini kita masih diberikan berbagai nikmat,  sehingga kita masih bisa belajar uraian berikut ini.



عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ؟ فَقَالَ: "فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ"

Dari Abu Qatadah Al-Anshar bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, “(Karena) saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku dituruni wahyu.” (HR. Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Rasulullah SAW memperingati kelahirannya dengan cara beribadah puasa.

2- Rasulullah SAW mensyukuri hari lahirnya dengan cara beribadah. Yaitu ibadah puasa. Tujuannya adalah mensyukuri nikmat Allah karena sudah dilahirkan pada hari tersebut. 

3- Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW dalam riwayat yang sahih tersebut telah memperingati hari kelahirannya. 

4- Peringatan itu sendiri bertujuan untuk menunjukkan rasa syukur. Cara memperingatinya adalah dengan beribadah.

5- Maulid merupakan bentuk isim zaman atau isim makan yang berarti tempat atau waktu kelahiran. Memperingati maulud berarti memperingati hari kelahiran. Maulid Nabi berarti waktu lahirnya Nabi. Nabi Muhammad SAW telah memperingati hari lahirnya dengan cara beribadah. 

6- Kita sebagai umatnya, dapat meneladani contoh yang diberikan beliau, memperingati kelahiran beliau dengan melakukan amal shaleh yang tidak dilarang agama. 

7- Mensyukuri kelahiran Rasulullah SAW adalah bentuk kecintaan dan penghormatan kepada manusia agung yang telah membawa umat manusia ke jalan kebaikan.

8- Kelahirannya merupakan kado dari Allah untuk umat manusia.

9- Maka siapa yang berpuasa pada hari Senin, sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa dengan harapan mendapatkan ampunan Allah dan bersyukur atas nikmat Allah yang diturunkan kepada hambanya pada hari ini dan diantaranya adalah dengan dilahirkan nabinya, maka itu adalah perkara yang baik dan sesuai dengan riwayat shahih dalam sunah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1- Dengan adanya hidayah dan agama islam yang hak(yang  dibawa oleh  nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam) ini datang kepada kita, hendaklah kita bergembira, karena hal itu merupakan sesuatu yang lebih patut untuk kita bergembira. 
Yakni lebih baik daripada harta benda duniawi dan semua perhiasannya yang pasti akan fana dan lenyap itu.

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ 

Katakanlah, ”Dengan karunia Allah dan rahmatnya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”[Yunus:58]

2- Setiap orang yang mengakui dirinya cinta kepada Allah, sedangkan sepak terjangnya bukan pada jalan yang telah dirintis oleh Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam; bahwa sesungguhnya dia adalah orang yang dusta dalam pengakuannya, sebelum ia mengikuti syariat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dan agama yang dibawanya dalam semua ucapan dan perbuatannya. 

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali Imran:31]

Wednesday, 27 November 2019

Dahsyatnya Istighfar, yang Semula Miskin Berubah Jauh Membaik

Puji syukur kepada Allah yang masih memberikan kesehatan kepada kita semuanya.

Seorang  lelaki datang kepada Imam Hasan al-Basri mengadukan Istrinya yang 7 tahun belum juga hamil. Dia minta nasehat dan amalan dari sang Imam. Imam Hasan al-Basri menasehatinya untuk memperbanyak Istighfar. Setahun kemudian orang ini datang dan mengabarkan bahwa istrinya sudah melahirkan.


Di kesempatan lain, Seorang yang hidupnya miskin datang ke Imam Hasan mengadukan kemiskinan yang sudah dijalaninya sekian lama. Dia pun meminta nasehat Imam. Imam Hasan al-Basri menasehatinya dengan kalimat pendek,

“Beristighfarlah dan perbanyak istighfar.”

Selang beberapa waktu,orang ini datang dengan kabar bahwa kehidupannya sudah jauh membaik.

Di kesempatan lain lagi, sekumpulan petani datang mengadukan cuaca yang lama tidak turun hujan sehingga mengkhawatirkan hasil panen gagal. Imam Hasan menyuruh mereka,

“Banyak-banyaklah beristighfar.”

Kenapa Harus Istigfar.

Istighfar adalah permintaan ampun dari seorang hamba kepada Tuhannya. Manusia diciptakan untuk menyembah Allah.

Untuk itu, segala kepentingan untuk Manusia sudah dipersiapkan Allah, termasuk aturan mainnya. Selain unsur positif dan mengasyikkan, manusia juga diberi ujian untuk mengklasifikasikan mereka menjadi: PATUH atau TIDAK.

Sayang, manusia sering hilaf, sering tergoda, sering lalai akan aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Seharusnya, manusia dihukum dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, namun Allah menunda hukuman itu sampai di alam akhirat.

Sebelum batas akhir, manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan kembali memenuhi aturan main yang berlaku. Langkah awal perbaikan diri, ia menekankan perlunya pendekatan diri, permohonan, dan pengaduan, yang disebut Istighfar.

Perubahan Pasca Istigfar

Ketika istighfar itu dilakukan oleh seorang hamba, dan Allah menerima permohonan maaf orang tersebut, maka status orang itu pun berubah. Dari orang yang kotor, menjadi bersih. Dari orang yang banyak dosa, menjadi orang yang tidak berdosa lagi, atua tinggal sedikit dosanya. Dari orang yang Allah kurang sayang, menjadi kekasih Allah. Dari orang yang dijauhi Allah, menjadi orang yang dekat dengan Allah. Dari orang yang suaranya tidak didengar Allah, menjadi orang yang suaranya dirindukan Allah.

Manfaat Istigfar dalam Hadis

Ada tiga manfaat istigfar. Pertama, dari Sa’ad ra, Rasulullah saw bersabda: Doanya yang dipanjatkan Dzin Nun ketika dalam perut ikan paus:

•لاَ إِلَه الاَّأَنْتَ، سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِيَ

(Tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim).

Maka sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa ini dalam sebuah hajat kecuali Allah akan mengabulkannya.(Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 3427) dan Ahmad (hadis no. 1383)

Beberapa Hadis di bawah ini menunjukkan manfaat Istighfar secara Imanis, ekonomis, Psikologis. Hadis-hadis dimaksud antara lain: 

Kedua, dari Ibn Abbas ra, Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang selalu beristighfar, maka Allah akan berikan untuknya solusi setiap menemui masalah, dan jalan keluar untuk setiap kali menemui kesempitan, dan Allah akan memberikannya rezeki dari jalan yang tidak diduga-duga.”(Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (hadis no. 1297), Ibn Majah (hadis no. 3809) dan al-Hakim (hadis no.). Al-Hakim berkata: Hadis ini sanadnya sahih.)

Ketiga,dari Syidad ibn Aws ra, Rasulullah saw bersabda:

“Istighfar yang paling utama adalah

•اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لااله الاَّأَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ

•أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي،

•فَإِنه لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ.

(Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, aku berada dalam janji-Mu dansemampuku. Aku berlindung kapada-Mu dari kejelekan yang aku perbuat, aku mengakui kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadaku, dan aku mengaku kepada-Mu dosa-dosaku maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau).

Rasulullah saw meneruskan sabdanya:

“Dan barangsiapa mengucapkan doa tersebut pada siang hari dengan penuh keyakinan, lalu dia meninggal pada hari itu sebelum malam tiba, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa yang menyebutkannya pada malam hari dengan penuh keyakinan lalu dia meninggal sebelum pagi tiba, maka dia termasuk penghuni surga.”

Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no. 5831 dan 5848) dan al-Tirmizi (hadis no. 3315), al-Nasa’i (hadis no. 5427) dan Ahmad (hadis no. 16488 dan 16508).

Allah adalah Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan. Allah adalah Tuhan yang punya kemampuan tidak terbatas, dan tidak bisa dibatas-batasi. Allah adalah Tuhan yang senang kalau dideketi, senang kalau hambanya memohon, senang kalau dijadikan sandaran hidup.

Allah juga sudah berjanji: Yang datang akan diterima, yang mendekat akan didekati, yang minta akan dikashi, yang minta perlindungan akan dilindungi. Allah adalah Tuhan dengan komitmen sangat tinggi, tidak pernah bohong, dan tidak pernah ingkar janji.

Kesimpulan

Dari paparan ini, dapat disimpulkan manfaat-manfaat Istighfar:

Manfaat Imanis:
Diampuni dosa-dosanya dan dijamin masuk surga

Manfaat Ekonomis:
Diluaskan rezkinya, diturunkan hujan, disuburkan sawah, dan dialirkan air ke sungai-sungai.

Manfaat Psikologis:
Dilapangkan dadanya, diberikan anak, dan diberikan jodoh.