Puji syukur kepada Allah seru sekalian alam, yang masih memberikan kita kehidupan, sehingga kita masih bisa terus belajar.
Pada kesempatan kali ini kita akan sharing tentang Robohnya Dakwah di Tangan Para Da'i.
Adapun hal ini penyebabnya adalah antara lain sebagai berikut:
1. Hilangnya Mana’ah I’tiqadiyah (Imunitas Keimanan)
Imunitas keimanan yang hilang akan menyebabkan tidak tegaknya bangunan di atas pondasi pemikiran dan prinsip yang benar. Adakalanya sebuah organisasi hanya berwujud organisasi tokoh yaitu organisasi yang tegak di atas landasan loyalitas kepada pemimpin yang diagung-agungkan. Tak hanya itu, ada pula organisasi figur yaitu berupa organisasi yang dibangun di atas bayangan figur seseorang atau organisasi kepentingan yang hanya berorientasi pada materi semata. Tak heran bila bangunan organisasi itu pun menjadi lemah dan rapuh serta tidak mampu menghadapi kesulitan dan tantangan zaman serta mudah tercerai-berai.
2. Perhatian Tertuju Hanya Pada Segi Kuantitas
Salah satu hal yang paling sering terjadi dalam organisasi dakwah adalah kebanggaan dan perhatian terhadap kuantitas. Bilangan anggota seringkali menyibukkan dan menguras perhatian para pemimpin. Seringkali packaging dan proses yang baik hanya dilakukan pada saat rekrutmen tetapi aspek pembinaan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kader seringkali terabaikan. Banyak yang beranggapan bahwa jumlah yang banyak selalu menjadi penentu sebuah kemenangan. Tetapi di lain pihak, jumlah yang banyak juga seringkali menjadi pemicu setiap problem dan pembakar api pertikaian.
Cukuplah sebagai bukti apa yang terjadi di perang Hunain, tatkala pasukan Islam berbangga dengan jumlah pasukan yang besar.
“Dan ingatlah Perang Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu. Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas ini terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai” (At- Taubah: 25)
Perang Hunain pun menjadi saksi hancurnya kuantitas yang dibarengi dengan penyakit sejenis riya dan takabur. Berbeda halnya dengan Perang Badar yang dimenangkan oleh pasukan Islam dengan jumlah personil yang sedikit karena mengedepankan aspek kualitas dan ruhiyah yang baik.
3. Tidak Sabar Dengan Budaya Proses
Hasan Al-Banna pernah berkata, “Sesungguhnya kepahlawanan itu hanya dapat terlihat melalui kesabaran, ketahanan, kesungguhan dan kerja yang tak mengenal lelah. Barang siapa di antara kalian yang tergesa-gesa ingin menikmati buah sebelum masak atau memetik bunga sebelum mekar, maka saya tidak bersamanya sejenakpun. Ia lebih baik minggir dari dakwah ini untuk mencari medan yang lain”.
Perubahan Islami yang terjadi di masyarakat bukanlah hal yang mudah dan dapat ditempuh dalam waktu singkat. Faktor waktu memiliki kedudukan tersendiri dalam setiap aktivitas perubahan, bahkan meskipun sekadar langkah perbaikan. Perubahan Islam dalam bentuknya yang khusus bukan sekadar masalah memperindah dan mengubah bentuk, tetapi ia mengganti dengan realitas baru, termasuk prinsip-prinsip aqidah, pemikiran, dan juga budaya.
4. Budaya Akhlak Yang Buruk
Salah satu faktor yang merusak barisan adalah akhlak buruk yang masih ada dalam diri para da’i seperti suka menggunjing, mengadu domba, su’uzhan, fitnah, dengki, banyak bicara, dan tersebarnya itu semua tanpa kendali dengan alasan memperbaiki keadaan melalui amar ma’ruf nahi mungkar.
5. Tidak Tsiqah (Taat) pada Qiyadah
Sebuah gerakan apapun namanya apabila memiliki ketsiqahan yang bercabang dengan pihak lain, maka akan menjadi gerakan potensial yang melahirkan pertikaian dan memunculkan ambisi-ambisi pribadi.
6. Tidak Professional Dalam Manajemen
Melihat lemahnya manajemen pada bangunan organisasi menyebabkan keringnya keyakinan baik di tingkat anggota maupun pemimpin. Di samping itu, beban dakwah baik material maupun spiritual begitu berat sehingga akhirnya menjadi bangunan yang rapuh dan pintu-pintunya terbuka lebar.
7. Rendahnya Pemahaman Politik
Hal ini terkadang menjadi faktor penyebab lepasnya elemen-elemen bangunan dan kehancurannya. Sebuah gerakan di mana saja apabila tidak memiliki kesadaran politik yang tinggi dan baik, maka tidak bisa hidup dan mengimbangi zaman.
No comments:
Post a Comment