PortalRenungan.
انا لله و انا اليه راجعون
Belakangan menjadi sering sekali mendengar berita ulama juga kerabat, meninggal dunia.
Khalifah `Umar bin ‘Abdul Aziz berkata;
“Apakah tidak engkau lihat bahwa dirimu mempersiapkan perbekalan untuk orang yang pergi kepada Allah setiap pagi atau petang dan engkau kubur ia di bawah tanah, sementara ia meninggalkan sahabat-sahabat dan karib kerabatnya serta meninggalkan harta dan miliknya selama-lamanya?”
Saudara syurgaku...
Sesungguhnya... diri selalu dalam keadaan berbahaya, karena kematian tiada batas waktu yang diketahui.
Terkadang seorang insan keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang insan duduk di atas kursi dan tidak dapat bangun lagi (karena meninggal), terkadang insan tidur di atas kasurnya, akan tetapi ia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian (karena meninggal).
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yg nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
[QS. Al-Jumu`ah:8]
Sebuah perkara yang menghantar diri untuk menggunakan sebaik-baik anugerah usia, berbuat baik, berlomba mendekat pada amalan menuju Rabb serta menyegerakan diri bertaubat atas alpa dan lalai diri.
"Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat)."
[QS Al-Anbiya : 1]
Kembali, Kembalilah...
Menuju fokus diri yang sesungguhnya.
Menghadap kepada Rabb.
Hingga saat datang ajal,
Diri dalam keadaan terbaik.
Berjumpa Rabb dalam keadaan lapang dan bercahaya.
"Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah." [QS Al-Fatir :5]
Percayalah, HIDUP INGAT MATI itu lebih membahagiakan daripada MATI INGAT HIDUP.
Oleh : Fauziah Harlest Sari
No comments:
Post a Comment