PortalRenungan.
Adalah kebahagian bagi kita semua di saat ALLAH SWT masih berkenan membimbing kita, mengarahkan kita dan menunjukan kita kejalan yang di ridhoinya. Alhamdulillah pada hari ini, insya ALLAH kita adalah orang orang yang dikendaiki baik oleh ALLAH, Yukk kita pikirkan yang baik-baik, kita lakukan yang baik-baik dan kita tebarkan yang baik-baik pula, insya ALLAH kita akan bahagia dunia dan akhirat, Aamin.
Hari ini saya ingin mengajak diri ini dan saudaraku semua untuk melihat anugrah ALLAH terindah yang terlupakan. Iya, mungkin kita pernah mengetuk pintu kebaikan kepada manusia, namun mereka tidak menghiraukan kita bahkan mengacuhkannya. Atau kita pernah percaya pada seseorang, namun dia pun mengkhiananti kita. Atau kita pernah berharap pada seseorang yang kita anggap bisa diharapkan, namun ternyata ia mengecewakan kita...Kasian yah...
Mari kita membuka mata hati kita, jika itu terjadi pada kita maka mari kita pahami, sesungguhnya saat itulah ALLAH ingin agar kita kembali dan hanya berharap hanya kepada-Nya saja. Bila ALLAH menginginkan kemudahan bagi hamba-Nya, maka jalan keluar akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang menghadapkan wajahnya pada ALLAH. Orang-orang yang paling bahagia di dunia, adalah orang yang menautkan hatinya pada ALLAH. Dirinya yakin bahwa jalan keluar dari berbagai kesulitan akan datang dari ALLAH.
ALLAH SWT memberikan kita gambaran tentang orang yang baik agamanya, seperti yang tertera dalam Al Quran Surat An-Nisa:125
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada ALLAH, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan ALLAH mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. “
Ketika manusia menghinamu, ketahuilah bahwa mereka tidak dapat membuat engkau mulia atau hina. Ketika engkau memelas kepada manusia namun mereka mengejekmu , Maka ketahuilah bahwa mereka tidak dapat memberi manfaat maupun mudharat padamu. Jika musibah dan hinaan manusia begitu hebatnya, Maka ketahuilah bahwa engkau memiliki ALLAH yang tidak akan pernah mengecewakanmu, engkau memiliki ALLAH yang mendengar segala keluh-kesahmu, engkau memiliki ALLAH yang maha Mengetahui segala yang yang tersembunyi, engkau memiliki ALLAH yang menunjukkan kasih sayang-Nya padamu. Dia suka saat engkau meminta pada-Nya.
Mari kita perhatikan kembali ayat ayat cinta dari ALLAH untuk kita yang tertera dalam Al Quranul Karim.
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah ada tuhan selain ALLAH?…” (An-Naml:62)
“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (Al-Anbiya : 83)
“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah ALLAH.“ (Al-Anbiya : 84)
Tidaklah seorang hamba berdoa dengan tulus ketika musibah menimpanya, kecuali ALLAH memberinya satu dari dua perkara: Jika ALLAH mengetahui bahwa kesulitannya lebih baik diangkat, maka Dia akan mengangkatnya segera. Dan jika ALLAH mengetahui bahwa kesulitan tersebut belum saatnya diangkat, maka ALLAH akan mengilhamkan keyakinan, keimanan dan ketundukan pada takdir-Nya. Sehingga dia merasakan musibah itu bagai nikmat yang harus disyukuri. Dan derajatnyapun ditinggikan.
Saat musibah menimpa, justeru saat itu adalah saat yang tepat untuk menyepi dengan ALLAH, membiarkan diri hanyut terbawa dalam lautan munajat. Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya mengeluh pada ALLAH, bukan pada maunisa, Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya yakin kepada ALLAH bukan pada fulan dan fulan. Bukankah tujuan dari ujian adalah agar kita lari menuju ALLAH…Bukankah tujuan dari ujian adalah agar seorang hamba hanya mengadu pada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.