Monday, 14 September 2015

Saat Semuanya Berpaling

PortalRenungan.
Adalah kebahagian bagi kita semua di saat ALLAH SWT masih berkenan membimbing kita, mengarahkan kita dan menunjukan kita kejalan yang di ridhoinya. Alhamdulillah pada hari ini, insya ALLAH kita adalah orang orang yang dikendaiki baik oleh ALLAH, Yukk kita pikirkan yang baik-baik, kita lakukan yang baik-baik dan kita tebarkan yang baik-baik pula, insya ALLAH kita akan bahagia dunia dan akhirat, Aamin.

Hari ini saya ingin mengajak diri ini dan saudaraku semua untuk melihat anugrah ALLAH terindah yang terlupakan. Iya, mungkin kita pernah mengetuk pintu kebaikan kepada manusia, namun mereka tidak menghiraukan kita bahkan mengacuhkannya. Atau kita pernah percaya pada seseorang, namun dia pun mengkhiananti kita. Atau kita pernah berharap pada seseorang yang kita anggap bisa diharapkan, namun ternyata ia mengecewakan kita...Kasian yah...

Mari kita membuka mata hati kita, jika itu terjadi pada kita maka mari kita pahami, sesungguhnya saat itulah ALLAH ingin agar kita kembali dan hanya berharap hanya kepada-Nya saja. Bila ALLAH menginginkan kemudahan bagi hamba-Nya, maka jalan keluar akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang menghadapkan wajahnya pada ALLAH. Orang-orang yang paling bahagia di dunia, adalah orang yang menautkan hatinya pada ALLAH. Dirinya yakin bahwa jalan keluar dari berbagai kesulitan akan datang dari ALLAH.

ALLAH SWT memberikan kita gambaran tentang orang yang baik agamanya, seperti yang tertera dalam Al Quran Surat An-Nisa:125

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada ALLAH, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan ALLAH mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. “

Ketika manusia menghinamu, ketahuilah bahwa mereka tidak dapat membuat engkau mulia atau hina. Ketika engkau memelas kepada manusia namun mereka mengejekmu , Maka ketahuilah bahwa mereka tidak dapat memberi manfaat maupun mudharat padamu. Jika musibah dan hinaan manusia begitu hebatnya, Maka ketahuilah bahwa engkau memiliki ALLAH yang tidak akan pernah mengecewakanmu, engkau memiliki ALLAH yang mendengar segala keluh-kesahmu, engkau memiliki ALLAH yang maha Mengetahui segala yang yang tersembunyi, engkau memiliki ALLAH yang menunjukkan kasih sayang-Nya padamu. Dia suka saat engkau meminta pada-Nya.

Mari kita perhatikan kembali ayat ayat cinta dari ALLAH untuk kita yang tertera dalam Al Quranul Karim.

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah ada tuhan selain ALLAH?…” (An-Naml:62)

“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (Al-Anbiya : 83)

“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah ALLAH.“ (Al-Anbiya : 84)

Tidaklah seorang hamba berdoa dengan tulus ketika musibah menimpanya, kecuali ALLAH memberinya satu dari dua perkara: Jika ALLAH mengetahui bahwa kesulitannya lebih baik diangkat, maka Dia akan mengangkatnya segera. Dan jika ALLAH mengetahui bahwa kesulitan tersebut belum saatnya diangkat, maka ALLAH akan mengilhamkan keyakinan, keimanan dan ketundukan pada takdir-Nya. Sehingga dia merasakan musibah itu bagai nikmat yang harus disyukuri. Dan derajatnyapun ditinggikan.

Saat musibah menimpa, justeru saat itu adalah saat yang tepat untuk menyepi dengan ALLAH, membiarkan diri hanyut terbawa dalam lautan munajat. Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya mengeluh pada ALLAH, bukan pada maunisa, Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya yakin kepada ALLAH bukan pada fulan dan fulan. Bukankah tujuan dari ujian adalah agar kita lari menuju ALLAH…Bukankah tujuan dari ujian adalah agar seorang hamba hanya mengadu pada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.

Thursday, 10 September 2015

Keikhlasan

PortalRenungan.
Alhamdulillah segala puja dan puji milik ALLAH semata,..Dialah ALLAH yag telah melimpahkan limpahan nikmatnya, rahmatnya dan karunianya kepada kita semua. Sehingga di pagi yang indah ini, kita semua masih bisa bersungguh sungguh melangkahkan kaki kita menggapai cita, cinta dan harapan. Jangan lupa untuk tengok kiri dan kanan, yuk,..tebarkan senyuman, kepada semua rekan dan teman, semoga akan menambah keberkahan untuk kita semua..Aamiin

Hari ini saya ingin mengajak jiwa ini untuk rehat sejenak, sekedar melepas belenggu kehidupan yang sering kali terasa berat dan menjadikan perjalan ini tidak seindah yang kita harapkan. Iya salah satu hal yang sering kali kita lupakan adalah kesadaran diri ini untuk ikhlas mengahadapi apa pun yang terjadi. Iya IKHLAS...Ikhlas disaat harus berangkat pagi, Ikhlas disaat harus terjebak macet, Ikhlas disaat harus lembur walau ARGO nya tidak secepat sebelumnya, Ikhlas disaat mendapatkan nilai bagus atau sebaliknya, Ikhlas disaat diangkat atau ditunda pengangkatannya...Ikhlas... Ikhlas... Ikhlas... deh pokok nya...

Ikhlas gak ikhlas toh tetap terjadi dan akan kita jalani, kita tidak bisa menyalahkan orang lain disaat kejadian yang tidak meng-enakkan menimpa kita, karena sesungguhnya kejadian yang kita alamai saat ini bisa jadi buah dari sikap kita pada waktu sebelumnya. Disaat kita ikhlas maka semuanya akan menjadi indah bahkan akan menjadi amala shaleh dan menjadi point tersendiri untuk kehidupan kita. Ikhlas dalam bahasa Arab, dalam bahasa kita berari Jernih atau bening. Disaat kita ikhlas, berati kita menghadapai masalah apaun dengan kejernihan atau kebeningnya jiwa, pikiran bahkan hati kita...

Sahabat saya mengatakan bahwa pelajaran yang paling sulit selama proses hidupnya adalah ikhlas...Ikhlas menjadi ilmu tersulit selama perjalanan napas nya, Ia katakan " Saya sulit ikhlas pada saat cinta saya pergi ditelan bumi, saya sulit sekali ikhlas pada saat saya harus menatap punggung cinta saya pergi meninggalkan saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat sahabat-sahabat saya pergi membawa warna hidup saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat apa yang selama ini saya miliki harus menjadi milik orang lain, saya sulit sekali ikhlas saat saya tidak lagi memiliki apa-apa lagi, saya sulit sekali ikhlas saat jiwa saya harus berada diujung bukit asa yang nyaris pupus, iya saya sulit sekali ikhlas"

Bukankah pada dasarnya yang ada hanya ALLAH, maka semuanya adalah milik ALLAH. Karena semua milik ALLAH, maka semua harus dikembalikan kepada ALLAH. Maka, ikhlas adalah memuarakan semuanya pada ALLAH… Seharusnya kita terima semua kehilangan demi kehilangan, kedatangan demi kedatangan, kemudian serahkan kembali semua kepada ALLAH... “ya ALLAH saya terima cinta ini dan saya kembalikan kepadaMu… ambillah jika memang saya tidak pantas untuk memilikinya”, easy to talk…

Lihatlah "AIR" Air itu ikhlas, karena ia menjalankan perintah Allah untuk mengalir dari atas kebawah mengikuti grafitasi, karena tak ada pilihan lain selain taat pada ALLAH. Bukankah ia adalah nol. Ia milik ALLAH bagaimana ia akan membangkang pemiliknya dan seharusnya kita juga begitu…dan tentunya tidak ada yang tiba-tiba kita miliki , Ikhlas juga butuh waktu, butuh kesabaran, butuh ruang, butuh dorongan jiwa” …

Bagaimanapun kehendak Allah itu; bagaimanapun ketentuan Allah itu; bagaimanapun keputusan Allah itu; bagaimanapun ketetapan Allah itu, tanpa peduli dengan pujian atau makian; dalam keadaan sendirian pun; sunyi, senyap, saya harus SELALU ikhlas….
Ya ALLAH, ya RABB … berikanlah kami keikhlasan yang hakiki, apapun takdirMu untuk kami, apapun…