Thursday, 30 April 2020

Panduan I’tikaf Ramadhan

Panduan I’tikaf Ramadhan

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، 
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Dari Abu Ghurairah radhiyallahu anhu berkata, 
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”.[Hr Bukhari no. 2044]

Pelajaran yang terdapat didalam hadist:

1- Para ulama sepakat bahwa i’tikaf itu sunnah, bukan wajib kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya bernadzar untuk melaksanakan i’tikaf.[Al Mughni, 4/456].

2- Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.[”Bukhari no. 2026 dan  Muslim no. 1172]

3- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika itu. [Latho-if Al Ma’arif, hal. 338]

4- Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali. Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa disyaratkan melakukan i’tikaf di masjid.[Fathul Bari, 4/271].Termasuk wanita, ia boleh melakukan i’tikaf sebagaimana laki-laki, tidak sah jika dilakukan selain di masjid. [Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/13775.]

5- I’tikaf tidak ada batasan waktu minimalnya, artinya boleh cuma sesaat di malam atau di siang hari.[Fiqh Sunnah, 2/154].

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- I’tikaf harus dilakukan di masjid
mam Bukhari membawakan Bab dalam kitab Shahihnya, “I’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramdhan dan i’tikaf di seluruh masjid.” Ibnu Hajar menyatakan, “Ayat tersebut (surat Al Baqarah ayat 187) menyebutkan disyaratkannya masjid, tanpa dikhususkan masjid tertentu. 

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187). 

Wednesday, 29 April 2020

Hebatnya Keutamaan Berpuasa

Hebatnya  Keutamaan Berpuasa

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي ..

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ ..

وَلَخُلُوفُ فِيهِ (فمه)  أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ "رواه البخاري (5927) ومسلم (1151) واللفظ له.

Dari Abu Ghurairota rodhiAllahu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

“Semua amalan anak cucu Adam dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali semisalnya sampai tujuh ratus kali, berfirman Allah 'Azza wa Jalla:  kecuali puasa karena sesungguhnya ia diperuntukkan bagi-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” Dia meninggalkan syahwatnya dan makanannya untuk mencari ridhoKu

Bagi orang yang berpuasa dia mendapatkan dua kegembiraan: Tatkala berbuka dan bertemu dengan Robnya. Dan bau mulutnya disisi Robnya lebih harum daripada minyak miski. [ Hr. Bukhari (5927) dam Muslim (1151) dan redaksi darinya.

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Keutamaan puasa begitu besar kedudukannya disisi  Allah Subhana wa Ta'ala.

2- Disini ada empat fadhilah puasa yang begitu banyak.

3- Sesungguhnya disempurnakan pahala puasa tanpa bisa dihisap saking banyaknya.

4- Sesungguhnya Allah akan melipatgandakan pahala puasa semauNya dibandingkan dengan amal-amal lainnya.

5- Orang yang berpuasa akan bergembira besuk tatkala bertemu Robnya dengan pahala yang diberikan kepadanya.

6- Bau mulut orang yang berpuasa besuk dihari qiamat labih harum dari minyak miski.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Puasa ada disitu semua kesabaran maka balasan pahala disisi Allah luar biasa.
Al-Auza'iy mengatakan bahwa pahala mereka tidak ditukar ataupun ditimbang melainkan diberikan secara borongan tanpa perhitungan.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa pahala mereka tidak diperhitungkan melainkan ditambah terus-menerus

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Az-Zumar: 10)

Tuesday, 28 April 2020

Puasa itu Menahan Diri

Puasa itu Menahan Diri

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الظَّمَأُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ

Artinya :”Betapa banyak orang yang shaum, tidaklah memperoleh  apa-apa baginya dari shaumnya selain lapar, dan betapa banyak orang yang mendirikan shalat, tidaklah memperoleh apa-apa baginya dari shalatnya kecuali lelah”. (H.R.. Ad-Darimi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Bagi umat Islam datangnya bulan Ramadhan merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Karena dari 12 bulan yang ada, hanya di bulan Ramadhan ini umat Islam bisa mendapatkan pahala yang berlipat. Namun sangat disayangkan jika kita tak mampu meraup keuntungan di bulan suci ini. Justru kerugian yang didapatkan. Lalu apa sebabnya? 

2- Ada perilaku yang membatalkan pahala puasa tapi tidak membatalkan puasanya (Ghibah, Hoax, berdusta, memandang sesuatu dengan syahwat/birahi, sumpah PHP, berkata kotor, dan lain-lain). Yang pastinya diera sekarang ini sadar atau tidak sadar kita sering melakukannya. Eman-eman tho?.

3- Untuk itu, marilah di awal puasa Ramadhan ini, kita perketat penjagaan pribadi kita dari perkataan dan perbuatan dosa, yang hanya akan merusak nilai ibadah puasa.

4- Jika ini bisa kita lakukan, puasa dengan penuh keimanan dan kesadaran, insya-Allah dari ibadah puasa Ramadhan ini dapat menjadikan penghapus dosa-dosa yang lalu dan menjadikan kita orang-orang yang  tagwa. 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Puncak daripada tujuan disyariatkan puasa dan bentuk puasa yang diinginkan oleh Allah ‘azza wa jalla, supaya menjadi orang yang taqwa artinya untuk tidak berbuat maksiyat. Puasa mampu membendung finah syahwat entah itu fitnah syahwat butun atau faroj. Semua kemaksiyatan sumbernya dari syahwat itu. Maka orang berpuasalah tidak bisa meninggal kan maksiyat ia hanya mendapatkan lapar dan dahaga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi insan yang bertakwa” (QS. Al- Baqarah: 183).

Monday, 27 April 2020

Puasa yang Sejati

Puasa yang Sejati

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Barang siapa yang tidak meningalkan perkataan zur (perkataan dusta), mengamalkannya, atau tindakan bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan rasa lapar dan dahaga” (HR. Bukhori no.1903).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Bila makan dan minum, yang hukum asalnya mubah saja diharamkan bagi orang yang sedang berpuasa, apalagi berdusta, ghibah, bersaksi palsu, mengadu domba, dan perbuatan maksiat lainnya, yang hukum asalnya adalah haram. Tentu lebih diharamkan lagi bagi orang yang sedang puasa.

2- Makna zuur pada hadis di atas adalah perkataan dusta. Yang paling parahnya adalah persaksian palsu, yakni persaksian untuk menindas hak orang lain, atau untuk membenarkan yang keliru. Kemudian “mengamalkannya”, maksudnya melakukan tindakan-tindakan runtutan dari perkataan dustanya.

3- Termasuk dalam hal ini, segala macam perbuatan yang menyimpang dari kebenaran; yakni maksiat. Adapun makna tindakan bodoh di sini, adalah bodoh (tidak peduli) terhadap hak sesama. Seperti iri, hasad, menebar kebencian sesama muslim, dll. 

4- Ternyata untuk meraih kesempurnaan puasa, tidak cukup hanya dengan meninggalkan makan dan minum saja. Namun harus ada perjuangan meningalkan perbuatan sia-sia dan maksiat. Yang mana hal-hal tersebut akan merusak pahala puasa.

5- Bila puasa sekedar menahan lapar dan dahaga saja, semua orang bisa melakukannya. Tidak yang awam, tidak yang sudah tau agama. Bahkan orang-orang non muslim pun mampu. Namun, puasa lahir dan batin; yakni puasa dari makan minum, dan juga dari perbuatan-perbuatan maksiat yang dapat menodai kesucian hati dan merusak pahala puasa, tak semua orang dapat melakukan. Kecuali mereka yang dirahmati Allah ‘azza wa jalla.

6- Disinilah saudaraku, peluang untuk berlomba-lomba dalam meraih kualitas puasa terbaik. Semakin maksimal seorang hamba meninggalkan perbuatan maksiat saat puasa, semakin baik kualitas puasanya, dan tentu semakin sempurna pahalanya

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Puncak daripada tujuan disyariatkan puasa dan bentuk puasa yang diinginkan oleh Allah ‘azza wa jalla dalam firmanNya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi insan yang bertakwa” (QS. Al- Baqarah: 183).

Sunday, 26 April 2020

Renungan tentang Nasehat

Renungan tentang Nasehat

: ۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

❝Terimalah nasihat dan peringatan dari saudaramu yang beriman, dan janganlah kamu menentangnya, kerana ia melihat terhadap apa yang tidak dapat engkau lihat di dalam dirimu sendiri.❞

[Imam Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani قدس الله سره]

```"Nasehat itu mudah, permasalahannya hanya dalam penerimaan nasihat itu sendiri, karena nasehat terkadang terasa amat pahit bagi mereka pengikut hawa nafsu."```

Al-Imam Al-Ghazali
Bila kita dinasihati, bukalah pintu hati, dan masukkanlah nasihat dalam hati. Kemudian, ubahlah diri.

Hakikatnya, nasihat itu tanda kasih Allah pada kita. DIA yang ingin kita berubah. 

Teguran Itu Datang Dari Allah Dan Didatangkan Melalui Manusia. MANUSIA hanya perantaraan saja.

Semoga bermanfaat. 

Saturday, 25 April 2020

Orang yang Berpuasa Dengan Benar

Orang yang Berpuasa Dengan Benar

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Ghurairota radhiyallahu anhu berkata, berkata rasulullah shallallahu alaihi wasallam :
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. 

2- Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).
Yang dimaksud ihtisab adalah terkait niat yaitu berpuasa dengan niat untuk mengharap balasan baik dari Allah. Jika seseorang berniat demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika menjalani puasa.

3- Hadits yang kita kaji di atas menunjukkan itulah orang yang berpuasa dengan benar. Benarnya puasanya jika didasari atas iman dan puasa tersebut dilakukan ikhlas karena Allah, mengharap pahala-Nya, mengagungkan syari’at-Nya, bukan melakukannya atas dasar riya’, cari pujian atau hanya sekedar mengikuti kebiasaan orang sekitar.

4- Kalau seseorang mendasari puasanya karena dasar iman, mengharap pahala dan ridho, maka tentu hatinya semakin tenang, lapang dan bahagia. Ia pun akan bersyukur atas nikmat puasa Ramadhan yang ia dapati tahun ini. Hatinya tentu tidak merasa berat dan susah ketika menjalani puasa. Sehingga ia pun terlihat berhati ceria dan berakhlak yang baik. 

5- Hadits yang kita kaji kali ini sekaligus menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan. Siapa saja yang berpuasa kala itu, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni, walaupun banyak seperti buih di lautan.
6- Hadits di atas juga menunjukkan bolehnya kita mengharap pahala atau balasan dari Allah ketika menjalani suatu ibadah, itu tidak mengapa. Dan itulah yang disebut ikhlas.

Tema hadist yang berkaitan Al qur'an :

1-  Allah Azza wa Jalla menjadikan puasa (di Bulan Ramadhan) merupakan rukun keempat di antara Rukun Islam. 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْه سورة البقرة: 

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”.(SQ. Al-Baqarah: 185)

2- Bahwa sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi mereka diantaranya orang yang berpuasa ampunan dari-Nya atas semua dosa mereka dan juga pahala yang besar, yaitu surga.

أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka. (Al-Ahzab: 35)

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan1441H. 
Semoga puasa yang kita amalkan tidak hanya sebagaimana lazimnya ibadah yang kita amalkan tanpa nilai dan faidah tapi bismillah harus menjadi ibadah yang bernilai ber faizah, berkwalitas dan benar-benar menjadikan kita semuanya menjadi orang yang bertaqwa, aamiin

Friday, 24 April 2020

Berguguran nya Dosa Ketika Sujud dan Rukuk Waktu shalat


Berguguran nya Dosa Ketika Sujud dan Rukuk  Waktu shalat

عن عبدالله بن عمر رضي اللَّه عنهما قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
"إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أُتِيَ بِذُنُوبِهِ فَوَضَعَتْ عَلَى رَأْسِهِ أَوْ عَاتِقِهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تساقطت عنه
Dari Abdullah bin  Umar radhiyallahu anhuma berkata, berkata rasulullah shallallahu alahi wasallam :
“Sesungguhnya, tatkala seorang hamba berdiri shalat, didatangkanlah seluruh dosanya, kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua bahunya, maka ketika ia (dalam posisi) ruku’ dan sujud, dosa-dosa tersebut berguguran.” [HR. Ibnu Hibban no.1734, Thabrani dalam al Ausath 7314, al Mawarzi dalam ash Shalat 294, al Baghawi 656. Syaikh al Albani rahimahullah dalam ash Shahihah 1398, mengatakan: "وهذا إسناد صحيح رجاله كلهم ثقات" dan ini merupakan sanad yang shahih, seluruh perawinya dapat dipercaya"].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Wahai kalian yang tergesa-gesa dalam ruku' dan sujudnya!!
2- Perpanjang ruku' dan sujudlah semampumu!!!
3- Agar dosa-dosamu berguguran, dan jangan sia-siakan kesempatan emas ini!
4- Mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, dan memudahkan kita semua mendapatkan sebab-sebab pengampunan dosa-dosa kita

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Perentah untuk rukuk dan sujud didalam shalat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kalian, sujudlah kalian, sembahlah Tuhan kalian dan perbuatlah kebajikan, supaya kalian mendapat kemenangan. [Al Hajj:77]

Thursday, 23 April 2020

Menghadapi Masa Sulit

Menghadapi Masa Sulit

Diakui banyak orang mengalami depresi, stress atau setidaknya menjalani beban berat saat masa-masa sulit itu ada. Mereka bukan karena tidak beriman atau lepas agamanya. Tetapi karena kondisi yang harus dihadapi. Boleh jadi itu bukan karena ulahnya tapi harus mengalaminya.

Kisah Nabi Ayub dalam keadaan sakit yang semakin parah, belum ketemu obatnya, dijauhkan dari umatnya, bahkan ditinggal istrinya dannkekuarganya bertahun merasa derita. Ayub teguh dalam keyakinannya, tetap syukur atas nikmat-Nya. Ya'qub begitu merasa sedih banget melepas Yusuf hingga mata membuta. Masa-masa sulit Ibunda Musa mwnghadapi kebijaka pemerintah Fi'aun sesaat setelah melahirkan Musa, hingga harus mengambil keputusan menghayutkan Musa ke sungai.

Maryam yang dikaruniai anak Isa merasakan kesedihan yang memberat saat dalam perjalanannya mengandung, dihujani cacian dan hinaan bertubi-tubi dari orang-orang yang menggapnya telah melakukan kehinaan hingga akhirnya memutuskan mengasingkan diri. Apalagi kisah Nabi Muhammad SAW, yang penuh luka, derita, diboikot, pengorbanan, perang, dihina dikejar untuk dibunuh, meskipun begitu kita tidak pernah mendengar beliau mengeluh.  Sebegitu menderitanya Nabi dan oara sahabat hingga mereka sangat berharao pertolongan Allah tergambar jelas dalam firman-Nya;

Mereka menderita oleh kesengsaraan dan kesulitan dan mereka begitu tersentak sehingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berseru: “Bilakah akan pertolongan Allah?” 
(Q.S. Al Baqarah 2: 214)

Lalu kebodohan kita dengan culas bergumam "itukan Nabi". Selesailah episode akal sehat kita, buntu menghadapi situasi semakin sulit. Ayo kita melakukan resolusi mental yang benar sebagai orang yang hidup beriman. 

Pertama, yakinilah Allah memberikan kesulitan untuk menjadikan kita lebih kuat. Ingat setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Musibah dihadirkan mengingatkan kita semua agar kembali ke jalan yang benar. Meski kita tengah kepayahan, seperti berada dalam fese terendah dalam hidup kita, tidak semestinya kita berhenti dan menyesali diri, justru kita harus menjadi lebih kuat, lebih optimis, dan tidak berhenti berusaha membantu orang lain yang lebih membutuhkan dari apa yang kita punya. Jadi beralihlah ke Allah dan meminta bantuan dan dukungan-Nya merupakan tindakan yang sangat penting yang harus kita lakukan selama masa sulit.

Kedua, mari bermuhasabah diri. Sadar ataa kesalahan diri, istighfar dan bertaubatlah. Masa-masa sulit yang kita alamai ini mungkin merupakan peringatan dari Allah bahwa kita melakukan sesuatu yang salah. Mungkin karena dosa dan kesalahan kita:  "Apapun kemalangan menimpa Anda adalah konsekuensi dari perbuatan Anda sendiri …"
(Q.S. Ash-Shura 42: 30).

Pandaikan diri untuk mengambil pelajaran penting dari kesalahan yang pernah kita lakukan, untuk kemudian dijadikan langkah yang lebih baik untuk masa depan. Seperti yang dilakukan oleh Malek Ibn Deenar, salah satu ulama besar Islam, berubah dari seorang pecandu alkohol menjadi orang hebat yang pernah kita kenal karena kematian putrinya yang berusia dua tahun.

Ketiga, kuatkan detak oprimis dalam hati, pikiran dan langkah kita. Apa yang dilakukan Nabi saat menghadapi kesulitan? Imam Bukhari meriwayatkan; “Demi Allah, Allah akan menyempurnakan hal ini sampai pengembara dapat melakukan perjalanan dari Sana’a ke Hadhramaut tidak takut kepada siapapun kecuali Allah dan serigala yang bisa memakan dombanya”, Nabi mengatakan kepada Khabbab saat dia mengeluh kepadanya tentang betapa parahnya  penyiksaan yang dia dan orang-orang Muslim lainnya di Makkah dapatkan. (Al-Bukhari)

Pengharapan besar selalu disandarkan Nabi kepada Allah, dan keyakinan bahwa akan ada kemudahan setelah mengalami kesulitan, yang membuat mereka terus berjalan. Dan terus bergerak.

Keempat, membangun lebih kuat lagi spritiualitas sabar dan sholat. Mungkin selama ini kehidupan kita kurang sabar dalam menjalaninya. Sabarlah dalam menghadapi setiap masa-masa sulit. Mungkjn juga sholat kita belum benar seperti yang Allah inginkan. Maka jadikan pula sholat sebagai penolong hidupmu.

Allah SWT berfirman:  “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu '. ”
(QS Al-Baqarah: 45)

Karena sholat sebagai media yang sngat efektif untuk mencurhatkan dirinya kepa Allah swt. 
Seperti dituturkan Hudzaifah al-Yamani : "Adalah Rasulullah saw. jika mengalami sebuah perkara yang dirasakan menyulitkan, maka bersegeralah ia menjalankan shalat."
(HR. Ahmad dan Abu Dawud) .

Kelima, ringankan beban orang lain. Salah satu tindakan taktis dan mujarab adalah bersedekah. Bersedekah seawal mungkin, sebelum kita memulai urusan tersebut. 

karena melalui sedekah ikhlas karwna Allah, Allah akan segera menuntaskan segala urusan, menundukkan segala bala ', memudahkan segala yang sulit, mengurai semua kerumitan, menghasilkan segala sesuatu dan menciptakan semua harapan.

“Orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa dan membenarkan keberadaan pahala yang terbaik (syurga). Maka Kami kelak akan siapkan jalan yang mudah. ​​”
(QS Al-Lail: 5-7) .

Mari kita berjuang bersama menghadapi masa-masa sulit, untuk saling membantu, bersatu padu bergadengtangan dan kumandangkan do'a disetiap saat kepada-Nya.

Keenam, jangan tinggalkan tilawatul quran. Rajin dan tidak meninggalkan baa Al qur'an sebagai bukti cinta kita oada Al qur'an sekaligus pada Allah swt, sehingga kita tergolong Ahlu Allah. Deket dengan Allah pasti Allah akan memperhatikan kita dan menolong kita. 

Semoga Allah memudahkan urusan kita semua. Hasbunallah nikmal maula wanikmal wakil, nikmal maula wanikman nashir. Aamiin.

Takutlah Do'a Orang yang Didholimi

Takutlah Do'a Orang yang Didholimi

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَشَكِّ فِيْهِنَّ : دَعْوَةُاْلوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Dari Abu Ghurairota rodhiallohu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallama bersabda:
“Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala -yang tidak diragukan tentang do’a ini-, yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anaknya yang kedua do’a orang yang musafir -yang sedang dalam perjalanan-, yang ketiga do’a orang yang dizhalimi” [Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabaul Mufrad, Abu Dawud, dan Tirmidzi] 

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1- Orang yang berdoa dalam keadaan didholimi : Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkan doa jeleknya kepada orang yang telah mendholiminya. Begitu juga Allah mengabulkan doanya bagi orang yang telah membantunya dalam menghilangkan kedholiman terhadapnya.

2- Maka oleh kerana itu... Wahai orang2 yang zallim...Takutlah kamu kepada azab Allah dan ancaman yang keras dari Allah dan Rasul...azab yang pedih menanti kamu di dunia lagi...
Hentikanlah kezaliman kamu!!!

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Orang-orang zalim langsung tidak gentar dengan hukuman dari Allah.. Langsung tidak peduli dengan ancaman Allah dan Rasul... Mereka sanggup berbohong, mengherdik dan memfitnah demi memenuhi impian mereka yang terang-terang bertentangan dengan hukum Allah!!
Wahai orang-orang zalim... insaflah.. hentikanlah kezaliman kamu..!!
Ingatlah!!

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

" Allah tidak suka seseorang mengatakan sesuatu yang buruk kepada seseorang dengan terang-terangan melainkan orang yang dizalimi maka dia boleh menceritakan kezaliman tersebut ; dan Allah itu maha mendengar dan maha mengetahui." ( An-Nisa :148)

Tuesday, 21 April 2020

4 Persiapan Menyambut bulan Ramadhan

4 Persiapan Menyambut bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh mayoritas umat Islam, karena di bulan itu banyak keistemewaan dan keberkahannya. Untuk menyambut bulan Ramadhan maka perlu persiapan-persiapan, di antaranya adalah :

1. Mempertebal keimanan
Tidak sedikit umat Islam dengan kedatangan bulan Ramadhan ini bersedih hati, risau, karena sebagian aktifitasnya terganggu. Oleh karena itu perlu mempertebal dan memupuk keimanannya. Karena yang dipanggil untuk mengerjakan puasa ini hanyalah orang yang beriman kepada Allah, sebagai mana disebutkan dalam Al-Qur'an :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَآ كُتِبَ عَلٰى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S. 2 Al Baqarah 183)

2. Menambah pengetahuan tentang ilmu puasa
Supaya puasanya sah, maka perlu mengetahui ilmu tentang puasa, syarat, rukun, yang membatalkan dan sunnah-sunnah puasa. Dan tidak sedikit di antara umat Islam yang puasanya hanya mendapat lapar dan dahaga saja meskipun puasanya sah, artinya tidak mendapat pahala puasa.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menukilkan hadits :

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ اْلجُوْعُ وَاْلعَطَسُ أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهُ مِنْ حَدِيْثٍ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
Nabi saw bersabda : Banyak sekali orang-orang yang berpuasa namun dia tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga. Hadits dikeluarkan An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari hadits Abu Hurairah (Kitab Ihya Ulumuddin, Juz I, halaman 456)

عَنْ أَنَسْ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ خَمْسُ يُفْطِرْنَ الصَّائِمِ اَلْكَذِبُ وَاْلغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَاْليَمِيْنُ الْكاَذِبَةُ وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ
Dari Anas, dari Rasulullah saw bahwasanya beliau bersabda : Lima perkara yang membatalkan (pahala) orang yang puasa, yaitu :  Bohong, ghibah, adu domba, bersumpah palsu, memandang penuh syahwat. (Kitab Ihya Ulumuddin, Juz I, halaman 234)

3. Menjaga kesehatan dan stamina fisik.
Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat pada bulan Ramadhan sangat penting. Mengingat kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik dan penuh semangat. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya sangat terganggu dan tidak semangat. Oleh karena itu perlu penambahan vitamin atau obat tertentu serta makanan-makanan yang banyak mengandung gizi supaya badan tetap sehat dan selalu segar

4. Persiapan finansial atau materi
Kemudian yang harus diperhatikan dalam menyambut bulan Ramadhan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi finansial/materi yang diperuntukkan untuk menopang ibadah sedekah dan infak yang sangat dianjurkan dalam bulan itu.

Monday, 20 April 2020

Dua Macam Rezeki

Dua Macam Rezeki

Sahabat,  Allah subhanahu wa ta'ala telah menjamin Rezeki untuk seluruh Mahluk-Nya, lalu Bagaimana bentuk rezeki tersebut?

Rezeki itu ada dua macam yaitu rezeki pada badan dan rezeki pada hati.

Rezeki pada badan yaitu rezeki yang diberikan pada hewan, manusia, jin dengan ketentuan dari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”
(QS. Huud: 6)

Rezeki pada hati yaitu rezeki berupa tauhid dan iman yang Allah berikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Rezeki semacam ini yang dibawa oleh para nabi dan rasul serta para da’i ilallah. Rezeki ini yang Allah berikan kepada yang berhak mendapatkannya dan yang mau bersyukur. Allah memberikan rezeki tersebut pada siapa yang berusaha mencari sebab-sebabnya. Itulah Maha Hakim dan Maha Mengetahuinya Allah. Dalam ayat disebutkan,

قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (73) يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (74)

“Katakanlah: “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”; Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS. Ali Imran: 73-74)

Ketahuilah bahwa karunia, nikmat dan rezeki dari Allah itu begitu besar yang tak mungkin dihitung. Allah Ta’ala berfirman,

وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
(QS. Ibrahim: 34)
 
Nikmat diin (agama) ini Tentu Jauh lebih besar karena nikmat tersebut adalah poros keberuntungan dan kebahagiaan yang kekal abadi, dibandingkan dengan nikmat kesehatan badan dan keluasan rezeki, begitu pula lebih besar dari nikmat dunia lainnya.

Jadi, Sahabat.. jangan yang selalu diharap adalah rezeki pada badan saja. Yang terpenting adalah rezeki pada hati, itu yang mesti selalu dipinta setiap waktu. 

Semoga Allah terus memberikan iman dan takwa pada kita. Aamiin. 

Sunday, 19 April 2020

Ramadhan 4 hari lagi

Ramadhan 4 hari lagi
Apa kabar Sahabat Sukses...?

Semoga kita semua lancar rejekinya dan berkah hidupnya, sehat wal'afiat terhindar dri segala Musibah bencana dan wabah penyakit...
Aamiiinnnn yaa mujiibasaa'ilin. 

Alhamdulillah sebentar lagi kita memasuki bulan suci Ramadhan. 

Semoga kita semua bisa menjalankan ibadah puasa tahun ini dgn penuh ketenangan & kekhusu'an.. Aamiiinnn

Tiga Doa Jibril yang Diamini Rasullullah

Tiga Doa Jibril yang Diamini Rasullullah


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قال، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَقِيَ الْمِنْبَرَ، فَقَالَ: ” آمِينَ، آمِينَ، آمِينَ“، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا؟ ! فَقَالَ: ” قَالَ لِي جِبْرِيلُ: أَرْغَمَ اللَّهُ أَنْفَ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ دَخَلَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ.ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا لَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ .ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ، ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ “

Dari Abu Ghurairota rodhiAllahu anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati romadhon tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin. 
(H.R Ibnu Hibban didalam kitab shahihnya 3:188).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Beliau mendoakan keburukan untuk orang yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan. Bisa jadi karena selama ramadhan, dia masih rajin bermaksiat, sehingga puasa yang dia jalankan tidak membuahkan ampunan dosa.

2- Seorang yang diberikan kesempatan oleh Allah, menjumpai kedua orang tua yang masih hidup tidak bisa digunakan untuk berbakti orang yang sangat rugi karena surga berada dirumahnya.

3- Bersholawat kepada nabi perentah Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan sangat banyak Keutamaannya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Puasa bisa menghapus dosa

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya orang-orang lelaki yang Islam serta orang-orang perempuan yang Islam, dan orang-orang lelaki yang beriman serta orang-orang perempuan yang beriman, dan orang-orang lelaki yang taat serta orang-orang perempuan yang taat, dan orang-orang lelaki yang benar serta orang-orang perempuan yang benar, dan orang-orang lelaki yang sabar serta orang-orang perempuan yang sabar, dan orang-orang lelaki yang merendah diri (kepada Allah) serta orang-orang perempuan yang merendah diri (kepada Allah), dan orang-orang lelaki yang bersedekah serta orang-orang perempuan yang bersedekah, dan orang-orang lelaki yang berpuasa serta orang-orang perempuan yang berpuasa, dan orang-orang lelaki yang memelihara kehormatannya serta orang-orang perempuan yang memelihara kehormatannya, dan orang-orang lelaki yang menyebut nama Allah banyak-banyak serta orang-orang perempuan yang menyebut nama Allah banyak-banyak, Allah telah menyediakan bagi mereka semuanya keampunan dan pahala yang besar.
[Surat Al-Ahzab 35]

2- Di dalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua. 

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Al-Isra: 23)

3- Perentah bersholawat kepada nabi

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا 

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. [Al-Ahzab:56].

Saturday, 18 April 2020

Ramadhan sebentar lagi

Ramadhan sebentar lagi.... 


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. (QS Al-Baqarah [2]: 183)_

Jangan khawatir dengan rezeki kita


Jangan khawatir dengan rezeki kita

 "Saudaraku mari kita buka hari ini dengan Do'a"

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

"Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa"

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah) 

Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rohimahullah berkata,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu, jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu". 

"Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang". 

"Jika Allah dengan hikmah-Nya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Allah pasti dengan rahmat-Nya membuka kan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu".

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya dua jalan rezeki yang lain yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka empat jalan rezeki lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya yaitu dua makanan dan dua minuman. 

Dua makanan dari hewan dan tumbuhan, dan dua minuman dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, namun Allah Ta’ala membuka baginya jika dia hamba yang beruntung delapan jalan rezeki itulah pintu pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Syarat Diterimanya Do'a

Syarat Diterimanya Do'a Kita

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً  وَقاَلَ تَعَالَى :  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ  ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.

2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.

3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.

4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.

5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.

6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.

7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.

8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.

9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.

10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.

Tema hadits dan ayat yang terkait :

1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
[Surat Al-Qasas : 77]

2. Mengkonsumsi yang halal : 

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
[Surat Al-Maeda : 88]

3. Meratap dalam berdoa : 

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
[Surat Maryam : 3]

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
[Surat As-Sajda : 16]